Title : Two Moons
Author : Heena Park
Ratting : PG
Genre : Romance,Friendship,Family,Angst,Fantasy
Main Cast :
-Shin Heera
-Kim Jong In / Kai
-Oh Sehun
Support Cast :
-EXO-K
-EXO-M
-Other
Recomended Song :
-EXO *Black Pearl*
-Let Out The Beast (Gatau yang nyanyi *plakk*)
-Katy Perry feat Kanye West *E.T
-BigBang *Monster*
-Christina Perri *A Thousand Years*
nb : ff ini terinsipari dari Twilight,jadi mungkin ada beberapa kejadian *plak* yang agak sama.
Plagiat di Larang Masuk..!!!
.
.
Previous ==>
“Ikut aku” Kai menarik tangan kanan Heera lalu menyeret gadis itu ke mobilnya.Ia bukakan pintu untuk Heera dan membantu gadis itu masuk.Ia sangat sadar bahwa Heera sedang ketakutan bukan main dan ia tak ingin keadaan gadis itu semakin buruk.Dengan cepat Kai membawa gadis itu pergi menuju ke tempat yang lebih aman,setidaknya bisa menjauh dari para pemabuk itu.
Next ==>
Hangatnya sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela kamar Heera,gadis itu masih tertidur dengan memakai pakaian yang ia kenakan semalam.Matanya terasa berat untuk di buka,padahal ini baru hari ke-dua ia berada di Seoul tapi mengapa semuanya menjadi aneh dan berantakkan seperti ini? Banyak sekali kejadian-kejadian tak terduga yang ia alami kemarin.
Pintu kamarnya terbuka,sepertinya Heera lupa untuk menguncinya.Ibunya masuk dan duduk di samping Heera sambil membelai lembut anak gadis kesayangannya itu.Ia bisa melihat rasa lelah yang menghinggapi Heera.
Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya dan mendapati sang ibu yang sedang duduk di sampingnya,Heera menguap lalu berbicara “Amma? Sekarang jam berapa? Apa aku kesiangan lagi?” Tanya Heera sambil membenahi cara duduknya.
Han Im Young mengibaskan tangannya “Anio,ini masih pagi.Jadi apa kau mau mandi sekarang chagi?” Tanyanya dengan lembut.Heera mengangguk dan bergegas turun dari ranjangnya.
“Oh ya chagi..Temanmu yang kemarin,tadi pagi-pagi sekali dia sudah mengantarkan mobilmu.Dia bilang mobilmu sudah ia bawa ke bengkel untuk diperbaiki”.Heera terdiam mendengar perkataan ibunya,jantungnya terasa berhenti berdebar ketika mendengar bahwa Kai baru saja ke rumahnya.Ia berbalik “Amma tidak membangunkanku ketika dia kemari” Protesnya
Han Im Young tersenyum kecil melihat reaksi anaknya,lalu berdiri dan menepuk pelan pundak Shin Heera “Dia bilang,dia tidak ingin mengganggumu..Sudah sana mandilah,kau bisa terlambat chagiya..” Jawab Han Im Young lalu keluar.
Heera terduduk di karpet biru bergambar mickey mouse kesayangannya.Ia menggaruk-garuk kepalanya dan menggeleng “Yak baiklah Shin Heera,sudah cukup!” Omelnya pada diri sendiri.
*****
Jam menunjukkan pukul 07.15 ketika gadis itu berdiri di depan gerbang kampus.Seperti biasa ia di antarkan oleh sang ayah tercinta.Heera melambaikan tangannya pada sang ayah lalu masuk ke dalam kampus mencari teman-temannya.
Matanya menangkap sosok Taemin yang sedang duduk berdua dengan Ji Ra di kantin.Entah apa yang sedang merasuki fikiran gadis itu,tapi perasaannya mengatakan bahwa Ji Ra dan Taemin sedang berkencan.Mungkin—
Tapi mengapa mereka berkencan di kantin? Aneh sekali.Heera mendengus pelan dan memilih untuk tidak menghampiri mereka.Ta,Heera takut mengganggu mereka berdua.
Heera berjalan mengelilingi kampus,tetapi ia sama sekali tidak menemui tanda-tanda kehadiran Ma Ri,Tae He,ataupun Minho.Di mana meraka semua? Apa mereka sedang ke suatu tempat? Mengapa Heera tidak di ajak? Ah entahlah.
Heera mendengus kesal,ia memutar-mutar tasnya dan berniat kembali ke dalam kelasnya,tapi tiba-tiba matanya menangkap sosok seorang laki-laki berkaos biru dengan kemeja hitam di luar dan tak lupa celana jeans biru tua terlihat serasi di kakinya.
Heera berfirikir sebentar lalu dengan ragu ia berjalan pelan menghampiri sosok tersebut sambil menggigiti bibir bawahnya.Ia menundukkan wajahnya dan berdiri tepat di samping lelaki itu “Boleh bicara sebentar?” Tanya Heera dengan suaranya yang agak serak karena kelelahan semalam.Lelaki itu menengok dan memasukkan kedua tangannya dalam saku celana.
“Emm..aku….aku hanya ingin mengucapkan terima kasih…maksudku ya,tentang kejadian semalam dan…..terimakasih juga karena telah memperbaiki mobilku” Katanya dengan agak tergagap,walaupun ini sudah kedua kalinya ia berbicara dengan Kai tapi tetap saja jantungnya terasa berdebar-debar.Tapi bukan karena dia mencintai Kai,rasanya jantungnya berdebar karena ada hal lain.Hal yang tak pernah ia ketahui sebelumnya.Hal yang membawanya bertemu dengan Kai beserta teman-temannya.
Kai menundukkan mukanya dan mengamati Heera yang sedang melamun lalu memegang lengan gadis itu sebentar “Kau tak apa?” Tanyanya dengan nada datar,Heera mengerjapkan matanya begitu menyadari Kai menyentuh lengannya,ia hampir melompat karena itu. “A..aku? Tidak..aku tidak apa-apa”
“Baiklah” Kai berjalan pelan meninggalkan Heera dengan tangan yang masih berada di dalam sakunya.Gadis itu mendesah pelan lalu mencoba berteriak walaupun dengan suara yang benar-benar tidak mendukung “Jaketmu masih ku cuci,besok akan ku kembalikan!!…uhukk..uhukk” Gadis itu memegang tenggorokkannya yang sakit karena berteriak.
Kai berhenti berjalan dan berbalik memandang gadis yang sedang kesakitan itu,entah sadar atau tidak tangannya mulai merogoh isi ransel dan mengeluarkan sebotol air putih.Dengan cepat ia menghampiri Heera dan memberikan botol itu lalu berkata “Berikan jaketku besok se-usai jam kampus di halaman belakang” Sahutnya dengan tatapan tepat mengarah pada mata gadis itu,lalu berbalik kembali meninggalkannya.
Heera yang sejak tadi menahan nafas karena shock mendapati Kai yang sedang menatapnya sedekat itu sambil memberikan sebotol air putih,kini hanya bisa mencoba bernafas dengan lancar dan menenangkan jantungnya yang berdebar-debar.Sungguh,sebenarnya Heera merasa bahwa bukan hanya jantungnya yang berdebar-debar,tetapi juga jantung lelaki itu.Tapi mungkinkah itu benar terjadi? Entahlah—
Ia menatap botol air tersebut hingga “Heera-ya..!!! Di situ kau rupanya?” Terdengar suara seorang gadis.Heera menengok dan mencari asal suara tersebut,terlihat Ma Ri sedang berlari sambil melambaikan tangannya pada Heera.
“Ku dengar kemarin malam kau di ganggu oleh beberapa pemabuk? Sudah ku bilang seharusnya kau menginap di rumahku saja” Sambung Ma Ri cemas,Heera menggeleng “Anio,aku tidak apa-apa.Sudahlah bukankah kelas akan segera di mulai?”
*****
“Berikan jaketku besok se-usai jam kampus di halaman belakang” Kalimat itu masih terngiang di benak Heera.Ia mengaduk-aduk secangkir kopi yang sudah di pesannya sejak beberapa waktu lalu.Matanya menatap kopi itu tetapi fikirannya mengarah pada Kai.Sungguh,sebenarnya ia benar-benar merasa bingung.Ma Ri bilang Kai adalah orang yang dingin,tapi mengapa? Mengapa Kai menatapnya dengan tatapan seperti itu? Dia bahkan sempat mencemaskan keadaan Heera.Tapi tunggu,mungkin untuk mencemaskan keadaan Heera hanyalah perasaan gadis itu saja,tapi entahlah—
“Heera-ya kau baik-baik saja? Ku lihat dari tadi kau hanya melamun” Suara Minho menyadarkan Heera dari lamunan sesaatnya,ia mendecak lalu mengibaskan tangan kanannya “Mwo? Anio..Sepertinya perutku mulai lapar,apa kalian juga mau makan?”
Tae He memandang tajam ke arah Heera “Ku rasa kau sedang sakit,apa kejadian tadi malam membuatmu frustasi? Maksudku ya,Ma Ri sudah menceritakan semuanya pada kami”
Heera mengerutkan keningnya “Mengapa? Memang ada yang aneh dariku?” Tanyanya tak mengerti.Kali ini giliran Ma Ri yang menatapnya tajam “Kau sudah menghabiskan sepiring spagheti tadi,dan sekarang? Kau bilang kau lapar lagi?” Ma Ri bertanya balik.
“Oh..benarkah? Hahaha,aduh aku ini pelupa sekali ya? Tadi aku sudah makan? Baiklah” Ucap Heera linglung sambil menepuk pelan jidatnya “Tapi jika kau benar-benar lapar,aku akan memesankan makanan untukmu” Sahut Minho cepat-cepat.Heera menggeleng “Khamsahamnida,tapi aku bisa memesan sendiri” Jawabnya sambil tersenyum.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~00000000~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Heera menghempaskan tubuhnya ke kasur,matanya menatap langit-langit kamar dan sesekali ia pejamkan.Entah mengapa tiba-tiba ia teringat oleh kejadian kemarin.Kejadian di mana ia bisa diselamatkan oleh Kai.Ia tidak menyangka bahwa nomor itu adalah milik Kai,tapi yang lebih tidak ia sangka lagi adalah lelaki itu benar-benar datang untuk menolongnya,dan bagaimana seorang Kai bisa melawan para pemabuk itu sendirian? Dan bagaimana ia bisa mengambil mobil yang Heera tinggalkan di sana begitu saja lalu membawanya ke bengkel? Aneh sekali.
Apakah ini hanya kebetulan semata? Atau ini memang..? Entahlah..Tapi sekarang yang ia fikirkan selain itu adalah untuk apa Ma Ri menyimpan nomor lelaki itu? Dan kebetulannya adalah,kertas bekas catatan nomor hp Kai tertinggal di dalam mobilnya.
Flashback
Jam menunjukkan pukul 16.00 KST.Kali ini Heera terlihat sedang duduk tenang di kursi penumpang mobil Ma Ri.Tangan kirinya sibuk memegang ponsel,sedangkan tangan kanannya memegangi kepalanya yang agak pusing.Ma Ri masuk ke dalam mobil dan memberikan satu kaplet obat sakit kepala “Minumlah,semoga setelah meminumnya keadaanmu akan lebih membaik” Ujar Ma Ri.Heera mengangguk pelan lalu meneguk obat tersebut dengan air yang diberikan oleh Kai tadi.
“Ma Ri-ah..Boleh aku bertanya sesuatu?” Gumam Heera pada Ma Ri.Ia menengok “Ne,ada apa?” Jawabnya lalu kembali mengarahkan padangan ke depan.
“Kalau boleh tau,kemarin yang ada di sobekkan kertas…itu nomor ponsel siapa?” Tanya Heera hati-hati.Ma Ri membelalakkan matanya dan hampir saja mobilnya menabrak pembatas jalan “Yakk Han Ma Ri..berhati-hatilah!! Kau hampir saja menabrak pembatas jalan!!” Umpat Heera yang kesal karena tingkah sahabatnya itu.
Ma Ri meringis dan tertawa kecil “Mianhae..hehehe,kau tadi menanyakan apa? Oh ya soal nomor itu ya?”.Heera mengkerutkan keningnya “Yak,baiklah Shin Heera..sebenarnya itu…ya maksudku…” Ma Ri menggantungkan kata-katanya
“Ayolah Ma Ri..” Rengek Heera sambil memasang wajah polosnya dan berharap gadis yang berada di dekatnya itu akan segera memberitahunya.Ma Ri menghela nafas “Itu..itu adalah nomor ponsel Kai..wae?”
Deg..!! Jantungnya terasa berhanti sejenak.Ternyata kemarin malam ia benar-benar menelfon Kai dan menyuruh lelaki itu datang menolongnya.Ia benar-benar tak menyangka hal ini bisa terjadi.Bagaimana bisa? Aneh—
“Heera-ya…kau baik-baik saja?” Ujar Ma Ri ketika mendapati sahabatnya yang sedang termenung itu.Heera menggigiti bibir bawahnya “Anio,aku baik-baik saja..Apakah kita sudah sampai?”
Flashback END
~~~~~~~~~~~~~~~~~~00000000~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Drap..drap..drap..Terdengar suara langkah kaki seseorang yang sedang menaiki tangga.Seorang gadis terlihat mencoba melepaskan diri dari ikatan sebuah tali yang membuatnya hampir mati kesakitan.Tubuhnya berlumuran darah,tangan,kaki,wajah,dan semuanya.Ia berkali-kali mencoba merenggangkan tali sepanjang 5 meter itu.Tali yang melilit seluruh tubuhnya.
Suara langkah tadi semakin mendekat,gadis itu semakin mempercepat gerakkannya tanpa perduli bahwa tubuhnya hampir saja hancur karena kesakitan.Seorang lelaki berjubah hitam berdiri tepat di depannya sambil membawa sebuah pisau bergagang biru tua serta bergambar tengkorak.
Lelaki itu semakin mendekat,mendekat,dan lebih mendekat lagi.Ia acungkan pisau tajam itu tepat di depan gadis yang sedang duduk tertali dan lemah tak berdaya.Lelaki itu mengayunkan pisaunya mengarah tepat di jantung gadis itu sebelum…Braakkkk !!! Seseorang mendorongnya dari samping hingga lelaki itu terjatuh di lantai dan pisaunya menancap tepat di kaki gadis itu.
“Ahhhhh..” Teriaknya yang sedang menahan rasa sakit dalam dirinya.Pisau tajam itu menusuk kaki kanannya dan membuatnya tak bisa melakukan apapun kecuali berteriak.Di ujung sana terlihat kedua lelaki sedang berkelahi,berkali-kali lelaki yang baru saja datang itu dihantam oleh lelaki berjubah hitam yang tak diketahui identitasnya.
Tiba-tiba seseorang memegang tangan gadis yang sedang menahan sakit itu dan melepaskan tali yang melilit seluruh tubuhnya serta mencabut pisau yang telah menancap cukup dalam di kakinya.Gadis itu menjerit kesakitan,wajahnya pucat,nafasnya terengah-engah dunia seakan sedang membawanya ke dalam jalan menuju ajalnya.
“Heera-ya..kuatlah,aku akan membawamu pergi dari sini” Ucap lelaki berponi itu.Heera mengernyit “Tidak..jangan tinggalkan Kai bersama orang itu sendiri” Balasnya tertatih. “Kai akan baik-baik saja..sekarang peganglah erat tubuhku”
Heera mendorong pelan tubuh lelaki itu “Anio Sehun…aku tidak mau!” Ucapnya lebih keras.Sehun mengangkat tubuh gadis itu,ia tak perduli lagi dengan apa yang di katakan olehnya “Kita harus pergi”
“Tidak..lepaskan aku..!! Lepaskan aku..!!!” Heera terus meronta dan memukul dada Sehun tetapi lelaki itu tetap tak menggubrisnya hingga terdengar suara Kai yang berteriak begitu keras.Heera mendongakkan wajahnya dan menengok ke belakang,ia lihat Kai sedang tergeletak lemas dengan pisau menancap tepat di jantungnya.Tiba-tiba saja dadanya terasa sesak,hidupnya seakan sudah berakhir,nafasnya tercekat.Ia tak bisa berkata-kata lagi,semuanya menjadi gelap.
“Kai..!!!!!!” Jedakkkk..Heera terjatuh dari kasurnya,ia meringis dan mengelus-elus (?) pantatnya yang sakit
“Aigo…ternyata hanya mimpi..huh!!” Gerutunya kesal.Ternyata ia tadi ketiduran dan tiba-tiba saja bermimpi seperti itu.
Heera mencoba bangkit dan berjalan sempoyongan menuju ke kamar mandi.Ini sudah pukul 20.00 KST tapi ia belum mandi,huh di mana keluarganya? Mengapa tidak membangunkannya?
Ia tarik handuk di gantungan baju dan terdengar ponselnya berbunyi.Dengan malas ia ambil ponselnya dan melihat sebuah pesan masuk. “Chagiya…Mianhae amma dan appa sedang berada di luar rumah sekarang,jika lapar,kau bisa membeli makanan di seberang..Kami tidak akan lama” Heera mendengus “Pantas saja tidak ada yang membangunkanku” Upatnya.Ia melempar ponselnya ke kasur dan beranjak ke kamar mandi
~~~~~~~~~~~~~~~~~~00000000~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Jadi,apa kata duizzang Kris?” Baekhyun menyilangkan ke-dua tangannya sambil berdiri di samping Suho. “Dia akan segera mencari tau” Jawab Suho pendek “Lalu? Apa yang akan kita lakukan sekarang? Sudah 2 bulan kita berada di bumi” Tanya Baekhyun lagi.
Suho berbalik dan memegang ke-dua pundak Baekhyun “Entahlah,tetapi ku rasa…kita mulai mendapatkan petunjuk tentang keberadaan Tao” Baekhyun mengangguk.Kai dengan santainya melintas di depan mereka berdua.Baekhyun mengerutkan keningnya “Hai kkamjong!” Sapanya.Kai berhenti dan menoleh “Mwo?”
“Kemarin malam kau ke mana? Dan tadi,kau juga berangkat ke kampus pagi-pagi sekali.Aku curiga padamu”Celotehnya dengan padangan tajam,begitu juga Suho yang tiba-tiba saja ikut mengkerutkan keningnya.Kai memandangi satu per-satu hyungnya lalu mengangkat ke-dua tangannya di depan dada “Baiklah..baiklah..aku hanya ingin keluar dan mencari udara.Apakah itu aneh?”
“Kelihatannya bukan itu alasanmu”Sahut Suho cepat-cepat,Kai mengerjap “Ayolah hyung..memang apalagi yang bisa ku lakukan di sini?Aku bahkan tidak di perbolehkan menggunakan kekuatanku di luar sana”
“Memang kau mau jati dirimu terungkap?” Tanya Suho.Kai memanyunkan bibirnya “Sudahlah,aku ingin tidur”
*To Be Continued*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar