Selasa, 13 November 2012

You’re My Light, Always






You’re My Light, Always
Author : @disachan404
Judul : You’re My Light, Always
Type : Oneshoot
Genre : Romance
Cast :
-  GD a.k.a Kwon Ji Yong
-  Lee Seung Hyun a.k.a Seungri
-  Shin Min Ji a.k.a Minji (OC)
-  Dan cast pembantu lainnya

Warning : Made in otak yang buntu, cerita terlalu singkat & ga karuan, gaje, ga romantis *plakk
Note : Yang suka DARAGON couple sorry ya GDnya diembat dulu *konci Sandara di kamar*

Ini terinspirasi dari film Windstruck  (gatau ? tanya ke mbah google ne ! hehe) DONT FORGET RCL, NE !! NO BASH !! NO PLAGIATIST !! Happy Reading reader !! *watdezig !! author banyak cuap nih !!* *bow*


Kaulah cahaya itu..

Jiyong POV
                Kami sedang asik menyandarkan tubuh kami di pohon besar  yang rindang. Dengan alunan dawai gitar yang dipetik olehku, semakin menambah suasana yang damai & tenang.
“Minji ah, mataharinya mulai terbenam !!” aku menghentikan alunan dawai ini.
“Yee.. akhirnya aku bisa melihatnya oppa ^^” Minji terlihat sangat bahagia.
                Matahari mulai menyembunyikan diri dari permukaan bumi. Langit menjadi semakin gelap. Kunang-kunang pun datang mengelilingi pohon ini. Menari-nari bagaikan peri kecil dan menyinari kami dari kegelapan.
“Jika aku mati, aku berdoa kepada tuhan agar aku berubah menjadi secercah cahaya” Minji serius melihat kunang-kunang itu.
“Wae chagi ?”
“Agar aku bisa melindungi oppa dari kegelapan” Aku hanya tersenyum dan mengacak – acak rambut Minji.
Kami pun terdiam sejenak dalam heningan malam. Tiba – tiba aku teringat dengan pesan umma Minji agar jangan pulang terlalu malam. Aku tidak ingin penyakit tipusnya kembali datang.
“Chagi, ayo kita pulang” aku menempelkan jaket hangatku ke tubuh Minji.
“Aaahh... andwae. Aku masih ingin melihat ini !! Kenapa oppa selalu menyuruhku pulang cepat ??” kesal Minji. Aku hanya tersenyum melihat wajah aegyonya.
“Kenapa oppa melihatku seperti itu ?” Minji mengalihkan pandanganya ke objek yang lain
“Hari ini aku sangat merindukan oppa. Aku merasakan oppa seperti akan pergi jauh selamanya dari ku makanya aku...”
“Ya, kenapa kau bilang begitu ? Mianhae chagi. Ingat kau baru sembuh dari penyakitmu. Kita bisa kesini lagi besok, arasso ?”
“Andwae oppa, apa kau tidak ingat janji melihat matahari terbenam itu sudah kau katakan 3 minggu yang lalu dan kau baru bisa mengajakku sekarang !! Kau suka melanggar janji !!” dia memanyunkan bibirnya dengan lucu.
“Baiklah, oppa tidak akan melanggar janji oppa lagi. Kalau oppa bohong, beri tanda di pohon ini” Aku mengacak – acak lagi rambut Minji.
“Untuk apa aku membuat tanda di pohon ini ?”
“Aish.. aku akan mengucapkan saranghae sebanyak tanda itu sebagai tanda maaf oppa!!” bohong ku agar bisa cepat pulang.
“Janji ya oppa” Aku langsung membawa Minji ke mobilku.

***

Apa aku masih bisa merahasiakan ini ? apa Minji akan membenciku?

                Sebentar lagi bui ini akan menjadi rumah bagiku. Aku tidak tahu bahwa rokok yang mengandung ganja itu telah berhasil menjebakku ke bui ini. Tapi aku tak bisa mengelaknya lagi, aku dinyatakan positif mengonsumsi ganja. Tapi berkat pengacara dari sahabatku, aku hanya di hukum selama 2 tahun. Keluarga ku dan umma Minji sedih mendengar ini, aku memohon kepada umma agar tidak memberi tahu Minji. Aku hanya bisa memberi catatan buruk untuk Minji. Aku selalu membuatnya kecewa. Pasti sekarang dia akan lebih kecewa karena aku kembali melanggar janjiku untuk melihat matahari terbenam bersamanya.
“Gwaenchanayo hyung ?” Seungri datang menjengukku.
“Ne, aku hanya bisa bersabar sekarang. Hyung, apa aku bisa meminta tolong?”
“Hmm... apa.. untuk Minji?”
“Ne. Harusnya sore ini aku akan melihat matahari terbenam bersamanya. Tolong katakan yang sebernarnya pada Minji. Katakan bahwa... a- aku selalu mencintainya, mianhae aku tidak bisa menepati janjiku. Aku tahu dia akan kecewa berat padaku. Makanya tolong sampaikan ini...” Aku tertunduk lesu.
“Baiklah hyung, aku akan menyampaikannya. Aku juga akan menjaganya dan memberi tahu kabarnya untukmu selalu. Semua akan baik – baik saja hyung, kau pasti bisa menghadapi ini semua, arrasso ?” Seungri menyemangatiku. Aku tersenyum tipis kepadanya.
                Seungri pun pamit dan beranjak pergi. Sedangkan aku di jeruji ini tidak bisa berhenti memikirkan Minji, aku tidak ingin dia sakit kembali sakit karenaku

***

Selama aku di penjara, Seungri selalu memberi kabar Minji untukku. Tapi saat aku menanyakan mengapa Minji tidak kesini, Seungri bilang tidak tahu. Dia hanya mendapat kabar Minji dari ummanya.

“Dia tidak percaya dengan ceritaku, padahal ummanya juga sudah menjelaskan ini. Dia terlihat sangat kecewa sekali, hyung” kabar Seungri kepadaku. Aku hanya bisa diam dalam penyesalan.

3 Minggu kemudian

“Minji menjadi sakit – sakitan. Saat aku menjenguknyapun, dia tidak mau berbicara apa – apa tentang mu hyung” Kabar itu membuatku semakin khawatir dengannya.

3 Bulan kemudian

“Dia sudah membaik. Dia semakin kuat, hyung. Tapi ummanya bilang setiap sore dia selalu pergi jalan – jalan sendirian ke taman tempat kalian melihat matahari terbenam“ Seketika memoriku kembali mengingat janjiku pada Minji, mianhae chagi..

1 Tahun kemudian

“Seperti biasa. Umma bilang dia masih suka jalan – jalan sendirian di taman dan menyendiri, hyung. Dia telah kehilangan semangat hidupnya” Seungri masih tetap memberiku kabar. Aku tidak bisa apa-apa melainkan diam di sini..

***

2 Tahun Kemudian
                Akhirnya hari yang kutunggu telah tiba. Aku melangkah kakiku keluar dari jeruji dengan langkah yang ringan. Bebas... kini aku telah bebas !!!
                Keluargaku, sahabatku, mereka telah menanti kedatanganku. Aku langsung memeluk mereka dengan erat, bahagia sekali rasanya bisa keluar dari bui itu. Kulihat wajah mereka. Tidak ada yang berubah.
“Chukae Hyung, aku juga punya kejutan untukmu” Seungri membawa ummanya Minji kesini, aku menunduk hormat kepada beliau.
“Kami merindukanmu, Jiyong” umma memelukku dan mengelus wajahku.
“Bagaimana dengan kabar Minji umma?”
“Mungkin kau mengira dia sudah tidak memperdulikanmu. Umma yakin dia pasti merindukanmu, walaupun kau sering berbohong padanya” umma tersenyum padaku. Aku merasa tidak enak dengan umma, aku selalu mengecewakan anaknya.
                Umma membalikkan badanku. Dari jauh kulihat seorang yeoja kurus sedang menatap kepadaku. Wajahnya pucat, garis hitam di matanya menunjukan bahwa ia terlalu banyak menangis. Tapi dia masih terlihat cantik bagiku, dia terlihat kuat. Bahagia sekali rasanya, ternyata dia masih menerimaku apa adanya. Ternyata dia masih setia menungguku. Dia disini.
“Ya, kau masih mempercayai oppamu ini ? kau masih mencintai oppa pembohong ini ?” kataku dengan penuh penyesalan
“Oppaa..” dia berjalan kearahku sambil menahan isak tangisnya.

Bersamaan dengan terjadinya keributan di kantor polisi.

                Seseorang narapidana tiba – tiba mencekik leher Minji dari belakang sambil menodongkan pistol ke kepala Minji. Minji di seret sampai ke pintu dan dijadikan tameng agar tidak ada polisi yang menembaknya.

“Akan kutembak gadis ini !! TURUNKAN PISTOL KALIAAAAN !!”
“OPPAAA.... ” Minji menangis ketakutan.

               Polisi pun menjatuhkan pistolnya dan mengangkat tangannya. Si narapidana itu tetap berjalan mundur kearah pintu keluar sambil menyeret Minji. Setelah sampai di depan pintu Minji di dorong ke arah polisi agar mengalihkan para polisi dan...

DORR !!! DORR !!!

                Polisi melancarkan tembakannya. Polisi itu berhasil melumpuhkan kaki si narapidana, dan pelurunya juga  tepat mengenai jantung Minji. Aku langsung berlari menuju Minji, semua terjadi begitu cepat..

“Minji ? Minji ? Gwaenchanayo ?? Minji ? jawab aku minji !! bertahanlah untuk oppa, minji !! MINJIII !!! k- kau.. kau kuat minjiii” air mataku menetes, aku memeluk minji dengan erat, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya bisa berada disampingnya saat ini.
“o- oppa, ss..ssesak sekali oppa... hhah.. a- aku sulit bernafass...”
“k- kita harus melihat matahari.. kau harus hidup chagi.. oppa sudah berjanji untukmu chagiii.. oppa mohon bertahanlah sebentaar. S- saranghae.. saranghaeyo chagiii !!” bajunya sudah penuh dengan darah. Aku terus menangis, dadaku terasa sesak sekali melihat ini semua, dia terlihat sangat tersiksa.

              Ambulan datang dan langsung memberi pertolongan pertama padanya. Aku terus berada disampingnya sampai langkahku terhenti karena aku tidak boleh memasuki ruang ICU. Dengan pakaian dan tanganku yang masih berlumuran darah, aku hanya duduk berdoa. Tanganku gemetaran, otakku tidak bisa mencerna semua kejadian ini. Aku masih sulit mempercayai semua ini, semuanya terlalu cepat terjadi. Memori dosa-dosa ku pada minji mulai datang, tuhan... aku akan merindukannya... aku sangat mencintainya tuhan...

Dokter keluar dari ruang ICU, sangat besar harapanku agar Minji kembali.

“Dia mengalami pendaharan yang banyak. Maaf, kami tidak bisa menolongnya”

             Aku terduduk lemas. Kepalaku berdenyut sakit sekali, dadaku sesak. Isak tangisku semakin pecah, aku terus memegang dadaku, nafasku tidak beraturan. Aku merasa kehilangan berat . Aku terus memanggil namanya, maafkan oppa minji, janji itu takkan pernah terbayar.. maafkan oppa....  jeongmal saranghae chagi.. saranghae minjii..

Oppa suka melanggar janji !!

***

“Kami turut berduka cita, nyonya. Kami memohon maaf atas keteledoran petugas kami” Kepala polisi itu membungkuk rendah ke arah umma Minji.
“Kita tidak tahu bagaimana kematian datang. Aku sudah merelakkan kepergian anakku, Gikwang-ssi” umma tersenyum dengan ramah. Beliau terlihat sangat tegar.
                Satu persatu para pelayat dan keluarga mulai pamit dari umma dan pergi. Kini hanya tinggal aku dan umma Minji. Aku memeluk umma dengan erat.

“Umma a- aku telah berbohong kepadanya, aku merasa sangat bersalah. A- aku..”
“Terimakasih kau sudah menemani Minji hingga akhir hayatnya. Setidaknya kau ada di waktu terakhirnya. Jika kau mencintainya, relakan dia pergi, doakanlah dia” Umma pamit dan pergi meninggalkanku. Kini aku sendirian..
                Sebelum aku beranjak pergi, kutinggal kan bunga edelweiss favorit Minji di makamnya.

“Jika aku mati dan dilahirkan kembali didunia, jika kita bertemu lagi, aku akan menjadi pria yang selalu ada di sampingmu.. aku akan tua dan mati bersamamu. Saranghae chagii..”

***

Aku pulang menuju kerumah. Selama di perjalanan, kulihat warna orange di langit, langit sore itu mengingatkanku akan janji ku pada Minji lagi.

Besok kita kesini lagi, arrasso ?

                Aku kemudikan setirku menuju taman kami. Taman yang 2 tahun tidak ku kunjungi. Sesampainya disana aku langsung mencari pohon itu. Dan saat aku mendapatkannya, aku terkejut, tidak ada 1 tanda yang kulihat disana.

Kalau oppa bohong, beri tanda di pohon ini !
Untuk apa aku membuat tanda di pohon ini ??

Melainkan 1000 tanda...
                Ribuan catatan kecil warna – warni dengan warna perak di belakangnya bergelantungan di pohon itu. Pandanganku terhipnotis dengan apa yang aku lihat ini, pohon ini terlihat...  indah.. sangat indah..
Aku membaca beberapa catatannya..

-Oppa jangan suka bohong. Kau harus jujur ya ! aku pasti akan menerimamu apa adanya :( saranghaeyo oppa ^^-

-Gomawo oppa karena telah setia menungguku selama aku sakit. Aku juga akan selalu menunggu oppa disini, ne? -

-Aku tidak pernah lelah menunggu oppa ^^ oppa memang tidak bisa menepati janji tepat waktu, tapi janji oppa selalu terbayar kok !! i love u oppa :)-

-Hmm.. pohon ini sudah penuh akan tanda - tandaku. Apa oppa benar-benar akan mengatakan saranghae sebanyak tanda ini ya?-

                Matahari pun mulai menyembunyikan diri dari permukaan bumi. Langit pun semakin gelap, kunang-kunang mulai berdatangan di sekitar pohon. Kertas perak itu bercahaya. Pohon itu kini seperti berdaun cahaya perak, pohon besar ini bercahaya, sangat indah sekali.

Jika aku mati, aku berdoa kepada tuhan agar aku berubah menjadi secercah cahaya... Agar aku bisa melindungi oppa dari kegelapan...

Dadaku kembali sesak, aku menangis, aku benar – benar merindukannya..

                Aku mengambil gitar di mobilku. Kumainkan melodi gitar Jung Sung Ha - Missing You sambil menyender di pohon cahaya ini, air mataku terus menetes, kau suka melodi ini kan, Minji ?
Aku merasakan Minji sedang disini. Cahaya pohon ini, dia sudah berubah wujud. Apa kau melihat matahari terbenam tadi Minji ? apa kau merindukan saat-saat seperti ini ?
Kau telah menjadi cahaya yang berkilau nan indah. Semoga kau bahagia, kelak kita akan bertemu di dunia abadi selanjutnya chagi, oppa tidak akan bohong lagi dengan janji yang ini.

-Oppa, jika kau melihat cahaya terang di kegelapan langit malam. Itulah aku ^^ pai oppaa -


-END-

Oke, the end reader. Mian kalo tidak bisa menguras air mata reader, mian kalo ga romantis yaa :’( *bow berulang – ulang*. Dont forget RCLnya ne !! gomawo sebelumnya, pai readers *bow again :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar