Title : Because You’re My Sunsine
Author : Heena Park
Ratting : PG
Genre : Masih dipertanyakan
Lenght : Multichapter
Main Cast :
-Lee Hyukjae
-Selena Mackenzie
-Other
-Lee Hyukjae
-Selena Mackenzie
-Other
Backsong :
-FIX *Please Don’t Say*
-Lee Seung Gi *Losing My Mind*
-TIM *Why Are Not*
==>
==>
LANGIT kota Seoul terlihat cerah tak berawan,seorang lelaki duduk termenung di samping makam seseorang,beberapa kali jarinya mengusap air mata yang jatuh di pipinya.Ia menarik nafas perlahan dan menghembuskannya,dengan pelan ia berdiri dan berjalan menjauh meninggalkan makam itu dengan wajah sedih,tersirat perasaan sangat kehilangan di matanya yang bening dan sarat akan cinta.
Tiba-tiba tangannya merogoh saku celananya dan mengambil ponsel miliknya dan meletakkannya di telinga “Yeoboseo nuna” Ucapnya “Tidak…baiklah aku akan segera ke sana” . Lelaki itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku dan melanjutkan perjalanannya.
=======================|||||||||||==========================
“Hyuk ~” Seorang perempuan melambaikan tangannya kepada Eunhyuk yang baru saja tiba di restaurant bergaya Prancis tersebut,Eunhyuk melebarkan senyumnya dan menghampiri gadis bernama Lee Hyun Min yang tidak lain dan tidak bukan adalah kakaknya.
“Duduklah” Ujar Lee Hyun Min.Eunhyuk menurutinya dan duduk “Jadi ada apa nuna menelfonku tadi?” Eunhyuk memandang lekat-lekat kakaknya.
“Hyuk ~” Seorang perempuan melambaikan tangannya kepada Eunhyuk yang baru saja tiba di restaurant bergaya Prancis tersebut,Eunhyuk melebarkan senyumnya dan menghampiri gadis bernama Lee Hyun Min yang tidak lain dan tidak bukan adalah kakaknya.
“Duduklah” Ujar Lee Hyun Min.Eunhyuk menurutinya dan duduk “Jadi ada apa nuna menelfonku tadi?” Eunhyuk memandang lekat-lekat kakaknya.
Lee Hyun Min tertawa “Apakah harus ada hal penting jika aku menelfon dan menyuruhmu ke sini? Nuna hanya ingin mengobrol denganmu Lee Hyukjae”
“Mmmm?” Eunhyuk memiringkan kepalanya,dengan cepat Lee Hyun Min merogoh tas lengannya dan memberikan sesuatu kepada Eunhyuk “Baiklah..baiklah…ini untukmu” Ujarnya
“Apa ini?”
“Hanya tiket untuk menonton film” Jawab Lee Hyun Min , Eunhyuk menggeleng dan hampir saja mengembalikan tiket tersebut,tapi sepertinya Lee Hyun Min mengerti dan segera berkata “Film ini masih 2 minggu lagi,aku memesan tiketnya secara khusus,jadi kau masih memiliki waktu untuk mencari seseorang yang mau menemanimu menontonnya” Ujarnya cepat
Lelaki itu menyandarkan tubuhnya dan termenung “Tapi…”
“Ayolah Hyuk,sudah 5 tahun Aiko1 pergi,bangkitlah Hyuk…Ia juga pasti akan sedih jika tahu kau seperti ini” Gumam Lee Hyun Min
“Tapi aku tidak bisa melupakannya nuna,aku terlalu mencintainya”
Lee Hyun Min berdiri dan menepuk pelan pundak Eunhyuk “Aku tidak menyuruh kau melupakannya..aku hanya ingin kau kembali seperti dulu..aku tidak ingin kau terpuruk terlalu lama…aku tahu bahwa kau sangat mencintai gadis itu,bahkan aku sekarangpun juga masih sedih karena kepergiannya..tapi hidup harus terus berjalan , kau tidak boleh terus seperti ini”
Lelaki itu terdiam,ia memandangi tiket yang di genggam oleh tangannya dan menghela napas “Aku tahu..”
“Baiklah,kalau begitu bangunlah dan carilah teman kencan barumu..hei jangan melotot seperti itu,maksud nuna teman dekat perempuan…”
=======================|||||||||||==========================
Ia melangkah melintasi trotoar dan berbelok di salah satu jalan yang tidak terlalu besar itu,matanya menatap lurus tiket di tangannya sambil berharap bahwa Aiko masih hidup dan ia bisa mengajak gadis ceroboh itu bersamanya,pasti menyenangkan sekali.
Ia melangkah melintasi trotoar dan berbelok di salah satu jalan yang tidak terlalu besar itu,matanya menatap lurus tiket di tangannya sambil berharap bahwa Aiko masih hidup dan ia bisa mengajak gadis ceroboh itu bersamanya,pasti menyenangkan sekali.
Ia berhenti di sebuah apartement kecil yang memang sudah ditempatinya sejak 5 tahun lalu itu,dan di sinilah tempat ia pertama kali bertemu dengan sang pujaan hati yang hingga sekarang masih terbayang-bayang dalam fikirannya walaupun ia telah pergi ke alam yang berbeda.
Ia naiki tangga dan berjalan melintasi apartment Aiko yang terlihat terbuka,apakah Arissa (kakak Aiko) sedang berada di sana? Tapi sudah sejak 3 tahun lalu Arissa memilih untuk meninggalkan Seoul dan kembali ke Jepang bersama keluarganya,dan apakah sekarang ia kembali? Entahlah–
“Hyuk…kau sudah tiba?” Sebuah suara mengagetkan Eunhyuk,ia menoleh dan mendapati neneknya sedang berdiri di ambang pintu “Nenek…”
“Ayo masuk,apa yang kau lakukan di sana?” Gumam neneknya lalu memberi jalan untuk Eunhyuk
Eunhyuk mengalihkan pandangannya dan memilih untuk masuk ke dalam apartement,ia hempaskan tubuhnya ke sofa dan menutup matanya
“Apartment itu…seseorang akan menempatinya” Ujar neneknya tiba-tiba,ia seakan bisa membaca pikiran Eunhyuk “Nenek tau kau berharap bahwa itu Arissa,tapi keluarga Aiko tidak pernah ke sini sama sekali sejak mereka pindah 3 tahun yang lalu” Sambungnya
Eunhyuk mengangguk,bodoh..mengapa ia tadi berharap yang tidak-tidak ? Bodoh sekali–
“Kau mau makan? Nenek tadi memasak ramen” Ujar sang nenek mengalihkan pembicaraan.Eunhyuk tersenyum dan berdiri menuju kamarnya “Ne…tapi aku akan ganti baju dulu” Ujarnya
Eunhyuk beranjak dari sofa,ia berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan terhuyung-huyung,tatapannya mengarah lurus ke lantai,ia berfikir.Apakah ia sanggup melihat apartment yang dulunya milik Aiko itu akan ditempati oleh orang lain? Apakah ia sanggup jika melihat seseorang berjalan masuk dan ke luar sama seperti Aiko saat itu? Apakah ia sanggup ? Entahlah,itu tetap menjadi teka-teki.
Kejadian lima tahun lalu itu benar-benar membuatnya terpukul,ia tidak pernah berfikir dan tidak pernah mau untuk berfikir bahwa hal itu akan terjadi.Aiko,gadis yang sangat ia cintai itu harus pergi meninggalkannya di saat mereka mungkin bisa bersatu.Mengapa? Mengapa itu harus terjadi? Mengapa Tuhan memberikan cobaan seberat ini ? Mengapa harus Aiko ? Gadis itu,gadis yang membuatnya jatuh cinta.
Tak lama kemudian Eunhyuk telah selesai berganti baju dan kali ini ia akan segera menghampiri neneknya dan duduk di kursi meja makan,aroma mie ramen yang enak langsung menghinggapi hidung Eunhyuk,di meja makan terdapat 3 mangkok mie ramen yang rencananya akan menjadi santapan bagi Eunhyuk,Neneknya dan Lee Hyun Min,namun sayang,Lee Hyun Min ternyata sedang sibuk pada pekerjaannya karena mau tidak mau perempuan itu harus segera menyelesaikan pekerjaannya karena tidak lama lagi ia akan segera menikah dengan lelaki yang ia kenal 2 tahun yang lalu dan bernama Lee Sungmin itu.Seorang lelaki tampan yang terpaut 2 tahun lebih muda darinya,tapi tak apa.Cinta tidak mementingkan usia.
“Makanlah” Ujar sang nenek,ia bisa merasakan kesedihan yang ada di dalam diri Eunhyuk dan ia mencoba untuk menghibur cucunya tersebut walaupun ia tahu bahwa semangkuk mie ramen tak akan berarti apa-apa jika dibandingkan dengan kehilangan yang Eunhyuk rasakan.
“Mmmm…” Eunhyuk mengangguk dan menarik semangkuk mie ramen itu di hadapannya,tangannya mulai bergerak mengambil sumpit beserta sendok untuk mulai memakan mie ramen itu
Dokk…dokk..dokk … Tiba-tiba terdengar suara seseorang sedang mengetuk pintu apartement mereka,Lee Ji En yang semula sedang mengunyah mie,kini menatap Eunhyuk dan memberikan isyarat bahwa Eunhyuk harus membukakan pintu,tapi sepertinya cucunya tidak menggubrisnya dan terpaksa Lee Ji En sendiri yang membukakan pintu.
Seorang perempuan bertubuh tinggi,bermata lebar,dan sepertinya bukan orang Korea berdiri di depan pintu sambil tersenyum malu.Perempuan itu menggigiti pinggiran bibirnya sembari sesekali memegangi perutnya
=======================|||||||||||==========================
Selena terduduk lemas di karpet bergambar mickey mouse yang ia letakkan di dalam kamarnya,gadis itu memutar bola matanya lalu mengamati sekitar “Bagus,sepertinya semua telah selesai!” Gumamnya pada diri sendiri.
Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada,Selena berdiri dan berjalan menuju arah dapur.Ia membuka kulkas dan mencari sesuatu yang bisa di makan tapi sepertinya sesuatu itu tidak ada,bukan,dia tidak lupa,tapi ia memang tidak bisa memasak jadi ia tidak pernah merasa perlu untuk membeli bahan makanan dan semacamnya kecuali mie instan.
Selena berjalan lambat menuju lemari di dekat dapur,matanya terbelalak menatap lemari itu kosong melompong,ia benar-benar lupa membawa mie instan dari rumahnya yang dulu dan sekarang ia benar-benar kelaparan.Jadi ?
Ia mendesah berat sambil menghentakkan kedua kakinya ke lantai,ia raih dompet di dalam kamarnya dan keluar mencari makanan,bagaimanapun juga ia harus tetap makan karena sepertinya tenaganya telah terkuras habis untuk menata barang-barang dalam apartement barunya itu.
“Apa-apaan ini?” Selena mengernyit karena tidak mendapati seorang penjual-pun,tubuhnya benar-benar lemas.Ia tidak tau apakah ia akan sanggup berjalan lebih jauh lagi dan mencari makanan,ia bisa pingsan di jalanan.
Akhirnya terpaksa ia putuskan untuk kembali ke dalam apartementnya dan akan meminum air saja,semoga itu bisa membuatnya sedikit lebih kenyang.Ya,semoga—
Aroma harum dari ramen begitu menusuk hidungnya ketika ia berjalan melintasi apartement milik tetangganya,tepatnya tetangga barunya.Tiba-tiba ia berfikir untuk mencoba berkenalan dan siapa tau ia diberi sedikit makanan,tapi entahlah—
Selena memutar badannya menghadap pintu apartement dan melangkah pelan sambil menjentikkan satu kuku ke kuku lainnya untuk menghilangkan rasa gugupnya.Ia berhenti tepat di depan pintu dan menggerakkan tangannya untuk mengetuk pelan pintu apartement di depannya itu.
Dokk…dokk..dokk …
Tiba-tiba gagang pintu bergerak,dilihatnya seorang perempuan tua dengan rambut yang mulai memutih dan sepertinya ia berusia sekitar 70 tahun.Kulitnya terlihat keriput namun senyumnya masih tersungging begitu manis sehingga ia terlihat begitu ramah.
Selena tersenyum kecut,ia menggigiti bibirnya dan memegang perutnya yang tiba-tiba saja berbunyi,Oh sepertinya gadis itu benar-benar sedang kelaparan.
“Mmm..maaf nenek,tapi apakah saya bisa meminta sedikit bahan makanan? Maksud saya mie instan,eh bukan..maksud saya..” Gumam Selena, ia tergugup
“Apa kau lapar? Nenek lihat tadi kau mengangkuti beberapa barangmu sendirian” Sahut Lee Ji En,Selena tersenyum sebentar dan mengangguk
“Masuklah anak muda,kebetulan nenek sedang makan bersama dengan cucu nenek,ya anggaplah ini sebagai ucapan selamat datang dari nenek” Ujarnya lalu minggir.
“Terima kasih nek” Jawab Selena lalu melepas sandal bewarna merah bergambar kelinci dan kemudian masuk ke dalam apartemen tetangga barunya itu.Begitu masuk dan berjalan ke arah meja makan,mata gadis itu langsung terarah pada seorang lelaki yang sedang menyantap mie ramen dengan tatapan seakan putus asa.Ia memiringkan kepalanya sejenak dan berusaha melihat wajah lelaki itu karena ia menunduk.
“Duduklah nona” Ujar Lee Ji En,ia sepertinya tidak keberatan sama sekali jika tetangga barunya itu menumpang makan di rumahnya.
Eunhyuk yang sedari tadi menunduk kini mengangkat mukanya dan menatap siapa yang baru datang.Seorang perempuan berwajah oriental dengan mata lebar dan tubuh yang tinggi dengan rambut yang di ikat satu dan memiliki mata bewarna abu-abu yang terlihat begitu indah.
“M..maaf,jika saya mengganggu” Ujar Selena “Tidak anak muda,kau tidak mengganggu.Nenek justru senang jika ada orang lain yang menemani nenek makan,yah kau tau terkadang nenek bosan jika harus makan hanya bersama cucu lelaki nenek ini,ia sama sekali tidak berbicara dan hanya makan setelah itu mengurung diri di kamar” Celoteh Lee Ji En panjang lebar,sedangkan Eunhyuk hanya memandangi neneknya itu sambil mengkerutkan keningnya
Selena tersenyum tipis lalu duduk “Sebelumnya,perkenalkan ,saya Selena,saya sekarang tinggal di apartement yang tepat berada di samping nenek dan…”
“Eunhyuk..panggil dia Eunhyuk” Sela Lee Ji En begitu mengetahui mengetahui bahwa gadis itu bingung harus memanggil siapa orang yang sedang duduk sambil memakan mie ramen dan memasang tampang cool tetapi terlihat putus asa
Kenapa pria itu ? Apa ia memiliki masalah ? Menagapa wajahnya terlihat putus asa ? Apa ia..mungkin itulah yang kini sedang berlarian dalam benak Selena.Ia begitu tertarik pada lelaki yang sekarang duduk di depannya itu.Bukan…bukan karena suka,tetapi ia tertarik pada lelaki itu karena dia berbeda,dia sepertinya memiliki suatu masalah,entah masalah apa itu.Tapi lelaki itu terlihat putus asa dan…..ingin mati ?
=======================|||||||||||==========================
Gemricik air hujan turun membasahi bumi kota Seoul.Tetesan-tetesan air itu mengingatkannya pada sesosok perempuan yang dulu pernah mengisi hatinya.Selembar foto ia genggam di tangannya.Sungguh menyedihkan,hanya bisa melihat gadis ini dalam gambar yang tak nyata dan hanya ilusi belaka.
Masih terngiang di telinganya ketika gadis itu mengucapkan bahwa ia mencintanya dan mengatakan bahwa ialah sang Precious Love dalam hidupnya,sungguh,sebenarnya sakit sekali ketika melihat Aiko tertidur dan tak pernah bangun kembali.tertidur dalam ketenangan menuju ke-dunia baru tanpa Eunhyuk dan tanpa kebersamaan itu lagi.
Ia teringat ketika melihat gadisnya sedang bermain piano melantunkan sebuah lagu berjudul First Love.Lagu yang sungguh indah,apalagi jika Aiko yang memainkannya.
Andai saja Aiko masih hidup,andai saja Aiko masih bersamanya,andai saja Aiko bisa kembali.Ia rela,ia rela menukarkan seluruh hidup dan nyawanya asalkan Aiko bisa kembali padanya.Tapi inilah takdir,kematian memang harus menjemputnya,tapi Eunhyuk percaya,cinta mereka tak akan berhenti di situ.Perasaannya pada Aiko akan tetap ada,begitu pula Aiko.Ia percaya bahwa Aiko sekarang sedang melihatnya dan merasakan kerinduan yang sama,karena mereka saling mencintai.
“Masih memikirkannya ?” Seorang lelaki bertubuh jakun menyandar di pinggiran pintu,kedua tangannya tersilang.
“Siapa?” Sahut Eunhyuk
“Memang menurutmu siapa?”
“Baiklah,aku memang masih memikirkannya,dan tak akan pernah bisa berhenti untuk memikirkannya” Aku Eunhyuk.
“Aku memang tidak tau seberapa dalam cintamu padanya,dan aku juga tidak pernah mengerti seperti apa rasanya sepertimu,tapi bukankah lebih baik kau mulai bangkit dan mencari penggantinya ?”
“Hei,Choi Siwon !”
“Baiklah,baiklah..maafkan aku” Ujar Siwon sambil mengangkat kedua tangannya di depan muka lalu berjalan menghampiri Eunhyuk.Sejak kematian Aiko lima tahun lalu,entah ada angin apa , Eunhyuk dan Siwon menjadi berteman dan bahkan bisa dibilang mereka kini menjadi teman akrab,sangat akrab.
Eunhyuk mengamati Siwon sebentar,ia mendesah pelan,dan sekali lagi,ia masih terlihat putus asa.Seperti biasa tentunya.Sangat putus asa—
“Kenapa?” Sahut Siwon
“Tak apa,kau sudah tau bahwa apartemen yang dulu dihuni oleh Aiko telah menjadi milik orang lain ? Ya,maksudku dia sepertinya membuatku ya sedikit..mengingatkanku pada Aiko,walaupun secara fisik mereka tak ada kemiripan sama sekali”
“Benarkah ? Mmm..mungkin kau bisa…”
“Bisa apa ?” Eunhyuk memotong perkataan Siwon,ia menyipitkan kedua matanya
“Ah…lupakan,tapi bukankah itu bisa saja terjadi ? Mungkin kau bisa jatuh cinta padanya dan memulai kehidupan cintamu yang baru”
“Aku tidak yakin,aku merasa sudah tidak bisa membuka hatiku untuk gadis lain,kecuali Aiko..”
“Ayolah kawan,kau tidak bisa seperti ini terus”
“Hh…sudahlah,lebih baik kita bicarakan hal lain saja.Kau sudah makan ? Bagaimana kalau aku mentraktirmu makan,sungguh aku tidak cukup kenyang jika hanya menyantap semangkuk mie ramen”
“Ide bagus,ku rasa perutku juga mulai bergejolak”
Mereka berdua beranjak dan berjalan pergi menuju ke luar apartemen.Ketika Eunhyuk membuka pintu,dilihatnya seorang perempuan yang sedang menaiki tangga dengan susah payah,kedua tangannya memegang kantong plastic besar bewarna putih yang sepertinya berisi bahan makanan,seperti minyak,sayur-mayur dan entahlah—
Brukkk…..
“Ah, barang-barangku …” Suara gadis itu terdengar kesal ketika melihat barang bawaannya jatuh tercecer di lantai,ya kantong plastik itu tak kuat menahan berbagai macam barang yang berada di dalamnya
“Boleh saya bantu ?” Deg ! , jantung Selena berdetag dua kali lebih cepat,ia yang semula menunduk dengan pelan dan pasti mulai mengankat wajahnya dan melihat siapakah orang yang baru saja berkata padanya.Matanya tertegun,seorang lelaki tersenyum manis sembari mengulurkan tangannya dan mulai membenahi barang belanjaan gadis itu.Ia terlihat begitu manis,bagaikan malaikat penolong.
*TO BE CONTINUED*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar