Title : Two Moons
Author : Heena Park
Ratting : PG
Genre : Romance,Friendship,Family,Angst,Fantasy
Main Cast :
-Shin Heera
-Kim Jong In / Kai
-Oh Sehun
Support Cast :
-EXO-K
-EXO-M
-Other
Recomended Song :
-EXO *Black Pearl*
-Let Out The Beast *EXO*
-Katy Perry feat Kanye West *E.T*
-BigBang *Monster*
-Christina Perri *A Thousand Years*
nb : ff ini terinsipari dari Twilight,jadi mungkin ada beberapa kejadian *plak* yang agak sama.
Plagiat di Larang Masuk..!!!
.
.
.
Previous ==>
“Apa?” Sehun mengkerutkan keningnya,ia mendapati Kai yang menatapnya tajam.Sesaat mereka sama-sama terdiam,hingga akhirnya Baekhyun mulai berbicara “Hei! Ada apa dengan kalian? Sudahlah,ayo pergi” Ajak Baekhyun.
Kai dan Sehun mengangguk,lalu berjalan pergi.Kelihatannya sebentar lagi akan ada persaingan antar maknae.Mereka berdua kelihatannya tertarik pada sosok Shin Heera.
Next ==>
Shin Heera berlari memasukki bioskop,sepertinya ia telah terlambat dan film telah di mulai.Seorang lelaki berdiri di depan pintu masuk,ia berjalan ke kanan dan ke kiri seperti orang yang sedang kebingungan.Tangan kanannya memegang dua lembar tiket dan tangan kirinya memegang ponsel.
Heera mengamatinya sebentar,ia membungkukkan badannya dengan ke-dua tangan memegang lutut untuk mengatur kembali nafasnya yang terengah-engah dan tak lama kemudian berlari kembali mendekati lelaki itu.
“Mian,aku terlambat..!” Heera menepuk pundak Minho dan membungkukkan badannya untuk meminta maaf. “Tak apa,mari masuk.Yang lain sudah menunggu di dalam” Sahut Minho sambil memberikan sebuah tiket pada Heera.
*****
2 jam berlalu mereka ber-6 telah keluar dari bioskop dan memilih untuk makan malam di sebuah restaurant yang terletak tak jauh dari bioskop.
“Ini adalah film paling romantis yang pernah ku tonton” Celoteh Ji Ra pada teman-temannya.
“Memang sudah berapa film romantis yang pernah kau tonton?” Gumam Minho
“Hei,kau menyindirku? Aku ini penggemar film romantis,aku sudah menonton ratusan film romantis.Tidak seperti kau,kau ini terlalu sibuk dengan semua kegiatan oleh ragamu..Membosankan sekali”
“Dasar kau ini..aku ini olahragawan..banyak perempuan tergila-gila padaku…..”
Heera memalingkan wajahnya dan menatap layar ponselnya.Ia sudah tak mendengarkan lagi pembicaraan teman-temannya.Konyol sekali,saat ini Heera berharap bahwa Kai akan mengirimkan pesan padanya.
Heera menggeleng dan mencoba menghilangkan harapan semu itu.Tiba-tiba secara tak sengaja ia seperti melihat sosok lelaki seperti Kai yang sedang berdiri di balik kaca restaurant.Ia berdiri menghadap Heera.
“Heera-ya..kau baik-baik saja?” Heera tersentak mendengar suara Tae He yang tiba-tiba saja menepuk pundaknya.Gadis itu menengok dan mendapati semua temannya sedang menatapnya bingung.
“Mwo?” Tanya Heera,gadis itu merasa bodoh dan linglung karena tak tau apa yang sedang terjadi.Tae He menghela nafas panjang,ia tempelkan telapak tangannya ke kening Heera dan mendengus “Tidak panas,aneh sekali”
Heera mengkerutkan keningnya “Ada apa? Apa ada yang salah padaku?” Tanyanya tak mengerti.
“Seharian ini kau lebih pendiam,kau bahkan tidak mendengarkan pembicaraan kita..Apa kau mendengar namamu di sebut oleh Minho?” Heera menggeleng mendengar perkataan Tae He.
“Apa telah terjadi sesuatu?” Kali ini Tae He mendekatkan kepalanya pada Heera.
Gadis itu mengibaskan tangannya dan tersenyum tipis “Anio..tidak apa-apa..Maksudku,ku fikir aku sedikit pusing.Ya,lupakan..mmm..sudah mulai malam,aku harus pulang..” Ujarnya terpatah-patah lalu berlari pergi.
Tae He berdiri sambil mengamati tingkah laku Heera.Semua temannya menengok dan mengangkah bahu.Tae He menggeleng “Aneh sekali anak itu” Gumamnya lalu duduk kembali.
*****
“Yakk Shin Heera,bodoh sekali..Kenapa kau berperilaku seperti itu? Bodoh!” Heera memukul-mukul pelan kepalanya sembari duduk di halte bus.Ia merasa bodoh di hadapan teman-temannya tadi.Ia bahkan pergi meninggalkan mereka dengan alasan yang sangat bodoh.Ia bilang ini sudah mulai malam? Padahal ini baru saja pukul 19.00 KST.
Ia gosok-gosokkan ke-dua tangannya dan mendengus pelan.Esok hari pasti ke-5 temannya meminta penjelasan terhadap sikapnya yang aneh.
“Hahhhh..” Seseorang duduk di samping Heera.Ia menghembuskan nafasnya yang berat,sepertinya ia sedang kelelahan.Heera menengok dan mendapati seorang lelaki setengah baya dengan gayanya yang berantakkan,mungkin ia baru selesai kerja.Tapi beberapa bagian wajahnya terlihat lebam dan sesekali ia mengusap pipinya yang berdarah.
Heera mulai membuka mulutnya,ia mencoba memberanikan diri untuk menyapa lelaki itu.Awalnya,ia ambil beberapa lembar tissue dan ia berikan pada lelaki itu “Mianhae..ini untuk ahjussi” Ujarnya.
Lelaki itu tersenyum dan menerima tissue dari Heera,ia lalu kembali mengusap pipinya yang berdarah,namun sekarang menggunakan tissue dari Heera. “Kalau boleh tau..siapa nama ahjussi dan..maksud saya..bukannya saya tidak sopan tapi..saya melihat tubuh ahjussi lebam” Gumam Heera.Ia menundukkan kepalanya dan berharap lelaki itu tidak salah paham terhadap apa yang ia katakan.
“Tak apa..saya tau..nama saya..” Citt..sebuah bus berhenti di depan mereka.Lelaki itu berdiri “Maaf nona,tapi sepertinya saya harus pergi dulu.Apakah nona juga akan menaiki bus ini?” Tanya lelaki itu
Heera menggeleng “Oh..gwechanna ahjussi,saya..saya menunggu ayah saya..” Katanya “Baiklah,kalau begitu saya pergi dulu” Ujar lelaki itu lalu menaiki bus.Sekali lagi Heera mendengus,ia kembali duduk dan menanti ayahnya menjemputnya.
Ini adalah hari ke-4 Heera menjadi mahasiswi di salah satu universitas di Seoul.Tapi,entah mengapa ia merasa bahwa banyak sekali kejadian aneh dan tak terduga yang menimpanya sejak hari pertama memasukki kampus barunya itu.
4 hari terasa seperti telah berbulan-bulan,ia merasa telah lama mengenal tempat ini dan..ini membuatnya menjadi sangat mudah ber-adaptasi.Apalagi dengan kehadiran teman-temannya.
Ia tak mengerti pada semua ini.Ia merasa bahwa sesuatu akan terjadi padanya,dan itu ada hubungannya dengan sosok lelaki bernama Kai itu.Ia bahkan merasa memiliki suatu hubungan..bukan..bukan hubungan..tetapi sesuatu yang entah apa itu,sesuatu yang membuat hidupnya berkaitan dengan Kai.
Ia duduk di salah satu bangku di halaman kampus.Matanya terpejam,rambutnya tergerai.Ia biarkan hembusan angin menembus kulitnya dan menerbangkan (?) rambutnya.Ia tarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
Terdengar suara langkah kaki seseorang sedang mendekat.Heera masih memejamkan matanya.Seseorang kemudian menepuk pundaknya.
“Hari ini dingin sekali” Gumam Minho
Heera menengok dan sedikit terkekeh melihat Minho yang duduk di sampingnya,ia terdiam sebentar lalu mengangguk “Mmm..Apa yang lainnya belum datang?”
“Ku rasa belum,mmm..boleh aku bertanya sesuatu?”
“Mwo?” Jawab Heera dengan nada yang tidak begitu antusias dan lebih mengarah pada tak perduli.
“Apa kau besok ada acara? Maksudku…ya,jika kau memiliki waktu yang agak luang…aku ingin mengajakmu….” Minho menggantugkan kata-katanya.Ia memegang dadanya lalu menarik nafas panjang “Aku ingin mengajakmu…”
“Berkencan?” Tanpa di duga kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulut Heera.Ia tanpa ragu dan dengan ringan mengatakan kata-kata itu.Ia sudah merasa bahwa sepertinya Minho tertarik padanya,itu sangat terlihat dari sikap Minho padanya selama ini.Bukan..mereka belum lama kenal,jadi seharusnya..selama 4 hari ini.
Lelaki itu sangat kaget.Ia membelalakkan matanya,ia tak menyangka bahwa Heera bisa menebak fikirannya.Ia merasa linglung sekarang,ia bahkan tidak berani untuk bersuara.
“Jadi?” Heera memiringkan kepalanya “B..b..benar..ku harap kau besok sore bersedia datang ke Samchon Restaurant..maksudku jika kau tidak keberatan..aku bisa menjemputmu..”
Heera tersenyum,ia mengangguk dan memegang bahu Minho “Baiklah..aku akan ke sana besok sore..Kau tidak perlu menjemputku..tunggu saja kedatanganku ne”
“Mwo? Benarkah? Aigo…khamsahamnida Heera-ya..”
“Ne..cheonma..sepertinya sekarang sudah waktunya aku pergi,10 menit lagi aku ada kelas..Sampai jumpa nanti” Heera berjalan menjauh dari Minho,ia lambaikan tangan kanannya pada lelaki itu sambil sesekali tersenyum padanya.
*****
“Kau menerima ajakkannya?” Ma Ri meletakkan beberapa buah buku di meja perpustakaan “Mmmm..wae?” Sahut Heera,ia masih menatap bukunya.
“Apa kau menyukainya?” Ma Ri mendekatkan kepalanya pada Heera,ia tersentak kaget dan sedikti menjauh pada Ma Ri “Molla..”
“Ku lihat dia sangat tertarik padamu sejak pertama bertemu”
Heera mengangkat ke-dua bahunya,ia bangkit dan menaruh kembali buku itu di tempatnya “Ini terlalu cepat,ku rasa dia hanya ingin bermain-main denganku”
“Anio..Minho tidak seperti itu,kau adalah gadis pertama yang di ajak berkencan olehnya..”
“Lalu? Hei tunggu..ku perhatikan dari tadi pagi…aku tidak melihat mereka ber-enam”
“Kau mengalihkan pembicaraan ne Shin Heera? Nugu? Kai dan kawan-kawannya?”
Heera mendengus “Aku tidak mengalihkan pembicaraan..menurutmu?” Jawabnya sambil memanyunkan bibirnya
Ma Ri mengangkat ke-dua tangannya “Baiklah..baiklah…soal itu..menurut kabar yang beredar,mereka ber-6 pergi ke luar kota..tapi ada juga yang berkata ke luar negeri..wae?”
“Anii..hanya saja..eh apa mereka tinggal bersama?” Heera mengkerutkan keningnya,entah mengapa tiba-tiba ia menjadi sangat penasaran pada ke-enam lelaki itu.
Sadar bahwa sebentar lagi Heera pasti mulai bertanya yang lain-lain dan yang pasti ia akan mewawancarinya seperti seorang wartawan yang sedang mencari berita.Ma Ri-pun mengangguk “Mmm..banyak yang bilang begitu,katanya mereka bersaudara,tapi entahlah..tidak ada yang tau tentang hal pastinya..Jangan tanya padaku di mana rumah mereka,tidak ada satupun mahasiswa ataupun mahasiswi yang mengetahuinya.Mereka ber-enam sangat tertutup..Sempat beberapa mahasiswa dan mahasiswi mengikuti mereka dari belakang,tapi entahlah..mereka selalu kehilangan jejak”
Heera mengangguk tanda mengerti “Baiklah..Oh ya,kau sudah makan? Kalau belum..bagaimana kalau aku menraktirmu di kantin?”
“Hei Shin Heera..kau bercanda? Tugasku masih banyak..tapi ku fikir kau bisa membelikanku makanan,ya jika tidak keberatan”
Heera tersenyum “Baiklah..kau tunggu di sini ne” Jawabnya lalu pergi ke kantin.
Heera berdiri di depan cermin.Ia sisir rambutnya dan kemudian mengikatnya.Ia sahut jam tangan bewarna putih di laci lalu duduk di kursi kecil dan memakai sepatu kesayangannya.
Ia ambil dompetnya lalu memasukkannya ke saku celana dan kemudian keluar kamar.Di lihatnya sang ibu dan ayah sedang duduk santai di sofa sambil menikmati secangkir teh hangat.Heera berjalan menuruni tangga lalu menghampiri mereka.
“Heera pergi dulu ne” Ujarnya
“Ke mana?” Sahut ayahnya sambil memasang tampang cool “Sepertinya anak amma akan pergi berkencan?” Sahut ibunya,ia bangkit dan berdiri di belakang Heera sambil memegangi bahu anak perempuannya
“Jinjjayo?” Ayahnya mengkerutkan kening “Ku rasa begitu,tadi aku tak sengaja mendengarnya sedang berbicara dengan seseorang di telfon..” Jawab ibunya,ia menatap Heera dan mengharap anaknya menjelaskan.
“Ahh..amma,appa..bukan kencan serius..hanya sekedar makan malam..baiklah..aku pergi dulu ne..bye”
“Anak ini,sifatnya sangat persis denganmu” Komentar Shin Jae Wo,ia melirik Han Im Young dan tertawa kecil “Mwo? Anio..dia sangat mirip denganmu” Han Im Young membela diri
“Tidak..ku rasa dia mirip dengan kita berdua..hahaha” Ia tertawa dan merangkul istrinya.
Heera duduk bertopang dagu di salah satu meja yang terdapat di Samchon Restaurant,sudah 1,5 jam ia menunggu Minho namun lelaki itu tak kunjung datang.Menyebalkan sekali,bukankah seharusnya Minho telah datang sejak tadi? Di mana dia? Bukankah dia yang mengajak Heera untuk berkencan? Kenapa ia belum juga datang?
Heera mendengus pelan,ia lirik ponselnya dan betapa terkejutnya ia karena mendapati 20 pesan masuk dan 15 panggilan.Ia terperangah dan segera mengambil ponselnya lalu membuka seluruh panggilan dan pesan.
Tiba-tiba saja Heera berlari setelah sempat membaca sebuah pesan dari seseorang,ia terlihat kaget dan cemas,apalagi pesan itu telah masuk lebih dari satu jam yang lalu.
Ia berlari begitu cepat,keringat bercucuran di tubuhnya,berkali-kali Heera mendecakkan lidah,ia sangat khawatir,ia takut sesuatu yang buruk terjadi padanya.
Ia berlari melewati trotoar hingga sampailah ia di sebuah jalan yang bercabang,ia kembali berlari ke kiri,ia berharap belum terlambat.Di ujung jalan terlihat 3 orang lelaki dengan motornya sedang mengobrol.
“Tidak..tidak mungkin..” Heera membalikkan tubuhnya,dan mencoba untuk menghindar dari ke-3 lelaki itu tetapi terlambat sepertinya mereka telah menyadari keberadaan Heera dan segera melajukan motornya mengelilingi gadis itu.
“Hei..bukankah dia gadis yang menggunakan mobil waktu itu?” Gumam seorang lelaki dengan muka seram dan lengannya yang berotot “Benar..tidak ku sangka kita bertemu di sini…kau sendirian ne..di mana pacarmu waktu itu? Apa dia sudah tak bersamamu? Hahahaha”
“S..siapa kalian? Jangan mendekat padaku..” Heera terjatuh,seketika ke-3 lelaki itu turun dari motornya dan memegang ke-dua lengan Heera,gadis itu mencoba untuk memberontak namun apa daya,ia hanya sendirian..Tidak mungkin ia bisa melawan 3 orang lelaki berbadan besar itu..tidak..tidak mungkin..
Bukkk!! Seseorang melemparkan kaleng bekas minuman bersoda tepat di kepala salah satu anggota dari ke-3 pengendara motor tadi.Ia menengok dan meremas tangannya “Siapa kau? Berani sekali melemparkan kaleng padaku!”
Lelaki di seberang sana tersenyum,ia lepas topi hitamnya dan menyeringai “Bukankah kita pernah bertemu?” Jawabnya santai “Cihh..SIAL!! Ayo pergi! Cepat tinggalkan gadis ini!” Umpatnya pada kedua temannya lalu mengendarai motornya terbirit-birit,sepertinya mereka tak mau berurusan kembali dengan lelaki di seberang jalan itu,mereka trauma.
Heera mengerjap-kerjapkan matanya,ia tak percaya bahwa lelaki itu akan menolongnya lagi.. “Bangunlah” Lelaki itu memegang kedua lengan Heera,ie berusaha membantu Heera berdiri “K..kk..kau?”
“Hahh..aku akan mengantarmu” Sahut lelaki itu cepat dan meraih tangan Heera.Gadis itu meronta,ia terdiam dan mencoba membuka mulut “Bagaimana kau bisa tau aku di sini? Ini ke-dua kalinya kau menolongku”
Lelaki itu tersenyum tipis “Aku tak tau kau di sini,aku hanya kebetulan lewat..sudahlah cepat ikut aku”
“Tapi..tunggu,bukankah kau sedang tak berada di Seoul..maksudku..”
“Itu kata mereka,bukan kataku” Ia kembali meraih tangan Heera dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.
“Tapi…”
“Setiap hari pergi ke kampus,terkadang itu membosankan”
“Apa maksudmu?”
“Lupakan..cepat katakan ke mana kau akan pergi”
“Aku..Rumah Sakit”
*****
Ji Ra,Taemin,Ma Ri dan Tae He terlihat memasang raut wajah cemas di depan ruang operasi.Mereka berkali-kali menarik nafas panjang dan menutup matanya.Heera menatap lelaki di sebelahnya sebentar,lalu berjalan mendekati mereka ber-3 dan memeluk Ma Ri “Apa yang terjadi?” Tanya Heera sembari melonggarkan pelukkannya
Ma Ri menelan ludah “Dia..dia tertabrak mobil ketika akan menemuimu..dokter bilang kecelakaan itu menyebabkan tulang kakinya patah dan..ia mengalami gegar otak ringan”
“Mwo? Ya Tuhan…”
“Tenanglah..dokter sedang melakukan operasi sekarang.Lebih baik kita berdoa sekarang..semoga Minho baik-baik saja..aku juga telah menghubungi orang tuanya..mereka akan terbang ke Seoul besok” Sahut Ji Ra
Heera menggigiti kukunya sembari duduk di salah satu kursi.Sesekali ia melirik pintu ruang operasi.Tiba-tiba Ma Ri mendekatkan kepalanya ke telinga Heera “Aku baru sadar kalau kau datang bersama Kai” Ujarnya.Heera mengerjapkan mata “Kai..?”
Ia baru teringat bahwa Kai sedang bersamanya,dan sekarang lelaki itu terlihat menyandar pada tembok yang berjarak tak jauh darinya.Bodoh..bagaimana dia bisa lupa?.
Heera bangkit,terlihat ke-3 temannya menatapnya.Sepertinya mereka sadar bahwa Heera akan menghampiri Kai dan itu memang benar.Heera berdiri tepat di samping Kai.Ia berdehem kecil sehingga lelaki itu menengok.
“Gomawo..aku..”
Kai tersenyum kecil.Ya,ini pertama kalinya Heera melihat Kai tersenyum,walaupun senyumannya tak begitu tergambar jelas.Lelaki itu berbalik,ia berjalan pelan menjauhi Heera dan teman-temannya.Ia selipkan tangannya ke dalam saku celananya.Ia menggeleng pelan lalu keluar dari Rumah Sakit
*To Be Continued*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar