Title : Two Moons
Author : Heena Park
Ratting : PG
Genre : Romance,Friendship,Family,Angst,Fantasy
Main Cast :
-Shin Heera
-Kim Jong In / Kai
-Oh Sehun
Support Cast :
-EXO-K
-EXO-M
-Other
Recomended Song :
-EXO *Black Pearl*
-Let Out The Beast (Gatau yang nyanyi *plakk*)
-Katy Perry feat Kanye West *E.T
-BigBang *Monster*
-Christina Perri *A Thousand Years*
nb : ff ini terinsipari dari Twilight,jadi mungkin ada beberapa kejadian *plak* yang agak sama.
Plagiat di Larang Masuk..!!!
.
.
Previous ==>
Chanyeol berjalan mendekati Kai dan Sehun.Mereka bertiga saling bertatapan,Kai menyunggingkan senyum datarnya “Traktir aku bibimbap” Kata Kai dengan begitu santai.Sehun dan Chanyeol membelalakkan matanya dan saling menatap satu sama lain,mereka tak percaya lelaki seperti Kai hanya meminta bibimbap untuk hadiah kemenangannya.Apa Kai mulai aneh? Mungkin—
Next ==>
“Heera-ya bisakah kau lebih cepat? Aku sudah kelaparan” Gerutu Ma Ri sambil mengusap-usap perutnya yang sudah keroncongan sejak tadi.Ia menatap daun pintu kamar mandi dan melihat seorang gadis keluar sambil mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan sehelai handuk.Gadis itu mendesah “Dasar tidak sabaran,tunggu sebentar lagi,aku akan ganti baju.Kau keluar saja dulu” Jawab Heera seraya mengambil sisir di meja rias dan mulai membuka-buka lemarinya untuk memilih baju yang sekiranya cocok untuk ia kenakan malam ini.
“Baiklah,jangan lama-lama ne,kau mau melihatku mati kelaparan oh ya,sekalian antarkan aku ke toko buku?” Gumam Ma Ri lalu bangkit dan keluar dari kamar Heera.Sedangkan gadis itu hanya menatap temannya dan mendengus pelan.
*****
Heera duduk di kursi pengemudi,sedangkan Ma Ri duduk di sebelahnya sambil memanyunkan bibirnya.Heera menatap spion sebentar lalu menyalakan mesin sedan putih kesayangannya itu.Ia menatap Ma Ri dan berkata “Kau masih marah ne? Baiklah kalau begitu aku tidak jadi menraktirmu makan malam” Ujar Heera cepat.Ma Ri membelalakkan matanya dan menatap Heera dengan tatapan aneh “Mwo? Heera-ya..aku sudah kelaparan,kau ini tega sekali,baiklah aku sudah tidak marah” Jawabnya dengan kesal.
Heera tersenyum tipis lalu mulai menjalankan mobilnya “Baiklah,lalu kita mau ke mana? Aku tidak tau rumah makan yang enak di sini” Tanyanya pada Ma Ri.Gadis itu terlihat sibuk dengan tas lengannya,sepertinya ia mencari sesuatu,tapi entah apa yang sedang ia cari.Mungkin kunci,mungkin HP,mungkin bedak,atau entahlah..Itu urusannya.
Ma Ri menengok sebentar “Lurus saja,nanti ada perempatan,lalu kau belok kiri.. dan jika ada pertigaan kau belok kanan.Nanti di kanan jalan akan ada sebuah rumah makan khas Korea.Selain rasanya yang enak,di sana juga murah.Cocok untuk mahasiswi seperti kita” Celoteh Ma Ri panjang lebar walau dengan tatapan yang masih tertuju pada tas lengannya.
Heera mengangguk tanda mengerti,ia mengikuti kata-kata Ma Ri dan melajukan mobil tersebut. “Yak,ini dia!” Ma Ri sedikit berteriak sambil mengangkat sobekkan kertas yang terlihat lusuh,gadis itu tersenyum lebar dan segera mengambil ponselnya.Dengan cepat ia mengetik beberapa digit angka yang ia salin dari kertas tersebut.Sepertinya nomor seseorang,mungkin temannya,mungkin saudaranya,tapi mungkin juga orang yang di sukainya.Oh ayolah,untuk apa mengurusi ini? Itu adalah privasi Ma Ri.
Heera menatap temannya lalu menggeleng pelan.Ia berbelok pada sebuah pertigaan,di lihatnya sebuah Rumah Makan bergaya Cina-Korea dengan bangunan yang diperkirakan sudah berusia puluhan tahun,tapi mungkin juga ratusan tahun.Heera memarkirkan mobilnya di samping sebuah mobil BMW hitam yang sepertinya pernah ia lihat sebelumnya.Tunggu,mobil itu mirip seperti mobil milik lelaki itu.Tapi entahlah,mungkin dia salah.Bisa saja mobil itu hanya sama saja.
Heera mendesah pelan lalu membuka daun pintu dan keluar dengan pelan,matanya tertuju pada 3 orang yang duduk di sebuah meja.Bukan salah lagi,mereka adalah Kai,Chanyeol,dan Sehun.Jadi mobil ini? Ini benar-benar milik Kai,bagaimana bisa? Kebetulan sekali.
Tiba-tiba saja Ma Ri meraih tangan Heera dan membisikkan sesuatu pada gadis itu “Sepertinya ini adalah hari yang beruntung bagi kita” Ucapnya seraya menyunggingkan senyum.Heera menatap Ma Ri dengan bingung dan berharap gadis itu akan memberi penjelasan,tapi sia-sia gadis itu hanya mengedipkan sebelah matanya lalu berjalan masuk meninggalkan Heera di luar.Aneh sekali—
Heera menggelengkan kepalanya lalu menatap sebentar mobil itu dan berjalan pelan mendekati pintu kaca yang bertuliskan open itu.Tangannya mulai menyentuh gagang pintu yang dingin dan serasa menusuk tulangnya,dingin sekali.Dengan perlahan ia mulai membuka pintu dan berjalan masuk dengan menundukkan mukanya.Sungguh,ia merasa bahwa lelaki itu sedang mengamatinya,tapi ia tidak tau apakah itu benar atau tidak.Hanya saja jantungnya..Jantungnya berdebar-debar tak jelas persis ketika lelaki itu menatapnya tadi sore.
Gadis itu menggelengkan kepalanya “Ayolah Heera,tidak mungkin” Ucapnya pada diri sendiri kemudian berjalan kembali menghampiri Ma Ri yang sudah duduk sambil memegang daftar menu serta seorang pelayan yang berdiri tepat di sampingnya sambil memegang sebuah kertas kosong dan pulpen.
“Tolong bibimbap satu dan orange juice satu,eh Heera kau mau pesan apa?” Tanya Ma Ri ketika mendapati temannya yang sedang duduk di depannya.Heera mendesah “Sama seperti kau saja” Jawabnya cepat kemudian menyandarkan tubuhnya pada kursi “Baiklah,kalau begitu pesanan yang tadi jadi double saja” Ucap Ma Ri pada sang pelayan sambil tersenyum
“Baiklah,mohon di tunggu” Jawab pelayan itu lalu membungkuk sebentar dan berjalan menjauhi mereka berdua.Heera bertopang dagu kemudian memainkan kunci mobilnya “Kau tidak apa-apa?” Tanya Ma Ri bagaikan seorang ibu yang sedang khawatir pada anaknya.Heera menggeleng “Tak apa,hanya saja…..”
“Hanya saja apa?” Sela Ma Ri dengan cepat,gadis itu terlihat penasaran. “Anio,tak apa-apa.Oh ya,apakah pesanannya masih lama?” Tanya Heera yang mulai mengalihkan pembicaraan.
*****
15 menit berlalu sejak ke-dua gadis itu memesan makanannya,dan sekarang semua pesanan mereka sudah berada di depan mata.Ma Ri terlihat bersemangat menikmati bibimbap dan orange juicenya,sedangkan Heera? Gadis itu terlihat uring-uringan.Bukan karena ia tidak suka pada bibimbap,hanya saja ia merasa bahwa lelaki itu benar-benar sedang memandanginya sejak tadi.Baiklah,Heera mulai menengok dan mencoba untuk memandang lelaki itu untuk sekedar memastikannya saja.Ia tidak ingin menjadi gadis yang terlalu over PD dan mengira bahwa ia sedang di perhatikan oleh seorang lelaki yang bahkan belum mengenalnya sama sekali.
Apa ini? Lelaki itu benar-benar mengamatinya? Bahkan di saat Heera menengok,dia masih saja menatap Heera dengan tatapan yang sama seperti tadi sore.Ada apa dengan lelaki itu? Apa dia merasa bahwa pernah mengenal Heera sebelumnya? Tidak,tidak mungkin—
“Yak Heera,sepertinya Kai sedang memperhatikanmu,apakah kau juga sedang memperhatikannya?” Celoteh Ma Ri yang tiba-tiba saja membuyarkan lamunan Heera.Gadis itu menengok dan bertanya dengan nada bingung serta tergagap “M..Mw..Mwo?”
“Baiklah,sepertinya kau mulai terpesona pada salah satu dari mereka” Sahut Ma Ri sambil mengembangkan senyum tengiknya.Heera menggeleng “Anio,aku tidak tertarik..maksudku..Aku…”
“Sudahlah,akui saja.Banyak yang menyukai mereka,tapi ku fikir Kai tertarik padamu dan itu akan membuat iri banyak gadis di kampus” Gumam Ma Ri lagi dengan sedikit tertawa.Heera hanya memanyunkan bibirnya dan kembali menengok ke arah 3 orang lelaki tadi.Tapi apa ini? Di mana mereka? Bukankah tadi mereka sedang berada di sana? Tapi sekarang? Mengapa mereka tidak ada? Bahkan mobilnya-pun juga tidak ada.Mana mungkin hanya dalam waktu 3 menit,tunggu bahkan mungkin tidak ada 3 menit mereka sudah menghilang dan tidak diketahui keberadaannya.Aneh sekali—
“Baiklah Shin Heera,sudah cukup melamunnya,jangan memikirkan mereka terus.Bukankah kau harus mengantarkanku ke toko buku? Aku harus membeli kamus” Kata Ma Ri pada Heera sambil menepuk lengan temannya dengan pelan.Heera mengangguk dan segera bangkit menuju ke kasir.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~OO00oo00OO~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Sial! Dia sudah tidak ada!” Umpat Chanyeol sambil memukul dinding sebuah rumah kosong yang terlihat sangat buruk.Kai berjalan mendekatinya lalu berkata “Lebih baik,kita cari lagi dia” Ujarnya pada Chanyeol.Lelaki itu menatap Kai dan mengangguk “Baiklah,ide bagus”
Chanyeol,Kai,dan Sehun mulai berjalan menelusuri rumah tersebut,rumah lama yang di dalamnya terdapat banyak sekali jaring laba-laba serta beberapa kayu yang sering berbunyi jika terkena angin.
Bukkk..!!! Suara benda terjatuh mengagetkan mereka ber-tiga,dengan cepat mereka berlari dan mencari sumber suara tersebut.Kedengarannya suara tersebut berasal dari lantai dua rumah tersebut.
Tiga orang lelaki terlihat berdiri sambil memandang jendela yang terbuka lebar.Sehun menyipitkan matanya “Suho hyung,Baekhyun hyung,D.O hyung” Ujarnya tak mengerti.Apa yang sedang mereka lakukan? Mengapa diam saja? Bukankah seharusnya mereka mencari tau di mana keberadaan Tao?.
Suho dan ke-dua dongsaengnya berbalik lalu mendapati Kai,Chanyeol,dan Sehun yang sedang terdiam menatap mereka.Suho menghela nafas lalu melangkah mendekati mereka dan menatapnya satu per-satu.
“Hyung,apa yang terjadi?” Sahut Kai penasaran,begitu pula dengan Sehun dan Chanyeol.Suho mengangkat sebuah kertas yang ujungnya telah terbakar.Di kertas itu tertulis “Tao akan menjadi pengikutku sampai aku bisa mendapatkannya”.Apa lagi ini? Apa maksudnya? Siapa yang telah mengirimkannya? Apa arti dari mendapatkannya? Apa yang ingin dia dapatkan? Mengapa semuanya jadi begini? Pertanyaan-pertanyaan itu sudah jelas-jelas menghiasi fikiran mereka ber-tiga.
Chanyeol menyipitkan matanya “Apa maksudnya?” Ia berjalan lebih mendekat pada Suho.Lelaki itu hanya diam saja,hingga akhirnya ia mulai angkat bicara “Aku juga tidak tahu.Tadi aku seperti melihat bayangan Tao yang berjalan menuju ke sini dan aku-pun mengikutinya.Tak lama kemudian aku menghubungi kalian dan..tiba-tiba saja aku melihat kertas ini..Setelah itu,D.O dan Baekhyun datang begitu juga dengan kalian”Jelasnya pada Chanyeol,Kai,dan Sehun.
Sehun mendesah berat “Siapa yang telah mengirimkan pesan ini?” Tanyanya “Entahlah,ku fikir siapapun yang mengirimkannya pasti orang jahat yang bermaksud untuk memanfaatkan kekuatan Tao” Sahut D.O yakin.
Sejenak mereka terdiam dan mengatur nafas masing-masing,hingga akhirnya Baekhyun mulai memecah keheningan “Lebih baik kita pulang,dan hyung..Ku fikir duizzang Kris harus tau soal ini” Usul Baekhyun pada Suho yang dibalas sebuah anggukkan olehnya.
“Benar,duizzang harus tau soal ini.Kalau begitu mari kita pulang” Ajak Suho pada dongsaeng-dongsaengnya itu.Kai mendesah “Aku tidak bisa pulang sekarang,aku ada sedikit urusan” Ucapnya pada Suho lalu berjalan meninggalkan mereka semua.
Baekhyun berteriak “Kau mau ke mana? Apa ada sesuatu yang terjadi?” Tanyanya dengan nada curiga.Kai menghentikan langkahnya dan berbalik “Aku tidak tau,hanya saja aku mempunya firasat bahwa sesuatu akan terjadi pada…”
“Pada siapa?” Sahut Chanyeol cepat.Kai masih menggantungkan kata-katanya dan memilih diam “Tidak siapa-siapa,sudahlah aku pergi dulu” Jawabnya lalu menghilang begitu saja.
Suho menatap Chanyeol dan Sehun “Apa terjadi sesuatu padanya?” Tanyanya seraya menatap bergantian mereka ber-dua.Sehun dan Chanyeol hanya mengangkat pundaknya dan menggeleng “Aneh sekali anak itu” Gumam Suho.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~OO00oo00OO~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Jadi mana yang lebih bagus? Yang coklat atau yang biru?” Tanya Ma Ri seraya mengangkat dua buah kamus dengan warna yang berbeda.Heera mendesah pelan mendengar pertanyaan temannya yang tidak terlalu penting itu “Terserah kau saja” Jawabnya cepat.Ma Ri mendecakkan lidahnya “Ayolah Heera,aku bingung.Kau lihat yang coklat? Warnanya mirip dengan mataku,sedangkan yang biru? Aku suka pada warna biru” Tanyanya dengan nada manja.Sekali lagi Heera mendesah “Ayolah Ma Ri,kita sudah..bukan..bukan kita tapi kau..Kau sudah menghabiskan waktu selama 1 jam hanya untuk memilih sebuah kamu.Kau tau? Aku hampir saja tertidur” Gerutu Heera.
Ma Ri mengangkat jari telunjuk dan tengahnya,ia membentuknya menyerupai huruf V “Peace,hehehe..Baiklah,aku akan memilih yang bewarna biru.Kau tunggu sebentar ne,aku akan membayar di kasir” Ujar Ma Ri kemudian membawa kamus bewarna biru itu menuju ke kasir.
Heera mengamati temannya yang sedang mengantri,sepertinya itu akan lama.Akhirnya ia bangkit dan mulai berjalan di antara puluhan rak buku yang berdiri dengan kokohnya.Ia mulai melihat-lihat,siapa tau ada buku yang membuatnya tertarik.
Matanya mengarah pada sebuah buku yang ditulis dengan huruf yang tidak ia mengerti.Buku apa ini? Belum pernah ia melihatnya.Heera mengkerutkan keningnya dan mencoba menggapai buku tersebut hingga..Bukkk..!!! Seorang laki-laki berjaket hitam tiba-tiba saja menabraknya,walaupun tidak sampai jatuh tetapi itu sudah cukup membuat buku yang ia pegang terlepas dari genggamannya dan terjatuh di lantai.
Lelaki tadi membungkuk serta memungut buku yang terjatuh lalu memberikannya pada Heera sambil meminta maaf,tapi tatapan lelaki itu seperti ingin menerkam dan mencabik-cabiknya sekarang juga.Apa lagi ini? Aneh sekali “Mianhae” Gumamnya kemudian pergi.
Heera masih mengamati lelaki itu dan melihatnya masuk ke dalam sebuah bus kemudian entah hilang ke mana.Kembali ia menatap bukunya dan ini bukan buku yang tadi? Bagaimana mungkin bukunya berubah? Ini tidak mungkin.Jelas-jelas tadi yang terjatuh adalah buku yang di tulis dengan huruf yang tidak ia kenal.Tapi sekarang? Kenapa buku tersebut berganti menjadi sebuah kamus? Sungguh,hari ini adalah hari ter-aneh yang pernah Heera alami sepanjang hidupnya.
Heera masih menatap kamus itu dan “Heera-ya..ayo kita pulang” Suara Ma Ri menyadarkan Heera dari lamunannya,dengan cepat ia menaruh kembali kamus tersebut dan berjalan keluar dari toko buku menuju ke dalam mobilnya.
*****
“Kau yakin akan pulang sendiri? Bukankah lebih baik kau menginap saja? Ini sudah larut malam” Gumam Ma Ri yang cemas pada temannya tersebut.Heera menggeleng “Anio,aku tidak apa-apa.Sudah kau masuk saja,bukankah besok kita masih harus ke kampus?” Jawab Heera seraya menenangkan temannya
“Baiklah,kalau begitu aku pulang dulu ne,sampai jumpa besok” Sambungnya lalu masuk ke dalam mobil dan mulai melajukan mobilnya ke jalanan.
Gadis itu melajukan mobilnya lebih kencang daripada biasanya,apalagi malam-malam seperti ini jalanan terlihat sepi.Ia mengamati beberapa orang sedang mabuk di jalan.Hash..gadis itu sangat membenci pemabuk.
Tiba-tiba saja mobilnya berhenti dan..mengapa harus di sini? Di dekat para pemabuk menyebalkan itu?.Heera memukul pelan kemudinya dan memberanikan diri untuk keluar serta melihat apa yang sebenarnya terjadi pada mobilnya.Ia mendesah pelan ketika mendapati beberapa pemabuk itu mulai mengamatinya dan tersenyum licik.
Tidak..Tidak..jangan sekarang…Heera mulai menggigiti bibir bawahnya serta mulai merogoh sakunya dan berharap menemukan benda yang bisa melindunginya,tapi apa? Dia sama sekali tidak menemukannya.Para pemabuk itu semakin mendekat padanya dan mulai menyeringai (?)
Heera mencoba mundur dan masuk kembali dalam mobilnya,hanya ini satu-satunya cara untuk berlindung.Tak apa jika barang yang ia pakau harus rusak,tak apa..Tapi biarlah tubuhnya tetap baik-baik saja..Itu adalah kata-kata yang selalu di katakana kedua orang tuanya pada Heera.Anak satu-satunya.
Dag..Brukk…Dag…Para pemabuk itu mencoba membuka mobil Heera,dan gadis itu? Dia hanya bisa menangis dan berharap akan ada seseorang yang menyelamatkannya,ia mengambil ponselnya dan membuka kontak telfonnya.Apa-apaan ini? Ia sama sekali tidak bisa menghubungi teman-temannya dan ia tidak mungkin menghubungi keluarganya dan membuat mereka khawatir,di lihatnya sebuah kertas yang tadi sempat di bawa oleh Ma Ri,dengan cepat ia menyahut kertas tersebut dan menyalinnya lalu memanggil pemilik nomor tersebut..
“Tolong saya,Jebal…” Ujar Heera dengan terburu-buru..suara seorang laki-laki terdengar di seberang sana,ia menanyakan keberadaan Heera..dengan cepat gadis itu menunjukkan keberadaannya sebelum semuanya akan berakhir menyedihkan.
Heera mendekap erat tubuhnya dan memejamkan matanya,ia menutup kepalanya dengan kedua tangannya,ia takut..sangat sangat takut..Ia takut orang-orang itu menyakitinya.Hingga terdengar suara mobil berhenti,mobil itu mendecit keras (?) Heera tetap tak berani melihat siapa yang datang,ia tetap pada pendiriannya.
Bukk..orang itu sedang berkelahi,Heera bisa mendengar suara pukulan yang disebabkan karena perkelahian itu.Gadis itu semakin menutup telinganya dan tak berani membayangkan apa yang sedang terjadi.Siapa yang tadi datang? Bagaimana kalau orang itu tak selamat? Bagaimana Kalau… Dok..dok..dok..Seseorang mengetuk pintu mobilnya beberapa kali,Heera menengok perlahan dan melihat Kai sedang mengetuk kaca jendelanya “Cepat buka!” Gumamnya pada Heera,tak menunggu lama lagi Heera segera membuka pintunya dan melangkahkan kakinya yang masih gemetar itu untuk keluar dari dalam mobil.
“Ikut aku” Kai menarik tangan kanan Heera lalu menyeret gadis itu ke mobilnya.Ia bukakan pintu untuk Heera dan membantu gadis itu masuk.Ia sangat sadar bahwa Heera sedang ketakutan bukan main dan ia tak ingin keadaan gadis itu semakin buruk.Dengan cepat Kai membawa gadis itu pergi menuju ke tempat yang lebih aman,setidaknya bisa menjauh dari para pemabuk itu.
Sekiranya keadaan sudah mulai membaik,Kai menatap gadis itu tenang.Ia memberikan se-kaleng kopi yang baru saja di belinya beberapa saat lalu.Kemudian ia melepas jaket kulit warna putih yang sedang ia kenakan dan memberikannya pada Heera “Pakailah” Gumamnya pelan.
Awalnya Heera hanya mengamatinya dan tidak melakukan apapun,sampai akhirnya Kai menyampirkan (?) jaket tersebut di tubuh gadis itu dan mulai bicara “Seharusnya seorang perempuan tidak keluar malam sendirian”
Begitu Kai mengeluarkan kata-kata itu,tubuh Heera terasa lebih hangat dan tenang.Ini pertama kalinya ia mendengar Kai berbicara dan bertanya padanya. “Di mana rumahmu? Aku akan mengantarmu sampai di sana dan mobilmu,aku yang akan mengurusnya,kau tak perlu khawatir”
*To Be Continued*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar