Rabu, 13 Februari 2013

The Time Part I ( Will You Marry Me ? )


the-time2

Title :  The Time Part I ( Will You Marry Me ? )
Author : Heena Park
Length : Multichapter
Ratting : PG
Genre : Romance,Action,Fantasy,Family
Poster By Art Factory|| QuinAegyoMin

Main Cast :
-Shin Heera
-Kim Jong In (Kai)
-Oh Sehun
-Seo Yu Na

Backsong :
-Christina Perri *A Thousang Years*
-Flightless Bird,American Mouth *Iron & Wine*
-EXO *Let Out The Beast*
-EXO *MAMA*
-EXO *Black Pearl*

Cuap-Cuap Author : Annyeong haseyo readers ^^ . Masih ingat dengan FF TWO MOONS ? . Kalau masih,semoga kalian berkenan membaca dan memberikan komentar untuk sequel dari FF tersebut ^^.Berbeda dengan sebelumnya,di FF ini saya akan membuat satu buah sudut pandang dalam satu part.Jadi tidak akan saya camput beberapa sudut pandang dari orang yang berbeda dalam satu bagian cerita atau part ^^– Enjoy This FanFiction and Don’t Forget to Comment ^^
Disclaimer : FF ini adalah milik ‘SAYA’.Semua Main Cast di FF ini adalah ciptaan Tuhan.Cerita ini hanya karangan belaka,jika ada kesamaan nama Tokoh dan kejadian,harap dimaklumi ^^. Selain itu , FF ini juga terinspirasi dari Film The Twilight Saga Breaking Dawn ^^.

Don’t BASH !


Don’t be a PLAGIATOR !

Don’t be a SILENT RIDERS !


= = = = >


( HEERA )



Jantungku berdebar kencang
Warna-warni dan janji-janji
Bagaimana agar berani
Bagaimana bisa aku cinta saat aku takut jatuh?
Namun melihatmu sendirian
Segala bimbangku mendadak hilang
Selangkah lebih dekat
Tiap hari aku tlah mati karena menantimu
Kasih jangan takut
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi
Waktu berhenti berputar
Segala tentangnya begitu indah
Aku akan berani
Takkan kubiarkan segalanya berlalu begitu saja

Apa yang menghalangi di depanku
Tiap tarikan nafas
Tiap jam telah sampai di sini
Selangkah lebih dekat
Dan selama itu aku yakin aku kan temukan dirimu
Waktu tlah membawa hatimu padaku
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi
Selangkah lebih dekat
Selangkah lebih dekat
Tiap hari aku tlah mati karena menantimu
Kasih jangan takut
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi
Dan selama itu aku yakin aku kan temukan dirimu
Waktu tlah membawa hatimu padaku
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi

Christina Perri –A Thousand Years-

*****


Perbedaan—Perasaan—Tetesan air mata—dan segala Pengorbanan yang telah kami lakukan
Hidup di antara ribuan masalah yang menerpa—Menjalani satu persatu dengan sisa-sisa kekuatan yang ada—Berhadapan dengan kenyataan yang tak disangka—Bertarung mengabaikan keselamatan jiwa—Dan bertemu pada apa yang dinamakan dengan ‘CINTA’
Dia yang mengajarkanku apa arti pengorbanan..
Dia yang mengajarkanku apa arti perjuangan..
Dia yang mengajarkanku apa arti Ketulusan..
Dan dia yang mengajarkanku,apa arti ‘CINTA’ sebenarnya…
Oh Sehun…
Dia yang ajarkan semua itu padaku—Dia yang tersenyum ketika melihatku bahagia,walau sebenarnya rasa sakit pada jiwanya tetap mendera..Dia yang selalu datang, ketika aku dalam bahaya..Dia yang membuat jiwaku terasa utuh untuk selamanya.
Namun,
Lelaki yang sedang berdiri di samping mobil itu.Ya,lelaki yang sedang berbincang dengan ayahku sambil sesekali menatap ke atas dan melihatku sedang berdiri di jendela kamar—Dia adalah nyawaku—Kekasihku—Dan segalanya bagiku
Kim Jong in..
Aku keluar dari kamar dengan memakai kaos biru muda dan skinny jeans hitam serta sepasang sepatu cats putih bercorak hitam menuruni tangga.Ku lihat eomma sedang berdiri di depan pintu rumah,sepertinya ia sedang mengamati Kai dan appa yang sedang berbincang.Sesekali eomma terlihat mengukir senyum di wajahnya,apakah ini artinya ? Entahlah—Ku harap sesuai dengan apa yang ku inginkan.
Aku mendekap eomma dari belakang,ku lingkarkan kedua lenganku di pinggang eomma—Eomma memegang kedua pipiku sambil tersenyum kecil dan berkata “Mereka seperti ayah dan anak bukan?”
Aku mengangguk kecil,ku lepaskan pelukkanku dan berdiri di samping eomma “Sebenarnya,Kai terlihat agak canggung”
“Setelah menikah denganmu,dia tidak akan secanggung itu”
Kami tertawa.Ku peluk eomma dan menghela napas panjang “Aku masih ingin bersama eomma dan appa” Ujarku pelan,sebenarnya lebih terdengar seperti sedang berbisik,lalu ku longgarkan pelukkanku dan eomma kembali memegang kedua pipiku “Eomma tahu,dan eomma mengerti”
Eomma menghela napas berat lalu kembali berkata padaku “Dia lelaki yang berbeda—Dia menganggapmu sebagai bintangnya—Bintang yang selalu menerangi malam dan siangnya”
“Siang?”
Eomma mencubit pipiku gemas “Bukankah matahari juga termasuk bintang ?”
Benar,aku baru teringat bahwa matahari termasuk bintang bewarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya.Benarkah dia menganggapku seperti itu ? Ku rasa eomma hanya mengada-ada.
“Hmmm”
Seorang lelaki berdehem pelan,membuat aku dan eomma menghentikan pembicaraan sejenak.Ku lihat appa dan Kai sudah berdiri di dekat kami sambil memasang wajah tak mengerti.Sejak kapan mereka ada di sana ? Apakah mereka mendengar pembicaraanku dengan eomma tadi ?
Aku berpandangan dengan eomma,begitu juga Kai.Dia berpandangan dengan appa.Lalu tak lama kemudian kamu semua tertawa.Hal ini sungguh bodoh.
Eomma masih tertawa “Baiklah,baiklah..Bukankah kalian berdua harus segera pergi ke kampus ? Jangan sia-siakan Minggu-Minggu terakhir kalian” Ujar eomma padaku dan Kai.
Benar,kami memang akan segera lulus dan menapaki perjalanan baru.Entah apa yang akan ku lakukan setelah lulus nanti.Mungkin bekerja ? Mungkin bersantai ? Atau mungkin menikah dengan Kai ? Oh tidak—Aku hanya bercanda soal pilihan yang terakhir.
“Ayolah,jam berapa sekarang ? Kalian ingin terlambat ?” Sambung eomma lagi.Appa menaikkan alisnya,ia menatapku dan Kai.Merasa seperti orang bodoh,aku segera mengajak Kai untuk pergi ke kampus sebelum eomma mengatakan hal yang tidak – tidak.
Aku duduk seperti biasa,di samping Kai dan mengamati lelaki itu menyetir.Sejak kejadian setahun lalu,tepatnya ketika aku hampir saja kehilangan Kai—Ketika Max hampir saja membunuhnya,membunuh nyawaku.Aku benar-benar tersadar bahwa dia begitu berarti.
Tak perduli darimana asalnya,dan tak perduli seperti apa dia.Aku tetap mencintainya,dan akan terus seperti itu hingga kami berdua tinggalah sebuah nama.
“Apakah mengamatiku adalah kegemaranmu?”
Kai membuatku sedikit terkejut.Sepertinya ia mengetahui bahwa aku sedang mengamatinya menyetir—Ku benarkan posisi dudukku menghadap ke depan dan memasang sabuk pengaman,sungguh.Aku baru sadar jika belum mengenakan sabuk pengaman.
“Kau keberatan jika aku melakukannya?” Sahutku pelan.Kai tertawa mendengar jawabanku.Ia pasti tak akan mengira aku berkata seperti itu. “Kau membuatku tidak bisa berkata apapun nona Shin Heera” Ucapnya lalu berhenti di lahan parkir Kampus dan turun membukakan pintu untukku.
Ini sudah jadi kebiasaannya,ia bilang membukakan pintu untukku merupakan suatu hal yang menyenangkan.Ku rasa dia sedikit aneh , tapi bagaimanapun.Aku menyukai caranya memperlakukanku—Dia membuatku seolah benar-benar hidup dalam kebahagiaan.
Setelah membukakan pintu untukku,ia ulurkan tangan kanannya dan membantuku turun.Ku rasa ini salah satu hal yang terlalu berlebihan untukku,tapi ku akui sekali lagi.Aku menyukai caranya memperlakukanku.
“Thank’s “ Kataku ketika sudah berdiri menapaki tanah.Kai menyunggingkan senyumnya padaku.Dia menarik tanganku dalam genggamannya dan kami berjalan memasuki halaman kampus.Kami melewati lapangan basket.Terlihat Chanyeol,dan Sehun sedang bermain basket bersama beberapa mahasiswa lainnya.Mereka berdua berhenti sejenak ketika melihatku datang bersama Kai.Ku lambaikan tanganku pada mereka,dan dibalas pula dengan lambaian dari mereka.
Aku dan Kai kembali berjalan , kami memutuskan untuk duduk sejenak di Halaman Belakang Kampus.Percayalah padaku,pemandangan di sana sangat indah—Dan aku sangat menyukainya.
Kami duduk di rerumputan yang hijau nan segar,keadaan sekeliling yang asri membuat hati begitu damai dan nyaman.Apalagi aku duduk bersama dengan orang yang ku cintai.
Aku tak suka memanggilnya dengan sebutan ‘oppa’. Aku lebih suka memanggilnya seperti yang lain—Kai—Aku suka nama itu.Ku sandarkan kepalaku pada bahu Kai,dan menatap ke langit.Beberapa burung terlihat beterbangan di atas kami.Matahari yang sepertinya enggan keluar membuat cuaca tak begitu panas,dan ini begitu menyenangkan untukku.Aku suka mendung,tapi aku tak terlalu suka pada hujan.
“Bisakah kita melakukan ini lebih lama ?” Suara pria di sampingku ini terdengar berharap.Ku tengokkan kepalaku padanya dan ku genggam tangannya dengan erat dan tersenyum kecil.Perkataannya begitu membiusku hingga aku tak bisa berkata-kata.
“Heera..” Dia memanggilku
“Mmm?”
Kai membenarkan posisi duduknya menghadapku,ia memegang kedua pipiku dan membelainya lembut “Katakan padaku apa yang kau ketahui tentang manusia dan cinta?”
Pertanyaan macam apa itu ? Aku bahkan tidak mengerti akan apa yang pria ini katakan.Namun matanya berbinar,sepertinya ia masih mengharap jawaban keluar dari mulutku.Dia bertanya,apa yang ku ketahui tentang manusia dan cinta.Aku bahkan baru merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta ketika bertemu dengannya.
“Kau tidak bisa menjawab ?” Kai kembali mengeluarkan suara,kali ini suaranya terdengar lebih pelan.Namun tak ada sedikitpun nada kecewa yang ku dengar. “Setiap orang di lahirkan untuk dicintai dan mencintai,begitu pula kau dan aku..Kita dilahirkan untuk bahagia”
Aku semakin tak mengerti arah pembicaraan pria ini,ku angkat alisku dan keningku berkerut samar.Kai menurunkan tangannya dari pipiku,dia berdiri dan menarikku untuk bangun.Dengan cepat tangannya menggenggam tanganku dan mengajakku pergi entah ke mana.
Kami berlari kecil melewati lorong-lorong kampus dan berhenti di depan ruang musik.Apa dia akan bermain musik untukku ? Entahlah—
Kai membuka pintu ruang musik , dia mengajakku memasuki ruangan tersebut.Tiba-tiba saja dentingan suara piano terdengar indah di telingaku,berangsur dengan beberapa lilin yang tiba-tiba saja menyala dengan indahnya.Ku lihat Chanyeol sedang duduk di kursi sambil bermain piano,tunggu.Bukankah dia tadi sedang bermain basket bersama Sehun ? Aneh sekali
“Bersiaplah untuk yang lebih hebat lagi” Ujar Kai padaku,aku menggeleng bingung namun ia semakin tersenyum dan memasang tampang puas.Secara tiba-tiba seseorang menarikku dari belakang dan di saat itu juga aku merasa tubuhku melayang.
“Jangan takut,ini aku Kris” Ujar seseorang yang memegangi tubuhku.Ternyata Kris.Dia bisa membuat jantungku copot jika melakukan hal itu lagi !
Aku memegang erat lengan Kris,dia masih membawaku terbang hingga kami berada tepat di tengah ruangan bagian atas.Ku kerjap-kerjapkan mataku seolah tak percaya akan apa yang ku lihat sekarang . Apakah ini hanya ilusi belaka ? Apakah ini hanya impianku yang tak tercapai ? Atau ini sebuah kenyataan yang benar-benar terjadi ?
Ku tutup mulutku dengan kedua tangannku,tak terasa setetes air mata mengalir dari mataku yang berkaca-kaca.Ku lihat Kai berdiri di tengah ratusan lilin sambil membawa sebuah kertasa bergambar hati.Namun, bukan itu yang membuatku menangis.Melainkan ratusan lilin yang ia susun sedemikian rupa indahnya hingga membentuk empat buah kata yang begitu membuatku tak bisa menahan diri.
Empat buah kata yang sarat akan arti,dan dia melakukannya untukku.Apakah ini hanyalah sebuah khayalan ? Tidak..Ini bukan khayalan.Ini adalah sebuah kenyataan yang benar-benar sedang terjadi padaku.Ini bukan mimpi.
“Will You Marry Me ?”
Aku mendengar Kai mengucapkan kata-kata itu.Kata-kata yang sama persis dengan kata yang terbentuk dari ratusan lilin di sampingnya.Bolehkah aku melompat dan memeluknya sekarang ? Bolehkah itu ku lakukan ? Jika boleh,aku ingin segera menghampirinya dan menjawabnya.
Bodoh !
Kenapa aku begitu cengeng ? Sekarang air mata yang mengalir menjatuhi pipiku semakin deras,dan ini membuatku terlihat bodoh.Sungguh aku bodoh.Tapi,apa perduliku ? Aku bahagia,aku sangat bahagia hingga air mata yang mengalir dari mataku ini ku anggap sebuah perantara yang mencoba untuk mengatakan isi hatiku padanya.
Perlahan namun pasti,Kris menurunkanku tepat di depan Kai.Pria itu telah mengangkat tangannya dan meraih tanganku ketika aku belum menapak di tanah.Saat itu pula Kris melepaskanku dan membiarkan aku sedikit melompat untuk sampai ke tanah.
Ku lingkarkan kedua lenganku pada pinggang Kai dan terisak di dadanya.Aku memeluknya begitu erat.Ia juga memelukku erat seakan tak ingin melepaskanku. “Menikahlah denganku Shin Heera,dan biarkan aku mengukir kenangan-kenangan indah bersamamu kelak” Ujarnya lagi.
Ia membungkuk dan mengeluarkan sebuah cincin bercorak bintang.Hal ini, bolehkah aku berteriak sekarang ? Bolehkah aku berteriak pada dunia bahwa aku sangat mencintai Kai ?
Mulutku terasa kaku dan tak bisa digerakkan,apa aku terlalu bahagia saat ini ? Tuhan..Ini hari yang sangat sempurna bagiku.Sungguh—
“Katakan padaku bagaimana caranya agar aku bisa mengungkapkan bahwa aku sangat-sangat mencintaimu Kai ?” Kata-kata itu..Terlontar begitu saja dari mulutku.
Kai kembali menarikku dalam pelukkannya,ia mencium keningku dan memasangakn cincin itu di jari manisku.Kami bertatapan sebentar , lalu ku alihkan pandanganku pada sebuah cincin yang melingkar ingah di jariku saat ini.
Ini begitu luar biasa.
Benarkah ini terjadi dalam hidupku ?
Seakan mengerti bahwa aku tak percaya pada hal yang baru saja terjadi.Kai mencubit pipiku dan itu membuatku sedikit kesakitan.Hei,kenapa dia nakal sekali ? Bukankah dia ingin menjadi suamiku ? Dasar lelaki ini—Ku kerucutkan bibirku menghadapnya,sepertinya ia semakin gemas padaku dan sekali lagi ia mencubit pipiku.Argh~
“Yak,Kim Jong In !” Ujarku sedikit kesal
“Apa ? Aku hanya ingin memberitahumu bahwa ini bukan mimpi”
Apa dia membaca fikiranku ?
“Baiklah Shin Heera,aku tidak membaca fikiranmu” Sahutnya lagi.Ku kerutkan keningku.Kai mengangkat kedua tangannya “Yak..sesungguhnya menebak apa yang sedang kau fikirkan saat ini diluar kemampuanku,tapi hatiku berkata bahwa kau sedang tak yakin.Jadi aku meyakinkanmu” Ucapnya panjang lebar.
Aku mengangguk kecil tanda mengerti dan dia mengacak-acak pelan rambutku.Ku dengar alunan suara piano masih bergulir di sekitar kami,ternyata Chanyeol masih asik dengan tuts tuts piano yang beradu dengan jari-jari lentiknya.Sedangkan Kris telah menghilang sejak beberapa saat yang lalu.
Kai meletakkan kedua lengannya di pinggangku,ia melangkah ke kanan dan ke kiri dengan lambat.Ku lingkarkan kedua lenganku di lehernya dengan lembut.Kami berdua berdansa di antara ratusan lilin dengan alunan lagu ‘My Heart Will Go On’yang sedang dimainkan oleh Chanyeol.
Beberapa kali Kai tertawa kecil padaku sehingga membuatku juga ingin tertawa.Dia membuat pagi hari ini begitu istimewa.
Kejutan—Lamaran—Berdansa di ruang musik—Semua ini begitu menakjubkan.

*****

Jarum jam tanganku menunjukkan pukul 16.00.Aku melangkah pergi keluar dari kelas,keramaian langsung terdengar di telingaku begitu ku injakkan kakiku di lantai batas kelas dengan lorong kampus.Aku berjalan cepat ke halaman.Ku arahkan pandangan mataku ke atap kampus.Terlihat Sehun sedang berdiri di sana.
Sepertinya ia sedang melamun,kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya dan ia menatap bebas ke selatan.Apa dia baik-baik saja?
Terbesit rasa penasaran dalam fikiranku,akhirnya ku putuskan untuk datang menemuinya.Ku langkahkan kakiku secepat mungkin untuk menaiki tangga menuju ke atap.Sehun masih berdiri di sana,dan sekarang aku baru tahu bahwa ia tidak sedang memandang apapun.Pandangannya kosong—Wajahnya terlihat sedih,apa dia baik-baik saja?
Aku mendekatinya,ku silangkan kedua lenganku dan mulai berbicara “Apa yang sedang kau lakukan?” Tanyaku tanpa basa-basi.Sehun tak memandangku sama sekali,ia menghela napas panjang dan mengeluarkannya.Tatapannya sekarang beralih ke lantai,sungguh—Aku tak yakin bahwa tidak terjadi sesuatu padanya.
“Tak apa jika kau tak mau menceritakan masa…”
“Apa kau akan menikah dengan Kai hyung?” Pertanyaan Sehun memotong perkataanku.
Apa ? Apa yang dia tanyakan tadi ? Menikah ? Oh God~ . Apa yang harus ku katakana sekarang ? Aku tidak ingin menyakitinya Tuhan.Tapi aku juga tidak ingin berbohong padanya.Bantu aku Tuhan..
“Jangan takut membuatku kecewa—Aku sama sekali tak sedih jika itu memang terjadi,maksudku..Aku bahagia jika kau bahagia” Pria ini memegang kedua tanganku,wajahnya datar,namun pandangannya padaku begitu rapuh.Bagaimana mungkin ia berkata bahwa ia tidak sedih ? Kenapa dia begitu bodoh ?
“Shin Heera…Berjanjilah padaku kau akan bahagia”
“Se…”
“Tidak,aku belum selesai berbicara….Berjanjilah juga padaku,bahwa kau tidak akan pernah mendatangiku sambil menangis tersedu-sedu..Jika kau sanggup,aku akan merestuimu menikah”
Sehun..
Lelaki ini..
Aku memeluknya dalam satu hentakkan,biarkanlah sekali ini saja aku melakukan ini—Biarkanlah sekali ini saja,tanpa memperdulikan apa yang sedang terjadi,dan ada di mana kami.Aku ingin memberikan dia suatu kebahagiaan,walaupun hanya ini yang bisa ku lakukan.
“Kau bisa melihatnya nanti,aku berjanji akan selalu bahagia,sungguh”
“Aku tau”
Sehun semakin mempererat pelukkannya padaku,nyaman sekali.Aku berada dekat dengan Black Pearl pasanganku seperti ini,seakan jiwaku benar-benar utuh—Aku tahu,sebenarnya aku tak bisa berpisah terlalu jauh dengan Sehun.
Walaupun perasaanku padanya tak sekuat perasaanku dengan Kai,tapi aku tak perduli.Aku tetap menyayanginya.Dia adalah belahan jiwaku,dan akan terus seperti itu hingga pada akhirnya waktu memisahkan kita.
“Shin Heera..”
“Mmmm?”
“Soal kau tidak boleh mendatangiku sambil menangis,aku tidak bersungguh-sungguh—Kau bisa datang kapanpun kau mau.Ketika sedih ataupun senang,aku tidak keberatan,sungguh”
Pria ini ! Ya Tuhan,dia pria yang sangat baik,hatinya begitu tulus padaku.Aku benar-benar merasa bodoh jika menyakiti hatinya,walaupun sekarang aku sedang melakukannya.Tapi sungguh,jika aku terlahir kembali di dunia ini.Jika masih ada kehidupan kedua.Ku harap,aku diberi kesempatan untuk membahagiakannya.
Aku mendongak menatap wajahnya,walaupun sebenarnya sedikit tertutupi oleh lengannya yang sedang memelukku.Ia menatap lurus ke depan,dan tersenyum kecil.Ku tempatkan kembali kepalaku pada dada bidangnya dan menjawab “Selama kau masih ada di sampingku,dan selama aku tetap bisa melihat,dan mendengar suaramu..Aku yakin,aku tidak akan pernah menangis”
Drrtttt…
Ponsel ini,kenapa selalu bergetar di saat yang tidak tepat ? Apakah aku harus membuangnya ? Hahaha,tidak Shin Heera pabo.Tidak boleh !
Sehun melonggarkan pelukkannya,ia memberiku ruang untuk mengambil ponsel di dalam saku celanaku.Ku tatap layar ponselku,dan ternyata Kai mengirimiku pesan.Segera ku buka pesan dari Kai dan ku baca dalam hati.
“Calon Nyonya Kim,kau membuatku sedikit cemburu,sungguh…Tapi itu tak penting. Jadi,bisakah kita pergi sekarang ?”
Dan pria yang satu ini,dia juga tak berubah sedikitpun—Dia masih suka berlaku seenaknya padaku,tapi ia tak berlebihan.Hei, Apa dia lupa bahwa tadi ia telah melamarku ? Bukankah dia tadi sangat romantis ? Kenapa sekarang ia kembali pada sifat dinginnya ?
Dia benar-benar aneh dan tak menentu.Tapi,sungguh bodohnya aku.Bagaimana bisa aku sangat mencintainya ? Hahaha, Bodoh.
Ku masukkan kembali ponselku ke dalam saku celana jeansku,lalu berkata pada Sehun bahwa aku harus segera pergi.Sehun mengangguk tanda mengerti,dan dengan cepat aku berlari menuruni tangga dan berjalan ke arah tempat parkir untuk mencari Kai.
Aku melintasi jalanan sambil memasang pandangan tajam.Ku amati satu-persatu mobil di sana hingga aku menemukan sebuah BMW bewarna hitam,dimana Kai sedang duduk di dalamnya.Kai melemparkan seulas senyum padaku,dan aku segera masuk ke dalam mobil.
“Sudah lama?” Tanyaku penasaran.Kai menyalakan mesin dan menatapku sejenak “Sedikit” Jawabnya,ia mengangkat kedua bahunya.
“Mianhae”
“Tak masalah”
“Jadi , kita akan pergi ke mana ?”
Sekali lagi Kai menatapku,dia menggeleng “Ke mana lagi kalau tidak bertemu dengan appa-ku ?” . Bertemu dengan Kim ahjussi ? Apa yang sedang dia fikirkan ?
“Tapi,sepertinya lebih baik kau pulang saja..Biar aku yang pergi menemui appa..Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan dengannya”
Apa ada yang sedang ia sembunyikan dariku ? Aku menggeleng tidak mau “Aniya,aku ingin ikut denganmu” Ujarku manja.Hahaha,sudah lama aku tidak berkata semanja ini.Kai mendengus pelan “Bukankah hari ini kau ada janji dengan Ma Ri , Tae He, Ji Ra, Minho,dan Taemin ?”
Benar,bagaimana mungkin aku melupakannya ? Pelupa sekali kau ini Shim Heera—Berapa umurmu eoh ?

TO BE CONTINUED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar