Title : Chocolate Love
Author : Sunnie
Ratting : PG
Genre : Romance,Friendship,Family,Angst,sad
Main Cast :
- Jessica or park hyo jin
- yamata kazuto or lee donghae
- cho kyuhyun
LANGIT mulai gelap, angin malam bertiup kencang, seorang gadis bermata coklat muda, berambut panjang dengan warna yang senada bersandar pada headboard tempat tidur, tangan kanannya menggenggam sebuah novel yang bertuliskan “pilihan” pada bagian depannya,
Beberapa menit yang lalu, ia baru saja menyelesaikan membaca novel tersebut, sebuah novel yang menceritakan
seorang gadis bernama Sulli yang tak pernah percaya dengan adanya “cinta pertama”,hari harinya sungguhlah kelam setiap kali mendengar kata “cinta pertama” ia selalu tertawa karena ia percaya bahwa CINTA itu hanya membuat seseorang yang baik menjadi jahat, persahabatan menjadi permusuhan, kebahagiaan menjadi kesedihan,
ia bersumpah “aku tidak akan pernah menginginkan yang namanya cinta pertama bahkan aku lebih memilih mengutuk nama itu daripada menginginkannya agar nama itu tak akan pernah bisa hadir dalam hidupku”
tapi apa daya, tidak ada yang pernah tahu rencana tuhan, cinta pertama yang ia benci kini ia rasakan bersama seorang laki laki bernama Minho.
Pertemuan yang tak terduga antara Sulli dan Minho, membuat mereka harus merasakan “cinta pertama” untuk keduanya,
gadis itu mulai menikmati indahnya cinta, ketidak pedulian mulai tumbuh dihatinya, ia sudah tidak peduli dengan semua hal, kecuali “cinta pertama”nya saat ini
Disaat ia mulai merasakan hadirnya sebuah cinta, disaat ia sudah mengerti arti dari sumpahnya sendiri, cinta itu pergi, pergi meninggalkannya, pergi untuk selamanya, meninggalkannya seorang diri, hanya karena sebuah kecelakaan
Satu yang ia yakini sekaligus ia rasakan “sebuah pertemuan yang tak terduga harus berakhir dengan hal yang tak terduga pula”
Keputusasaan mulai tumbuh dalam hatinya, rasa sakit yang selama ini ia tahan semakin hari semakin menjadi, ketidak kuatan menahan semua penderitaannya selama ini membuatnya putus asa, dan keputusasaan itu membawanya pada pilihan terakhir yaitu meninggalkan dunia ini, meskipun terdapat beribu ribu pilihan namun hanya satu pilihan yang terbesit dalam otaknya yaitu “PERGI DARI DUNIA”
Namun itu hanyalah sebuah pilihan
Tersenyum pada dunia itulah yang ia lakukan, meskipun kesedihan masih tersirat dalam hatinya,
3 tahun sudah ia bertahan tanpa sebuah cinta pertama, meskipun harinya penuh kegelapan tapi ia terus menjalankan harinya seperi biasa, layaknya seorang gadis biasa, ia hanya terus percaya akan keyakinannya karena hanya itulah yang dapat ia lakukan dalam kehidupan yang singkat ini
Pilihannya bersama Minho mungkin bukanlah suatu pilihan yang tepat
END
Pesan : Jika kau terjebak dalam sebuah pilihan, pilihlah dengan hatimu, karena hati berkata jujur, dan yakinlah pada dirimu sendiri, karena sesungguhnya disitulah kekuatanmu
“jika aku dapat menyimpulkan, sulli adalah seorang gadis yang tak pernah percaya akan adanya cinta pertama, kebenciannya pada cinta pertama membuatnya harus bersumpah, tapi justru sumpahnya sendiri membawanya merasakan yang namanya cinta pertama, namun sayang cinta pertama itu pergi disaat ia mulai merasakan hadirnya sebuah cinta disekitarnya. Sulli juga merupakan gadis yang kuat, dia tetap bertahan selama 3 tahun, meskipun hari harinya sangatlah kelam, tapi ia tetaplah kuat menahan penderitaannya tanpa seorang minho disisinya” Jessica mengingat kembali isi dari novel yang ia baca, ia mulai menyimpulkan isi dari novel tersebut yang bisa ia tangkap maksudnya, meskipun ada beberapa yang tidak bisa ia artikan maksudnya
Itulah yang dapat ia simpulkan, namun berbagai macam pertanyaan mulai berputar putar dalam otaknya, ‘kenapa judulnya pilihan?’ ‘apa maksud dari kalimat Memilihlah dengan hatimu, karena hati berkata jujur’ ‘bukannya kalimat itu bertentangan dengan cerita?’
KEBINGUNGAN, itulah yang dirasakan oleh Jessica,
Kakinya terangkat untuk melangkah, dan langkahnya terhenti pada sebuah jendela persegi panjang,
tangannya yang tadi menggenggam sebuah novel kini ia letakkan novel tersebut pada meja kecil yang berada tepat dismpingnya
tanpa sadar ia tersenyum melihat kota seoul dari balik jendela, tangannya terarah untuk membuka kaca jendela, matanya terpejam, menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahnya dan menerbangkan beberapa helai rambutnya, bagaikan seperti terbang
matanya yang terpejam mulai terbuka, ia mendongakkan kepalanya, tatapannya menatap takjub langit berbintang yang menghiasi kota seoul
pandangannya mulai turun menatap kota seoul pada malam hari, bagaikan taman bunga mungkin itulah yang bisa menggambarkan kota seoul saat ini
hembusan angin, langit berbintang, kota seoul, membuatnya serasa terbang di tengah taman bunga yang indah
namun tiba tiba…
tangannya meremas erat kaos yang ia kenakan, entah apa yang terjadi tapi ia benar benar merasa sesuatu diperutnya berontak meminta diisi
ingatannya mulai kembali, sejak siang tadi perutnya memang belum diisi oleh apapun,
Jessica mengambil jaket, kaca mata hitam dan kunci mobilnya yang tergeletak di sofa ruang tamu seperti tak terawat.
***
Seorang laki laki berjalan di tengah keramaian kota pada malam hari, kedua tangannya menggenggam erat sebuah camera, pandangannya tertuju pada camera tersebut, melihat lihat hasil foto yang ia hasilkan,
Kedua tangannya mulai terangkat, mengarahkan camera yang ia genggam tepat di kedua matanya, seolah siap untuk mengambil foto kembali
Pandangannya tak sengaja tertuju pada seorang gadis cafe yang sedang melayani pelanggan, entah apa yang ia lakukan, namun kedua tangannya bergerak untuk memotret gadis tersebut
Kakinya terangkat untuk melangkah, sehingga langkahnya terhenti tepat pada pintu café tersebut, entah apa yang sedang ia lakukan, ia hanya mengikuti instingnya
Tangannya terarah untuk membuka pintu café, sehingga kakinya reflek melangkah untuk masuk kedalam café, sejenak ia menatap sekeliling café dari depan pintu masuk, pandangannya seolah mencari sesuatu
Tanpa disengaja pandangannya terarah pada bangku kosong tepat disamping jendela, langkahnya terarah pada bangku tersebut, dari sini ia bisa melihat ramainya kota seoul yang entah berapa lama ia tinggalkan
Terlarut dalam kenyamanan itulah yang ia dialami Yamata Kazuto,
“ ada yang bisa saya bantu tuan?” Tanya salah satu pelayan, NIHIL tidak ada jawaban sama sekali, merasa diabaikan pelayan itu mengulangi pertanyaanya
“ permisi tuan, ada yang bisa saya bantu?” Tanya pelayan itu sekali lagi, namun tetap saja NIHIL tidak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut pria itu,
Pelayan itu mulai sedikit kesal, dengan nada yang sedikit membentak ia mengulangi pertanyaannya sekali lagi
“ tuan, adakah yang bisa saya bantu?” Tanya pelayan itu dengan sedikit membentak,
Yamata Kazuto mulai kembali kealam bawah sadarnya, ia baru tersadar jika ada seorang pelayan yang berada di sampingnya
“oh maaf, tadi…apa yang kau katakan? “ Tanya Kazuto dengan hati hati, ia takut jika pelayan yang ada disampingnya tersinggung
“ ada yang bisa saya bantu, maksudnya ada yang ingin anda pesankan?” Tanya pelayan itu dengan nada yang mulai melembut
“ capucino, aku hanya pesan capucino” jawab Kazuto tanpa pikit panjang, karena ia sendiripun bingung kenapa ia justru masuk ke café ini?
“ tunggu sebentar, kami akan mengantarkannya sebentar lagi”kata pelayaan itu setelah itu berlalu meninggalkan Kazuto
Sebelum pelayan itu pergi, tanpa disengaja pandangan Kazuto terarah pada benda persegi panjang yang melekat pada baju pelayan tersebut, ditengah tengah benda itu tercetak sebuah tulisan “Jessica” benar, nama pelayan tersebut adalah Jessica,
Kazuto tidak lagi menatap keramaian kota seoul melainkan seorang gadis pelayan yang bernama Jessica, ia sendiri juga tidak tahu apa yang ia lakukan, tapi sepertinya ia mulai tertarik pada gadis tersebut,
Kazuto terus mengamati gadis tersebut dari tenpatnya berada sekrang, mulai dari melayani pelanggan, mengantarkan peasanan dan bercanda tawa dengan kasir, mengamati Jessica adalah hal baru yang entah mengapa membuatnnya merasa nyaman, membuatnya semakin penasaran akan kehidupan gadis tersebut
***
Jessica mengemudikan mobilnya dengan kencang, bagaikan membelah jalanan seoul menjadi dua, ia sendiri juga tidak tahu kemana ia harus pergi, karena saat ini perut benar benar berontak untuk minta diisi
Hanya satu tempat yang terbesit dalam otaknya,
Tanpa berfikir dua kali, Jessica langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diluar kendali,
15 menit lamanya ia mengemudikan mobilnya, sekrang ia sudah berada di jalanan seoul yang cukup ramai,
Tangan kirinya terarah untuk mengambil jaket di jok belakang dan sebuah kaca mata sebagai pelengkap penyamarannya, rambutnya yang tergurai ia ikat ke atas dan ia tutup dengan topi
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar