Author
: GaemGyu (kyuppil)
FB : Amel amellia drew
Twitter :
@amelliaphoebe93
Cast : Kim Joon Myeon a.k.a Suho EXO-K
Choi Je Hoon a.k.a YOU
Shin Hyun Ra
Genre :
Sad,Hurt,Romance
Rating :
AU
Disclaimer : This FF is
Mine. Kali ini author bawa FF Sad lagi.
FF ini terinspirasi dari sebuah MV Heaven dari FT Island tapi sama
author dimodifikasi engak terlalu
ngeplek(?) dan yang penting ni FF bisa dibaca dan please Dont Bash and Dont
Copy. Dont Forget to RCL : )
Recomended
song : Jonghyun Feat Onew Shinne
(please dont Go)
Warning :
TYPO and Kata-kata GAJE berserakan !!!
Happy
reading ^____^
Dug ... Dug ... Dug ...
Suara alunan dribble bola basket
terdengar begitu keras mengenai lantai lapangan yang luas, seorang namja imut
tengah memainkan bola basketnya dengan lincah. Melenggok-lenggok layaknya
seorang pemain basket handal.
Blussss
Satu tembakan three point tepat
masuk kedalam ring basket.
Dug .... Dug ... Dug
Kali ini akan mencoba melakukan
lay-up shoot. Bola basket berada pada tangan kanannya kemudian ia mulai mendribble
bola mendekati beberapa langkah dari keranjang basket,diakhir dribblenya ia
secara serentak mengangkat tangannya dan lutut ke atas, dan
Blussss
Bola itu sukses masuk ke dalam
keranjang basket. Peluh keringkat menetes deras di wajah tampannya, nafasnya
tercekat, nampaknya ia kelelahan.
Hosssh ... Hossssh
Akhirnya ia mulai melemaskan
tubuhnya dan istirahat di bangku lapangan. Diambilnya minuman yang terdapat di
tas ranselnya. Ditengguknya air tersebut, lalu diguyurkan ke rambut indahnya.
Nampak segar kembali. Dan bersiap melanjutkan aktivitasnya kembali.
Dug ... Dug... Dug
Ia kembali mendribble bola
basketnya meskipun ia bermain tanpa lawan, ia sangat bersemangat. Namja itu
sangat gemar bermain basket di lapangan sekolahnya, ia jago memainkan si bundar
itu, tak heran ia menjadi kapten tim basket di sekolahnya. Namja berparas
rupawan dan mempunyai berbagai macam talenta pasti Setiap gadis tak bisa menolak
kharisma yang ia pancarkan.
Awan jingga telah bersiap menyapa
Seoul. Petang telah datang, namja itu masih saja berkutat dengan bola
basketnya. Setelah awan jingga itu berubah menjadi awan gelap pertanda malam
telah tiba. Namja itu memutuskan untuk mengakhiri aktivitasnya hari ini, masih
banyak hari untuk melanjutkannya. Ia berjalan ke bangku kemudian mengambil
handuk yang tergeletak di atas tas ranselnya. Mengusap-usap keringkat yang
masih nampak membasahi wajahnya lalu beralih pada sebotol air yang berada tak
jauh dari jangkaunnya. Setelah semua dirasa telah selesai, ia pun melangkahkan
kakinya keluar dari lapangan sekolahnya.
Setiba diapartemennya, namja itu
langsung saja memasuki kamarmandi untuk membersihkan badannya. Namja imut
bernama Kim Joon Myeon, namun biasanya chingunya memanggil dengan sebutan Suho
yang berarti sang guardian. Captain Suho. Sepertinya namja itu nampak
kelelahan, setelah usai membersihkan badannya, ia merebahkan tubuhnya di
ranjang tidurnya. Sedikit ia mulai memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama
sesaat kemudian ia tertidur.
“
Joon-ssi ! “
“
Hyun ra-ssi “
“
Selamat tinggal, saranghaeyo “
“
Jebal jangan tinggalkan aku , Hyun ra-ssi “
Namja itu sontak membulatkan
matanya dan bangun dari tidurnya, ia terduduk lemas. Nafasnya tercekat, ia
bermimpi. Mimpi buruk ? entahlah. Sejenak ia mengatur nafasnya. Setelah
nafasnya nampak normal kembali, namja itu kembali melanjutkan tidurnya.
Aku
.. aku bermimpi lagi. Kau mendekatiku, kau membisikkan kata-kata dan rambutmu
menyentuh wajahku. Aku tahu kehadiranmu adalah mimpi. Aku terbangun, aku harap
sekarang kau ada dihadapanku.
“
Shin Hyun ra neoumu bogoshippo “
Sinar mentari mengintip di
sela-sela jendela kamar apartemennya. Namja itu mengeliat kemudian membuka
matanya. Sejenak memikirkan tentang mimpi semalam. Dia kembali memejamkan
matanya lalu membukanya kembali dan beranjak dari tidurnya. Dia tengah bersiap-siap
untuk pergi ke sekolah, mandi lalu memakai seragam kemudian sarapan pagi.
Begitulah rutinitas yang ia lakukan setiap hari, maklum saja, ia hanya
sendirian di Korea. Appa dan eommanya tak di Korea mereka kini tengah menetap
di Jepang. Sebenarnya orangtuanya menyuruh Suho tinggal bersama mereka, namun
suho menolaknya. Ia punya alasan mengapa menolaknya. Karena seorang yeoja Shin
Hyun ra. Gadis yang amat ia cintai.
Waktu menunjukkan 07.00 KST ,
namja itupun melangkahkan kakinya menuju Shinwa Senior High School yang tak
jauh dari apartemennya.Dia begitu pendiam, tak banyak bicara memang, anak itu
terlalu cool. Penyabar dan sangat bijaksana.
Dia memasuki ruangan kelas dengan
langkah santai dan wajah yang damai. Bertemu dengan chingunya hanya menebar
senyuman yang ia pancarkan dari wajah tampannya. Bangku pojok belakang menjadi
tempat favoritnya, ia suka sekali melihat ke arah jendela dan memandangi awan
biru yang cerah berharap hatinya dapat cerah kembali.
Treeeet... Treeet...
Bunyi bel menandakan bahwa istrahat
tengah tiba. Semua murid berhamburan keluar begitu juga dengan Suho. Ia tak
pergi ke kantin atau ke perpustakaan seperti teman-temannya, ia memilih untuk
bermain bola basket di belakang halaman sekolahnya. Dia lebih suka menyendiri
daripada harus beramai-ramai bercanda dengan lainnya.
Dug.... Dug...Dug..
Namja itu mulai mendribble bola
basket dan memasukkannya pada keranjang yang tepat berada dihadapannya. Ketika
bola basket yang ia lempar terbuang jauh ke suatu tempat. Ia berusaha
mengambilnya tanpa ia sadar adalah segerombolan siswi yang membicarakan
sesuatu.
“ Kau tau suho sunbae? “ tanya
gadis berkacamata pada kedua temannya.
“ hem ! ne Mullo ! waeyo ? “ kata
gadis satunya.
“ Yeojachingunya yang bernama
Shin Hyun ra itu kan ? “ balas gadis yang satunya lagi.
“ Ne !! Hyun ra sudah
meninggal,eoh ? “ gadis berkacamata meneliti wajah chingunya satu persatu-satu.
“ HAH “ ujar ke dua gadis itu
dengan membulatkan matanya.
“ Jinja “
“ Ne ! tapi nampaknya Sunbae tak
mengetahui ini “
“ Kau bohong “ kata teman gadis
berkacamata.
“ Aku tak bohong !! eommaku uisa
di rumahsakit yang ditempati Hyun ra saat dia sakit. Penyakitnya hyun ra tak
dapat disembuhkan, itu terlalu parah itulah yang membuat ia meninggal “ gadis
berkacamata itu bercerita sambil menundukkan kepalanya.
“ Jinja !! kasian suho sunbae “
DEG
Suho tak sengaja mendengar
percakapan gadis-gadis itu. Ia kaget. Hyun ra meninggal, setahu suho
yeojachingunya tengah berobat ke luar negeri. Bola basket yang hendak
diambilnya ia biarkan tergeletak di tempatnya dan tak berniat untuk
mengambilnya lagi. Dengan gontai, suho mengerakkan kakinya menuju gudang yang
terletak di dekat lapangan basket. Ia mulai menangis, sebenarnya ia sudah
mempunyai firasat buruk tentang Hyun ra, namun ia tepis begitu saja, ia tau bahwa
yeojachingunya baik-baik saja meskipun kenyataannya Hyunra mempunyai penyakit
yang terbilang parah.Ini semua tak masuk akal baginya. Bagaimana ia tak
mengetahui semua ini.
Ia putuskan setelah pulang dari
sekolah ia akan mengunjungi rumah Hyun ra. Ia mulai menekan bel rumah Hyun ra,
terlihat seorang yeoja separuh baya membukakan pintu kemudian mempersilahkan
Suho masuk.
“ Mianhe Suho-ssi ! Ahjumma tak
bisa memberitahumu, ini semua permintaan Hyun ra. Aku harap kau mengerti dan
tak marah padanya. kau sudah tau sekarang ? “ ucap Ahjumma itu sambil menangis.
“ Ne gwenchanayo ahjumma ! aku
sudah mengetahuinya. Biarlah ia tenang disana. Mianhamnida ahjumma aku tak
datang saat pemakaman Hyun ra, aku baru saja mengetahuinya hari ini “ tukas
Suho dan terlihat matanya mulai mengeluarkan buliran bening.
“ Suho-ssi !! ini dari Hyun ra ,
dia menitipkan ini untukmu !! ambilah “ ahjumma memberikan secarik surat untuk
Suho.
“ Ne ! ahjumma, aku pergi dulu.
Gamshamnida “ ia membungkuk kemudian pergi meninggalkan rumah Hyun ra.
Kini ia tengah berjalan menuju
makam Hyun ra. Ia takut , ia begitu takut kalau benar-benar yeojachingunya berada
sendirian di sana, ia tak bisa membayangkan bagaimana takutnya Hyun ra pada
kegelapan. Namja itu terus saja berkutat dengan pikiran yang tak jernih.
Setiba di makam kekasihnya, ia
berdiri di samping nisan kekasihnya. tertera jelas di nisan tersebut nama
kekasihnya, Shin Hyun Ra dengan foto kecil menghiasi nisannya. Namja itu, lama
memandangi apa yang ada dihadapannya sekarang. Menangis, apakah kali ini ia
akan menangis lagi ? Suho kau namja kuat ne. Jangan menangis.
Aku
terdiam tak bergeming sedikitpun. Benar ini memang kau Hyun ra.
“
Hyun ra-ssi ! aku sungguh tak mengerti, kenapa dengan kau. Kau bilang sedang berada
di luar negeri tapi nyatanya kau ada disini. Aku khawatir sangat khawatir
denganmu. Semalam aku bermimpi kau menghampiriku, aku tau itu ucapan perpisahan
darimu. Jeongmal na do saranghae Hyun ra-ssi. Damailah disana, lihatlah aku.
Aku tak kan lagi menangis “
Namja itu mengelus(?) lembut
nisan kekasihnya, kemudian beranjak berdiri dan pergi meninggalkan makam
kekasihnya. ia berjanji tak kan sedih, ia adalah namja yang kuat. Meskipun ia
masih saja rapuh ketika teringat kenangan bersama kekasihnya.
Secarik kertas yang tergenggam di
tangan Suho adalah surat terakhir dari Hyun ra.
Dear
My captain
Annyehaseo....
Kim
Joon Myeon , kekasih terbaikku. Mianhe selama ini aku banyak berbohong padamu.
Mungkin saat kau baca surat ini, aku tak lagi berada disampingmu lagi, aku
telah bersama Tuhan sekarang, tidur panjang chagi~ya ! sangat nyenyak sekali.
Suho-ssi
gomapta sudah memberikan semangat padaku meskipun akhirnya aku sudah tak
sanggup menjalani hidup ini. Sekarang aku sudah damai bersama-Nya, lalu apakah
kau menangis ? hey kau tak pantas untuk melakukan hal bodoh seperti itu.
Tersenyumlah jebal !
Kenanglah
diriku selagi kau mau mengingatku, lihatlah ke atas aku akan selalu ada buatmu.
Senyuman ini selalu ku berikan untukmu. Lihatlah awan biru itu, aku disana tak
kemana-mana. Aku hanya tidur tak meninggalkanmu.
My
captain, suatu saat nanti. Temani aku disini ne ?
Ah~
andwae !! kau harus melanjutkan hidupmu. Aku menunggumu, disini, masih tetap
disini.
Kim
joon myeon, sudah ya sepertinya tanganku sudah tak sanggup untuk melanjutkan
ini.
Saranghae
^^ jeongmal saranghae Kim Joon Myeon ..........
-Shin
Hyun Ra-
“
Hyun ra, andai aku bisa, aku akan menemanimu sekarang juga. Aku tahu kau tak
suka gelap, aku sangat khawatir. Tenanglah ! Tuhan bersamamu, aku yakin kau
akan baik-baik saja “
“
Suatu saat nanti. Kita bertemu, bertemu ditempat yang kau janjikan “
“
Na do saranghae Shin hyun ra. Aku akan selalu merindukanmu. Rest in peace baby
“
Hari demi hari ia lewati tanpa
kehadiran kekasihnya lagi. Sudah beberapa bulan namja itu sendiri, membunuh
waktu sendiri dan menghabiskan waktu sendiri. Hanya si bundar itulah teman
sehari-harinya.
Dug...Dug...Dug...
Dribble bola basket begitu keras,
ia mendribble bola sambil berlari. Mendribble kemudian shoot, mendribble
kemudian shoot. Ya itulah yang ia lakukan setiap hari ditempat yang sama dan
dengan bola yang sama. Sejenak ia melemaskan otot-ototnya dengan membaringkan
kakinya di lantai lapangan. Ia pijat-pijat kakinya lalu mendonggakkan kepalanya
ke atas, ia pandangi langit biru yang nampak cerah, ia melihat sekilas wajah
Hyun ra yang sedang tersenyum, setidaknya ini adalah obat kerinduan yang
dinantikan oleh Suho. Ia tersenyum manakala wajah gadisnya itu memudar sesaat
kemudian menghilang tertiup angin yang berhembus pelan menerpa wajah tampannya.
Ia putuskan hari ini pulang lebih
awal. Hari ini akan membeli sesuatu jadi kali ini sebelum malam tiba ia harus
mendapatkannya, ia ambil jaket dan tas ransel kemudian pergi meninggalkan
lapangan tersebut. Sepanjang perjalanan ia hanya sibuk mencari toko yang harus
ia datangi. Matanya tak berhenti berkerling indah dan akhirnya ia menangkap
sesuatu yang sedari tadi ia cari.
Kringg...Kringg...Kringg..
Suho memasuki toko tersebut, ia
mulai memilih barang ya ia inginkan. Yaa dia sedang berada di sebuah toko
sepatu, ia baru sadar kalau sepatu yang ia kenakan sedikit buruk untuk dipakai
kembali. Jadi ia memutuskan untuk membeli sepatu baru. Ia teliti satu persatu
sepatu yang ada dihadapnnya sekarang. saat ia akan berbalik ke tempat lainnya,
ia melihat seorang yeoja sepertinya adalah pemilik toko ini, ia tersenyum
kemudian menghampiri Suho yang masih terdiam menatap yeoja tersebut.
“ Dongsaeng !! apa yang bisa ku
bantu “
“ Emm ! “
“ Hey ! “ katanya sambil
mengibas-kibas tangannya di hadapan wajah suho.
“ Ne Noona !! “ ujar suho
mengkerjap-kerjapkan matanya.
“ Ada yang bisa ku bantu ? “
tanyanya lagi.
“ Ne !! aku ingin sepatu seperti
ini “ ujar suho sambil menunjuk sepatu yang ia kenakan sekarang.
“ Oh~ ye ! kemarilah sepertinya
ada , lalu yeoja itu mengambil sepatu yang diinginkan oleh suho.
“ Ne “ kemudian suho mengekor
mengikuti yeoja tersebut.
“ Ini “ yeoja itu menyodorkan
sepatu yang ia pegang kepada suho.
“ Gamshamndia noona “ suho mengambil
sepatu tersebut kemudian mencobanya.
Sesekali Suho memperhatikan gerak-gerik
yeoja itu, memandanginya lantas tersenyum. Entah apa yang ia rasakan sekarang.
Yeoja itu nampak seperti kekasihnya, lembut dan pengertian. Lama ia terduduk di
bangku toko tersebut, tak sadar hampir satu jam lebih ia menghabiskan waktunya
hanya untuk duduk manis dan sesekali melirik yeoja itu.
“ Eheeem “
“ Egggh !! “
“ Eothokeyo ? johae ? “
“ Hemm ne ! bungkus ini !! “
“ Geraue, tunggu sebentar !! “
Yeoja itu berjalan menuju tempat
kasir. Ia mulai menekan-nekan tombol mesin kasir kemudian memberikan pada Suho.
“ Ini !! kau sungguh imut adek
kecil !! “ katanya sambil tersenyum manis.
“ Na neun Kim Joon Myeon imnidha
noona !! kau bisa memanggilku Suho, bangapseumida “ suho menyodorkan tangannya
kepada yeoja tersebut.
Aku
tertawa tipis, anak ini langsung memberitahukan namanya padaku. Sungguh
menggemaskan. Ku sambut tangan munggilnya yang ia sodorkan padaku.
“
Je Hoon imnidha ! adek kecil kau sungguh menggemaskan “ Kataku lalu mencubit
pipi merah namja itu. Dia
sepertinya salah tingkah, terlihat sekali dari wajahnya yang merah merona
seperti tomat.
“
Hey ... Noona hanya bercanda , kenapa wajahmu merah seperti itu “ ujarku sambil
mengacak-acak rambut hitamnya.
Lagi-lagi
wajah merahnya tak bisa ia sembunyikan dariku. Ia mulai mengaruk-garuk
kepalanya yang sama sekali tak gatal itu, Aigoo~ anak ini !!! dilihat dari
wajahnya sepertinya ia tak nampak banyak bicara, cool maksudnya.
Perkenalan singkat itu terjadi
begitu saja. Suho hanya memperlihatkan ekspresi wajahnya yang ceria, tak banyak
bicara memang. Tapi ia sedikit memberanikan diri mengatakan sesuatu.
“ Noona , bolehkah aku kembali
lagi kesini besok ? “
“ Mwo ? “
“ kembali ke sini, boleh ? “
tanyanya lagi.
“ Membeli sepatu lagi. Tentu saja
boleh ! “ jawabnya sambil tertawa renyah.
“ Anii ! aku tak membeli sepatu
Noona ! aku ingin bekerja disini “ ia mulai mengembungkan pipinya. Sungguh
menggemaskan.
“ Mwo ? kerja ? kau harus
sekolah. Aku tak mengijinkan. Kalau kau main kesini, boleh silahkan noona akan
senang sekali “ jawabnya dengan mengacak-acak rambut suho kembali.
“ Jinja ? “ suho nampak senang
sekali.
“ Jinja !! tentu saja “ Je Hoon kembali tersenyum, yeoja ini sangat
suka sekali tersenyum.
“ Ne Noona !! gamshamnida “ Suho
membungkukan badanya lantas tertawa memperlihatkan deretan gigi putihnya yang
manis itu.
“ Cheonmayo !! “
“ Oh iya ! noona ini uangnya ! “
Suho memberikan uang untuk membayar sepatu yang ia beli.
Je
Hoon noona , kenapa aku sangat suka memamandangimu. Hyun Ra , tidakkah kau
melihat ia sama sepertimu, ia suka sekali tersenyum, aku begitu merindukan senyuman
itu. Ini hari indah Hyun Ra , apakah kau yang mengatakan pada Tuhan, agar aku
bisa melepas segala kerinduan ini dengan mempertemukanku dengan Je Hoon noona.
Kalau iya, aku sangat berterimakasih Hyun ra. Kau amat sangat mengerti
keadaanku meskipun kau tak lagi bersamaku. Je Hoon noona aku akan kembali
besok, besok dan seterusnya aku akan menemanimu.
Treeeett... Treeeet...
Bel pulang sekolah telah
terdengar di seluruh penjuru Shinwa senior high school. Berhamburlah semua isi
ruangan kelas Suho. Tak terkecuali dengan Suho, ia bergegas-gegas merapikan
buku yang berserakan di bangkunya. Kemudian meletakkan dengan tergesa-gesa di
ransel hitamnya. Tak seperti biasanya ia terburu-buru seperti ini, nampaknya
sikap santainya sedikit memudar. Dilangkahkan kakikanya menuju gerbang sekolah,
ini pun juga tak wajar setiap hari setelah jam pelajaran usai ia akan
melangkahkan kakiknya menuju lapangan basket yang terletak dibelakang
sekolahnya namun kali ini ia tak melakukan hal itu. Ia akan menuju suatu
tempat, dimana kalau bukan di Toko sepatu milik Je Hoon. yeoja yang baru saja
ia kenal kemarin.
Kriing... kriing..
Suara pintu terbuka dan suara
nafas yang menderuh membuat Je Hoon yang kala itu hendak memindahkan barang
langsung mengalihkan konsentrasinya pada suara tersebut.
Hoossssh... Hossssh
“ No---Noonaa ! “
“ Aisssh ! kenapa berlari,
lihatlah keringat diwajahmu “ Je Hoon mengambil tisu kemudian membersihkan
keringat yang menghiasi wajah tampan suho.
Suho hanya bisa terdiam manakala
tangan halus je hoon menyentuh wajahnya. Ia terus saja memandangi wajah cantik
si pemilik tangan halus itu.
Druub... Druub...
“
aigoo~ ! kenapa jantung ini berdegub tak beraturan seperti ini. Omo~ “
Ku
lihat wajah cantik je hoon noona. Menyejukkan sekali, Tuhan ! hentikan deruban
jantung ini. Jebal !!!!!
“
sial ! “
Hyun
ra-ssi ! kau melihat ini semua. Kau merasa keberatan aku mengagumi Je hoon
Noona ? katakan kalau kau merasakan sesuatu yang sesak.
“ Suho “
Suho masih tak bergeming,
pandangannya masih fokus ke arah Je Hoon namun pikirannya entah kemana. Je Hoon
dan Hyun ra.
“ Suho “ Je Hoon mengulanggi
panggilan yang ditujukan untuk namja itu.
“ Hyun ra, mianhe “ jawab suho
tanpa sadar.
“ Mwo ? hyun ra, nuguseyo ? “
kata Je Hoon melebarkan matanya.
“ Aniiya ! mianhe noona , aku
salah bicara “ ia mulai salah tingkah lalu pergi meninggalkan je hoon yang
masih mematung dengan tanda tanya besar di atas kepalanya-.-)
“ Hyun ra ! emm “ ujar Je Hoon
pelan lalu melakukan aktivitasnya kembali.
Mereka kembali melakukan
aktivitasnya masing-masing, meskipun aktivitas yang dilakukan Suho sungguh tak
berarti. Ia tetap saja duduk-duduk dan memperhatikan Je Hoon yang tengah
merapikan barang-barang yang ada di Tokonya. Sesekali ia tersenyum kecil
melihat Je Hoon yang kewalahan membawa barang dari gudang untuk di pajang.
Bruuuaaaak
“ Awww “ jeritan Je Hoon membuat
Suho terbangun dari lamunannya.
“ Noona , gwenchanayo ? “ Suho
menghampiri Je Hoon yang tengah berada di gudang.
“ Omo~ “ Je Hoon kembali
berteriak.
“ Gwenchanayo ? Noona , eodiseyo
? “ suho nampak khawatir dan mulai
mencari keberadaan Je hoon di dalam gudang.
Dooorrrrrrrrrrrrrr
Suara Je Hoon mengelegar begitu saja saat Suho
tersentak dengan suara kaget yang dibuat Je Hoon.
“ Aigoo~ Noona kau membuat aku
khawatir ne ? “ kata suho sambil mengelus-elus dadanya.
“ Mianhe Suho-ssi ! kau ingin
membantu ku,eoh ? “ ujar Je Hoon tersenyum manis
“ Aiish ! “ umpat Suho pelan
“ Kau tak mau ? “
“ Ne ! mau noona “ jawab Suho
sambil cengegesan.
Mereka terlihat sangat akrab
meskipun hanya beberapa hari mereka baru berkenalan. Sifat Je Hoon yang sangat
dewasa membuat Suho nyaman berada disampingnya meskipun umur mereka terpaut
cukup jauh, tapi itu semua tak membuat mereka mempelihatkan kesan antara tua
dan muda -.-)
Sinar matahari tak lagi terlihat,
hanya awan malam yang tengah menghiasi sudut kota Seoul. Toko kecil yang berada
di myeodong kini telah bersiap untuk menutup tokonya. Je Hoon dan Suho tengah
meninggalkan toko kecil tempat dimana mereka menghabiskan waktu sepanjang siang
ini.
Sepanjang perjalanan penuh dengan
canda dan tawaan, terlihat begitu damai dan harmonis. Suho namja itu tak lagi
merasa kesepian, Je Hoon yeoja itu kini mempunyai teman lagi karena terlalu
sibuk dengan pekerjaannya, ia lupa akan berharganya teman dalam setiap
kehidupan.
“ Suho-yah ! kau bilang tadi Hyun
Ra , nuguseyo ? “
“ Egh “
“ Hyun Ra , nuguseyo ?
yeojachingumu, eoh ? “ tiba-tiba kata itu tercetus dari bibir Je Hoon.
“ Sudahlah Noona, besok biar ku
kenalkan kau dengannya, otohke ? “
“ Ne !! “
Pagi menyapa, hembusan angin
segar membuat yeoja cantik itu membangunkan tubuhnya dari tidur indahnya. Di
tatapnya lekat-lekat wajah yang terpantul dari cermin besar yang terletak
disamping ranjang tidurnya. Nampak pucat namun tetap melihatkan guratan
kecantikan dari wajahnya. Segera ia ikat rambut panjangnya kemudian beranjak
memasuki kamar mandi.
Langit cerah terlihat sangat
sumringah memperlihatkan hangatnya kota Seoul. Namja tampan tengah melangkahkan
kakinya menuju tempat yang biasa ia kunjungi akhir-akhir ini. Tas ransel hitam
masih ia tenteng dan sebuket mawar putih berada pada genggaman tangan namja itu.
Sesampai di depan toko “ Choi “ ia mulai masuk dan meletakkan tas ranselnya di
bangku toko kemudian mulai mencari keberadaan seseorang yang telah membuat ia
bersemangat lagi.
“ Noona “ panggil Suho
kesembarang arah.
Namun tak ada jawaban , ia
kembali mencari keberadaan Je Hoon.
“ Noona “ panggilnya kembali.
Terdengar suara ribut di belakang
toko membuat Suho menuntuk kakinya menuju belakang toko. Mengendap-endap dan
melihat di balik pintu belakang. Seketika Suho membulatkan matanya dan menutup
mulutnya dengan tangan putihnya.
Dugg... Dugg... Dugg..
“ Yakkk ! kenapa gagal lagi “
kata Je Hoon Frustasi.
Ia kembali mendribble bola basket
kemudian menembakkan pada ring basket yang menempel di dinding belakang
tokonya. Entah dari mana ring tersebut dan sejak kapan Je Hoon mulai mencoba
memainkan bola basket itu.
“ Aigoo~ susah !! “ umpatnya
kesal lalu membuang bola basket tersebut hingga membentur dinding.
Bola itu mengelinding(?) ke arah
Suho yang tengah berdiri sekarang. Je Hoon tak tahu kalau sedari tadi ada
seseorang yang memperhatikannya.
Dug..dug..Dug..
Suara dribble bola terdengar
jelas ditelinga Je Hoon membuat ia menoleh kebelakang, betapa kagetnya ia
melihat suho yang tengah mendribble bola sambil tersenyum. Je Hoon tersenyum
kemudian berdiri menghampiri Suho.
“ kau , sejak kapan disini ? “
kata Je Hoon menyelidiki suho
Namun suho hanya memperlihatkan
senyum termanisnya kemudian kembali mndribble bola melewati Je Hoon lalu
Blussssss
Bola itu sukses masuk ke ringnya.
Plook..Plokk
Suho memembalikkan badannya
sembari tangannya masih bertepuk-tepuk ria. Terlihat sekali bahwa ia sedang
meledek Je Hoon, wajar saja ia dengan mudah memasukkan bola ke ring karena
baginya basket adalah bagian dari hidupnya. Je hoon tersenyum balik sepertinya
ia tak mau kalah dengan ledekan yang ia dapat dari Suho. Namja itu mengerti
maksud Je Hoon, tak banyak bicara ia operkan bola basket itu kepada Je Hoon,
dan tertangkap sempurna.
Dug..Dug..Dug
Kini Je Hoon mulai mendribble
bola dan dihadapannya Suho yang siap menghadang jalannya Je Hoon untuk
mendekati Ring basket. Seoalah tengah bermain di pertandingan besar, mimik
mereka terlihat sangat serius sekali. Padahal ini hanya sebuah permainan konyol
yang dilakukan oleh namja captain basket dan seorang pemilik Toko sepatu.
Hahaha ! terdengar sangat lucu. Bagaimana tidak, cara mendribble bola saja Je
Hoon sudah salah kapra(?), bagaimana bisa mengalahkan si captain.
Dribble bola dengan teknik yang
salah membuat Suho yang berdiri dihadapannya tak bisa menahan tawa.
HaHaHaHa
“ Noona , kau bisa mendribble
bola atau tidak ? “ kata Suho sambil tertawa.
“ Egh ! mwo ? seperti ini salah “
jawab Je Hoon sambil menunjuk posisi drabblenya.
Lalu, suho menghampiri Je Hoon
dan menyerobot bola yang masih berdribble manis di tangan Je Hoon.
“ Yakkk !! apa yang kau lakukan
Suho-yah “ Je Hoon merebut kembali bola yang sekarang berada di tangan Suho.
“ Coba saja kalau bisa “ Suho
berlari sambil mendribble bola tersebut. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran
antara Suho dan Je Hoon. mereka sangat menikmati siang yang cukup panas ini.
Siang ini menjadi waktu terindah
bagi mereka. Bermain basket bersama dan tertawa bersama. Ini adalah pertama
kalinya Suho merasakan hal seperti ini setelah Hyun Ra tak lagi bisa menemani
hari-harinya. Hal semacam ini sudah lama tak ia lakukan, dulu bersama hyun ra
setiap sore adalah kebersamaan yang sangat berarti. Bagi Je Hoon pun seperti
itu, yeoja cantik itu sudah lama tak bersenang-senang seperti ini, ia terlalu
sibuk dengan bisnisnya hingga melupakan bahwa batinnya membutuhkan sebuah
hiburan dan semenjak Suho datang mengisi hari-harinya nampaknya Je hoon
mendapatkan yang selama ini ia butuhkan.
“ Noona ! kajja ikut aku “ ujar
Suho sambil menarik tangan Je Hoon.
“ Wae ? “ Je Hoon hanya mengekor
mengikuti langkah suho yang berada di depannya.
Suho yang masih mengenggam tangan
je hoon, mengambil ransel hitamnya lalu tak lupa ia membawa sebuket mawar putih
yang ia beli tadi pagi. Je hoon yang masih heran hanya mampu memandangi suho
yang terlihat sangat tergesa-gesa, tak ada pertanyaan yang terlontar dari bibir
je hoon. ia hanya mengikuti langkah Suho.
“ Hyun Ra-ssi !! kau dengar aku ?
Hey ! aku kesini membawa seseorang, kau pasti sudah tahu siapa dia !! “ Suho
meletakkan sebuket mawar putih di tempat peristirahatan terakhir kekasihnya.
Je Hoon yang nampak bingung hanya
bisa terdiam dan mematung.
“ Noona ! kenapa kau diam
saja,eoh ? “ lalu Suho menarik tangan Je Hoon dan membuat badannya terduduk.
“ Suho-ssi ! jebal ceritakan
padaku, apa ini ? “ Je Hoon masih nampak bingung dengan semua ini.
“ Noona ! dia Hyun ra, Shin Hyun
Ra ! “ balas Suho sambil menunjuk nisan yang terpampang foto gadis kecil yang
sedang tersenyum.
“ Mwo ? di---diiaaaa Hyun ra ? “
“ Ne !! nah kemarin aku ingin
kenalkan noona pada Hyun ra dan inilah “ Suho menatap wajah Je Hoon yang masih
terlihat tak percaya.
“ Jangan katakan dia sudah
meninggal ? “ wajah Je Hoon nampak serius dan beralih menatap lekat Suho.
“ Noona ! dia tak meninggal,eoh ?
ia hanya tidur, tidur panjang “ suho mulai menampakkan raut kesedihan yang
mendalam.
“ Suho-ssi, mianhe ! seharusnya aku
tak menanyakan ini padamu. Mianhe “ Je Hoon merasa bahwa dirinya telah membuka
kembali luka hati Suho.
“ Noona , kau tak salah !
gwenchanayo , Hyun ra senang berkenalan denganmu. Kajja, tersenyumlah“ suho
mendekati Je Hoon dan mendekap erat tubuh je hoon.
DEG
“
Kenapa dengan aku ? jantung ini berderub lebih kencang tak seperti biasanya.
Suho memelukku,aku tak pernah merasakan hal seperti ini. Lama sekali tak pernah
ada yang memelukku layaknya kekasih yang sedang melindungi pasangannya. Dekapan
ini begitu nyaman, kenapa tubuh ini seolah tak bisa berkutik saat pelukan ini
tiba-tiba mendarat padaku. aigoo ! apa aku menyukai anak ini ,aniya tak boleh !
“ gumamku dalam hati.
“
Suho-yah ! jebal lepaskan “ kataku sambil menjauhkan tubuhnya dari tubuhku.
“
Ah~ mianhe noona ! assh pabo~ya “ ujarnya dan berulang kali menunduk
dihadapanku.
“
Gwenchana “
“
Chamkaman ! nonna , kenapa dengan wajahmu ? “ suho mulai mendekati Je Hoon lagi
lalu menyentuh pipi merahku.
“
Aiisssh Suho ! musium iriya ? “ jawabku ketus
“
Noona , kau sakit,eoh ? kenapa wajahmu pucat seperti itu “ cercahnya tanpa
henti. Aku hanya bisa melotot dan menatap wajah tampannya yang menampaknya
mengkhawatirkanku.
“
Suho-yah ! gwenchana. Aku sehat ne “ ujarku sambil mengangkat tanganku
memperagakan orang yang sedang berolahraga.
“
Egh ! ye~ Noona “ katanya pasrah.
Nampaknya
ia percaya dengan aktingku kali ini. Aigoo~ anak ini sungguh menggemaskan.
Warna jingga terlukis indah di
langit cerah kota Seoul, ini sudah menjelang malam. Namja dan yeoja itu masih
berbincang ria(?) dengan makam kekasih serta teman baru bagi yeoja itu.
“ Hyun ra-ssi ! kau tahu
namjachingumu ini sangat menggemaskan,eoh ? “ Je hoon tertawa kecil sambil
sesekali melirik ke arah suho yang terlihat menikmati acara perkenalan ini.
“ hihihi ! Hyun-ra , Je Hoon
noona ini mirip sekali denganmu,eoh ? dia sangat suka sekali tersenyum.
Lihatlah dia tersenyum kan ? “ sahut Suho dan mata mereka bertemu terjadilah
aksi pandang-memandang antara Suho dan Je Hoon.
DEG DEG
Lagi-lagi debaran jantung mereka
tak bisa menyembunyikan rasa kagum satu sama yang lain. Manakala saat mereka
bertukar pandang atau tangan mereka saling bersentuhan, deruban jantung selalu
saja tak karuan. Apakah ini Cinta ? entahlah.
“ Hyun ra ! aku pamit dulu,ne ?
ini sudah malam. Lain kali aku dan Je
Hoon noona akan mengunjungimu lagi. Saranghae Shin Hyun Ra “ suho bangkit lalu
mengusap lembut nisan kekasihnya.
Je Hoon hanya bisa tertegun
melihat kisah cintah mereka. Sungguh sangat menyentuh hatinya, ia tersenyum dan
mengusap lembut nisan teman barunya.
Derub langkah mereka terdengar
jelas melangkah pergi meninggalkan Hyun Ra yang tertidur daami di tempatnya.
Sementara itu dari kejauhan,
seorang gadis kecil menggenakan gaun putih, rambut tergurai dengan hiasan bando
putih menempel manis di rambut panjangnya menatap kepergian namja dan yeoja
itu. Kemudian ia seraya berkata
“
Aku senang denganmu eonni , tapi mianhe Suho adalah milikku hanya milikku “
Dia tersenyum kemudian
bayangannya tengelam bersama dengan malam yang menyelimuti suasana saat ini.
Pagi yang cerah sedang tersenyum
pada mereka yang mau bersemangat menjalani hari-harinya. Tak terkecuali dengan
namja dan yeoja yang kali ini sangat bersemangat menghabiskan waktu mereka
bersama-sama. Guratan kebahagian terpancar jelas dari wajah Kim Joon Myeon dan
Choi Je Hoon.
Hari ini, mereka kembali bersama
lagi menghabiskan waktu berdua. Kini mereka tengah bersiap menuju lapangan
basket. Yaa hari ini mereka sepakat akan memainkan si bundar itu. Masihkah
ingat kalian dengan teknik dribbleyang dikuasai Je Hoon, sangat buruk kan ? nah
! itulah alasan Suho kembali mengajak Je Hoon ke tempat yang biasa ia singgahi
bersama Hyun ra.
Je hoon yang nampak bersemangat,
sepatu sport, baju berwarna pink dan rambut panjangnya ia ikat hingga terlihat
jelas leher jenjangnya.
Dug.. Dug.. Dug
Dribble bola terdengar nyaring di
lapangan yang terletak di belakang Shinwa Senior High School. Dribble pertama
yang dilakukan suho. Je Hoon yang berdiri didepan Suho siap menghadang. Je Hoon
memperhatikan bagaimana cara mendribble yang benar, ia tatap serius gerak-gerik
Suho yang sedang mempermainkan bola basket. Setelah ia rasa cukup mengerti,
suho mengoper bola basket ke arah Je Hoon.
Dug .. Dug.. Dug
Nampaknya teknik dribble masih
begitu buruk, lihat saja, cara mendribblenya seperti orang yang sedang
meneplek(?) nyamuk. Suho yang memperhatikan Je Hoon, tertawa begitu ia tahu
buruknya dribblean dari Noonanya. Dalam benak Suho, kenapa wanita ini buruk sekali
dalam dunia perbasketan(?)
“ Aigoo~ Suho-yah ! jangan
tertawa,eoh ? “ ujar Je Hoon yang mengangkat tinggi-tinggi bola yang ia genggam,
kini ia bersiap untuk melempar bola basket tersebut jika Suho tertawa lagi.
“ Noona ! hahahahah “ nampaknya
Suho tak takut dengan ancaman Je hoon.
Duuuaaaaaaakkkkkkkk
Lemparan bola Je hoon tepat
mengenai tembok yang berada di belakang Suho, seketika Suho tertegun melihat Je
Hoon melempar bola basket itu, ia melotot seolah yang dihadapannya bukan Noona
nya. Tak seperti biasanya Je Hoon bertindak seseram ini. Je hoon nampaknya
kesal, ia hanya memandangi bola basket yang ia lempar tadi yang sekarang
menggelinding(?) mendekati Suho.
Diraihnya bola basket itu
kemudian ia berjalan menghampiri Je Hoon yang masih berdiri ditengah lapangan
ini, raut wajah kesal masih terlihat jelas diwajah cantiknya, ia menunduk
kemudian menghela nafas panjang.
Suho yang menyadari hal tersebut,langsung
saja bola yang ia pegang, ia buang begitu saja. Setelah itu tangan suho mulai
menyentuh pipi Je Hoon yang masih tertunduk lesu, ia angkat wajah Je hoon
kemudian ia tatap lekat-lekat setiap lekuk indah yang ada diwajah Je hoon.
lagi-lagi wajah cantiknya terlihat begitu pucat, diusapnya peluh yang sedari
tadi menghiasi kening Je hoon. ia kembali mendekat semakin mendekat kini hanya
tinggal beberapa centi jarak wajah mereka, hembusan nafas mereka beradu diudara
bebas. Je Hoon seolah terhipnotis dengan pesona yang dimiliki oleh
dongsaengnya. Yeoja itu hanya bisa memandangi wajah suho yang terus saja
mendekat ke arahnya, Je Hoon bingung apa yang mau dilakukan oleh dongsaengnya
kali ini.
CHU~
Bibir merah Suho sukses menempel
dibibir indah Je Hoon. sontak je hoon membulatkan matanya lebar-lebar, tak mengerti
apa yang dipikirkan Suho. Tak ada reaksi, bibir itu hanya sekedar menempel tak
ada aktivitas didalamnya. Lalu, Suho melepaskan tautan bibirnya. Je Hoon masih
saja tetap diam seperti orang bodoh, ia terus saja memandangi wajah Suho yang
kini telah menjauh dari wajahnya.
“ Omo~ Mianhamnida Noona,
jeongmal mianhamnida Noona “ suho yang menyadari akan kelakuan yang ia berikan
pada Je Hoon sungguh tak sopan, berulang kali ia menunduk dan mengatakan maaf.
Je Hoon yang masih belum
tersadar, secara reflek ia menyentuh bibirnya dengan jari telunjuknya.
“ Ciuman “ ujarnya pelan. Matanya
tak berkedip, ia benar-benar terlihat bodoh kali ini. Suho yang samar-samar
mendengar nya sontak mendekat kembali ke arah je hoon lalu digoncangkannya
tubuh Je Hoon yang mematung.
Pletaaakkk !!
Satu jitakan mendarat di puncak
kepala Suho.
“ Awww “ jeritan kecil dari Suho
membuat Je hoon tersenyum licik.
“ Apa yang kau lakukan, Heh ? “
kata Je Hoon mulai menilik satu persatu apa yang ada di wajah Suho, mulai dari
mata kemudian beralih ke hidung lalu bibirnya. Telunjuknya masih bermain
menunjuk-nunjuk wajah Suho yang terlihat sedikit ketakutan.
“ Mianhe Noona !! Mianhe Noona !!
“ Ujar Suho dengan langkah mundurnya.
Je Hoon yang mengikuti langkah
Suho, masih saja menunjuk-nunjuk wajah Suho, tak kuasa menahan tawanya, Suhopun
berlari menghindari eksekusi yang akan dilakukan oleh je hoon dan akhirnya
terjadilah aksi kejar-kejaran antara Noona dan Dongsaeng.
BRUUKKK
Je Hoon terduduk lemas di tengah
lapangan yang sedikit panas ini. Badannya seakan tak mampu menopang dan
akhirnya ia menjatuhkannya.
“ Noona ! gwencahana ? “ suho menghampiri je hoon lalu memapah tubuh je hoon.
" gwenchana !! " jawab Je Hoon dengan wajah pucatnya dan suara
paraunya.
“ Jinja ? aku tak yakin kau
baik-baik saja Noona “
Entah apa yang dirasakan oleh Je
Hoon akhir-akhir ini ia nampak kurang baik meskipun ia tak mempunyai riwayat
penyakit yang mematikan namun perlu dipertanyakan mengapa seminggu ini ia
terlihat seperti mayat hidup, wajahnya yang pucat pasih.
“ Noona , kau sakit ? “ Ucap suho
dengan nada khawatir lalu menempelkan punggung tangannya di kening Je Hoon
berharap memang Noona nya tak kenapa-kenapa.
“ Aiish ! Suho-yah , gwenchanayo
, aku sehat ne “ elak Je hoon sambil menyingkirkan tangan suho dari keningnya.
“ Mianhe Noona ! sepertinya aku
tak percaya kali ini, kajja kita ke rumah sakit saja “ ujar suho sambil menarik
tangan je hoon. Tubuh Je Hoon yang nampak lemas hanya mampu mengekor menuruti
kemauan suho.
“ Taksi .... “ Teriak suho yang tergesa-gesa,
kekhawatiran terlihat jelas diraut wajahnya.
“ Suho-yah ! jangan seperti ini “
ujar Je Hoon pelan.
Suho tak mengubris ucapan je hoon. dengan
cepat tangannya meraih knop pintu mobil lalu menyuruh Je hoon masuk kedalam.
“ Ahjussi ! Seoul International
Hospital Ne ! ppali !!! “
“ Ne “ jawab supir taksi itu.
Sepanjang jalan Suho terus saja
mengenggam tangan dingin je hoon. sungguh ia tak ingin sesuatu buruk terjadi
pada Je Hoon.
“ ahjusii ! waeyo ?? “ ujar suho
kaget karena taxi yang ia tumpangi tiba-tiba saja berhenti dijalanan yang sepi.
“ Mianhe !! aghassi , sepertinya
taxi ini sedikit ada masalah, tenang saja biar aku cek sebentar “ kata Ahjusii
itu meyakinkan Suho dan Je Hoon.
Kekhawatiran Suhopun semakin
menjadi tatkala taxi ini tiba-tiba harus mogok sedangkan keadaan Je hoon juga
sangat urgent. Tak mungkin ia beralih pada taxi yang lainnya, jalanan di sini
cukup sepi tak ada tanda-tanda lalu-lalang kendaraan. Terpaksa mereka menunggu
ahjussi itu memperbaikkinya. Tak lama supir taxi itu kembali masuk mobil namun
upayanya sepertinya tak berhasil.
“ Mianhe ! sepertinya mobil itu
butuh dorongan, apakah kau bisa mendorongnya nak “ kata ahjussi tersebut pada
Suho.
“ tentu saja “ jawab Suho lalu
keluar dari taxi meninggalkan Je Hoon yang masih terduduk lemas di jok taxi.
Suho mulai mendorong bagian
belakang mobil tersebut, ia rela melakukan in demi noona nya.
Brummm... Brummmm..
Akhirnya usaha Suho untuk
membantu ahjussi tersebut berhasil, mobilnya kembali berfungsi lagi. Namun apa
yang terjadi ? tiba-tiba mobil tersebut melesat jauh meninggalkan Suho yang
masih mengatur nafasnya. Sontak suho mengejar laju mobil tersebut, nampaknya
supir taxi itu adalah penculik, pikir suho. Dan ini adalah modus kejahatannya.
Sementara di dalam taxi, Je Hoon
tak henti-hentinya memanggil nama suho. Ia terus saja menoleh ke belakang,
percuma saja ia memanggil nama suho. Suho tak dapat mengejar laju mobil ini. Je
Hoon ketakutan, suaranya bergetar, ia tak tahu apa yang akan dilakukan supir
gila ini.
Suho yang berlarian mengejar taxi
itu nampaknya usahanya sia-sia. Ia tak dapat mengejar mobil tersebut namun ia
tetap saja membuntuti mobil itu meskipun ia tak tahu kenapa arah mobil itu. Ia
yakin bahwa mobil itu tak kan jauh dari tempat dimana ia berada sekarang.
Supir gila itu membelokkan
mobilnya ke sebuah gudang tua. Je hoon yang ketakutan merontah-rontah manakala
supir taxi itu memaksa je hoon keluar dari taxi. Ia mulai menyeret tubuh je
hoon lalu membawanya ke dalam gudang tua dan mendudukkan tubuh je hoon di kursi
tua tak lupa tubuhnya diikat dengan tali yang kuat sehingga membuat je hoon tak
bisa berkutik sedikitpun. Supir gila tersebut tertawa, ia menyeringai kejam.
Entah apa yang akan dilakukan supir gila itu pada je hoon.
“
Tuhan Tolong aku “ aku mulai menangis, aku tak tahu harus bagaimana, suho.
Dialah harapanku satu-satunya saat ini, apakah ia akan menemukanku.
Aku
mulai melihat sekeliling gudang tua ini, Aigoo~ aku menangkap banyak sekali
foto-foto yang terpasang di dinding gedung ini, sepertinya supir gila itu
adalah penjahat dingin, aku menilik satu persatu foto yang terpampang di
hadapanku. OMO~ didalam foto ini adalah foto perempuan-perempuan yang
sepertinya sudah tewas, wajahnya lebam penuh darah. Tuhan, apakah aku akan
berakhir seperti ini. Andai saja iya, aku harus mengakui bahwa aku mencintai
Suho.
Tak butuh waktu lama, akhirnya
suho menemukan tanda-tanda keberadaan Je Hoon. dengan nafas yang tercekat ia
mulai masuk kedalam gedung tua itu. Ia mengendap-endap melewati pintu belakang.
Ia sangat berhati-hati, ia tak mau sesuatu terjadi pada Je Hoon. matanya sibuk
mencari-cari keberadaan Je Hoon, ia mendengar suara jeritan serta tangisan dari
yeoja. Dan suho yakin bahwa itu adalah suara Je Hoon.
“ ap----apaaa yang kau lakukan “
teriak Je Hoon sambil menangis keras, ia tak bisa berbuat apa-apa karena
tubuhnya kini tengah terlilit tali.
“ Hahahaha “ suara tawa itu
mengelegar di ruangan tua ini. Ditangannya terlihat ia membawa sebuah gunting,
ia mulai mencongkel(?) kancing-kancing baju Je Hoon. yeoja itu hanya bisa
menjerit ketakutan.
“ Andwaaeeee jebal Andwaeee !! “
Praaaaanggg
Suho yang melihat kejadian itu
kaget, sontak ia menyenggol sesuatu yang berada disampingnya. Dan berhasil
membuat penjahat itu menoleh ke sumber suara, ia mulai berjalan mendekati suho.
Namun dengan sigap suho diam-diam bersembunyi di bawah mesin tua, penjahat itu
mencari-cari keberadaan suho.
Suho yang menyadari bahwa
penjahat itu masih berkutat mencari keberadaannya, ia berjalan mengendap-endap
menghampiri je hoon yang masih terlihat ketakutan.
“ Noona ! tenanglah “ suho mulai
melepaskan ikatan yang membelit tubuh Je hoon. sesekali ia mengusap air mata
yang membasahi pipi je hoon, namun tetap saja Je Hoon menangis, ia begitu
takut. Saat suho sibuk melepaskan tali yang membelit di tubuh Je hoon, je hoon
melihat supir gila itu telah berdiri di belakang Suho.
“ Suho~yah !! Awaassssssssssssss
“
JLEEEBBBBBBBBBBB
Hahahahahaha
Gunting yang sedari tadi dipegang
oleh supir gila tersebut menanjap di punggung Suho. Penjahat itu mencabut
kembali gunting yang menancap dipunggung suho, membuat suho menjerit kesakitan.
Kemudian suho berbalik menghadap panjahat dingin itu, suho menahan tangan penjahat dingin itu yang kini tengah bersiap mencapkan guntingnya
pada Je Hoon. dengan sedikit kekuatan yang ia milikki, suho mulai berteriak
“ Noona ! ppali pergilah .....
cepaaaaattt “
Je Hoon yang menangis hanya bisa
melihat kejadian itu tanpa berusaha menyelamatkan Suho, ia tak tahu apa yang ia
perbuat sekarang. Ia hanya bisa menuruti perkataan suho, ia masih menangis dan
terdiam memandangi suho yang tergolek tak berdaya.
“ Noona ! Lariiiiiiiiiiiii “ mulut Suho kini mulai mengeluarkan darah
segar. Tangan yang sedari tadi ia gunakan untuk menahan tangan penjahat
tersebut nampaknya tak dapat lagi ia gunakan, tubuhnya mulai lemas, darah dari
punggungnya mengalir deras, wajahnya tertunduk dengan darah yang keluar dari
mulutnya. Ia hanya sempat bergumam dari dalam hati.
“
suatu hari entah itu kapan, aku akan mencari keberanian untuk mengakuinya. Noona, tolong
jadikan waktu kebersamaan kita dalah harta yang berharga bagimu. Didalam
hatiku, saat kita bersama aku sangat senang sekali. Noona sungguh aku sangat
mencintaimu, noona saranghae
“
****
Melihat
kau bersamanya lagi, aku tenang sekarang. Memang kalian ditakdirkan untuk
selamanya bersama. Kim Joon Myeon, ingatlah Noona masih tetap disini.
Shin
hyun ra, aku kembalikan Joon padamu !!
“
Gomawo eonni , kau mengembalikan Joonku padaku “
Namja dan yeoja yang nampak
sumringah itu melambaikan tangannya pada yeoja yang melihat mereka dari
kejauhan. Mereka tersenyum, sama-sama tersenyum karena kini mereka telah berada
di dunia yang berbeda. Biarlah cinta Joon myeon tetap tinggal bersama Je Hoon
dan Cinta Hyun ra tetap abadi bersama Joon Myeon.
“
Na Do saranghae Kim Joon Myeon “
Hilang
.............
-----------THE
END-----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar