Senin, 06 Mei 2013

(Kai'Ra Story) Believe



believe 1
Title: (Kai'Ra Story) Believe
Author: Heena Park
Length: Oneshoot
Genre: Romance, Fantasy
Ratting: PG-13
Main Cast:
-EXO-K KAI
-Shin Heera
-Park Hyun Sik
Backsong:
-For The First Time by Kangta
Cuap-cuap Author: Annyeonghaseyo, FF ini adalah salah satu potongan (?) Dari kejadian di The Time yang tidak saya masukkan. _.V Jadi ini itu selingan gitu waks ~ sekalian sebagai penghibur karena nungguin saya ngelanjutin FF itu._.
~ Believe ~


Heera mendengus kesal, ia menekan ke-sepuluh jarinya pada tuts-tuts piano sampai membuat sebuah nada yang tidak beraturan (?). Ia kemudian membolak-balik buku lagu yang berisi not-not
dalam memainkan musik-Sudah hampir dua belas kali ia mencoba memainkan instrumental dari lagu berjudul Piano milik Jo Sung Mo, namun ia tak berhasil-Nada yang ia hasilkan sangat hambar dan tidak berwujud.
Dengan kesal ia berbalik dan menatap Kai yang sedang duduk di sofa sambil membaca Koran dan meminum secangkir teh hangat.Heera mengamati Kai sebentar lalu kembali berbalik menghadap piano, namun ia tak melakukan apapun hanya mendengus dan menggerutu tak jelas.
"Kau sudah menyerah hmm?" Ujar Kai yang tiba-tiba berada di samping Heera.Gadis itu hampir melompat karena kaget, namun ia cepat sadar bahwa Kai memang memiliki kekuatan teleportasi.
"Yak, Tuan Kim-Kau membuatku kaget" Gerutunya sambil memajukan bibirnya.Kai tertawa kecil melihat tingkah Heera yang sedikit ke-anak-kanakan.Namun dengan cepat ia meraih dagu Heera dan menciumnya lembut sambil sesekali menyesap (?) Bibir perempuan itu, dan tanpa ragu dibalas oleh Heera.
Heera melingkarkan ke-dua lengannya ke leher Kai namun tiba-tiba ia mendorong Kai menjauhi tubuhnya dan berucap "Berhentilah mengganggu konsentrasiku Tuan Kim" Ucapnya sambil mengedipkan mata pada Kai.
Pria itu mengangkat dua tangannya "Baiklah-baiklah" Ia kemudian mengambil buku Heera dan menaruhnya di lantai "Untuk apa kau menggunakan buku ini lagi jika sudah ada sang ahli di dekatmu" Sambungnya lalu menaruh tangannya di atas tuts-tuts piano.
Heera menaikkan alisnya "Aku tidak tahu kau bisa bermain piano". Mendengar ucapan Heera, Kai mendesah berat dan tersenyum licik.Lucu sekali-Heera tidak tahu bahwa Kai bisa bermain piano? Sungguh, ah benar.Selama ini bahkan Kai tidak pernah menunjukkan bakat terpendamnya itu ha ha ha.
Drrtttt ...
Tiba-tiba ponsel Heera berbunyi, mereka berdua menoleh pada sebuah benda kecil di atas meja yang sedang bergetar.Heera mengkerahkan tangannya untuk mengambil ponselnya dan menaikkan alisnya begitu melihat beberapa digit nomor yang tidak ia ketahui.
"Siapa?" Kai menyahut dan hanya dibalas gelengan oleh Heera, akhirnya pria itu mengambil alih ponsel Heera dan menekan tombol 'jawab' lalu mendengarkan suara seorang pria di seberang sana.
"Yoboseo, benar ini ponsel Heera?"
Kai mengkerutkan keningnya "Benar, dengan siapa?"
"Apakah aku bisa berbicara dengannya? Katakan ini dari Park Hyun Sik "
"Park Hyun Sik?"
Begitu mendengar Kai mengeja nama 'itu' Heera langsung terkejut dan menaikkan alisnya. Jantungnya berdegup lebih kencang.Mana mungkin pria itu menelpon? Apa dia sudah gila?
Heera sempat ingin mengambil ponselnya, namun di cegah oleh Kai.Ia menghadang tangan Heera dan menjauhkannya dari ponselnya.
"Kau Park Hyun Sik, siapa?" Ujar Kai memperjelas
Pria di ujung telpon itu mendesah "Apakah ia memiliki banyak mantan kekasih dengan nama Park Hyun Sik? Ku kira hanya aku yang bernama Park Hyun Sik "
Kai menatap Heera sejenak sambil menajamkan matanya pada istrinya sedangkan Heera hanya meringis menemukan Kai yang sedang menatapnya seperti itu.Akhirnya Kai mendekat pada Heera dan menyodorkan ponsel itu kepada pemiliknya " Mantan Kekasihmu ingin berbicara denganmu "Ucap Kai seolah sedang menahan emosi dalam dirinya.
Ia cemburu-Itu sangat jelas, maksudku-Bagaimana mungkin pria yang berstatus sebagai 'Mantan Kekasih' Heera itu kembali menelpon Heera dengan suara tanpa kesalahan dan bahkan ia dengan jelas menyebutkan siapa dirinya pada suami 'mantannya' itu.
Setelah memberikan ponsel itu pada Heera, Kai berbalik dan hendak pergi namun tiba-tiba tangan Heera memegang lengan Kai seolah mengatakan agar Kai tidak pergi.Mengerti akan apa yang dimaksud oleh Heera, Kai-pun tidak sampai hati untuk meninggalkan Heera dan akhirnya ia kembali berjalan mendekati Heera dan berhenti di samping istrinya.
Sesekali ia mengamati Heera yang sedang mengobrol dengan seorang pria di telpon dengan status 'Mantan Pacarnya' itu.Walaupun Heera tidak menunjukkan gerak-gerik bahwa ia kembali tertarik dengan Park Hyun Sik namun tetap saja Kai merasa cemburu.
Tak lama kemudian Heera menutup ponselnya dan menatap Kai nanar "Dia tadi mengajakku untuk bertemu dan mengobrol" Ia menghela napas sebentar "Tapi aku menolaknya" Sambungnya dengan nada yang lebih halus
Merasa bahwa Heera sedang membohongi keinginannya, Kai-pun berucap "Kenapa? Tidak masalah jika kau bertemu dengan Park Hyun Sik "Kai berhenti sebentar lalu menatap langit-langit dan memutar otaknya yang sebenarnya sangat malas jika digunakan untuk berpikir tentang pria yang baru saja menelpon istrinya itu" Lagipula, aku pikir dia tidak mungkin meminta mantan kekasihnya yang telah ber-suami itu kembali padanya "Sambungnya lalu beranjak pergi.
Heera terdiam, ia membiarkan Kai pergi.Ia tahu bahwa Kai pasti membutuhkan waktu untuk sendiri, Kai butuh ketenangan.

*****
22.00 KST

Waktu semakin malam, Heera yang kembali duduk di ruang tamu sendirian sambil menonton televise itu-pun menggerakkan tubuhnya untuk bangun dan beranjak ke kamar.Dilihatnya seorang pria sedang tidur sambil memeluk guling.
Heera duduk di samping pria itu dan mengamati setiap garis wajahnya.Telapak tangannya yang semula diam kini mulai bergerak untuk menyentuh wajah pria itu
Dahinya ..
Hidungnya ..
Pipinya ..
Bibirnya ..
Dagunya ...
Ini terlalu indah-Ini sungguh tidak perlu pria lain lagi-Pria ini sudah lebih cukup untuknya pria bernama Park Hyun Sik itu, dia hanya masa lalu.Heera bahkan dulu tak sadar pernah berpacaran dengan pria itu.Sungguh-
"Kai .. kau marah padaku hmm?" Tanya Heera tiba-tiba.Ia masih mengamati pria yang sedang terlelap itu dan ia tidak mengharapkan jawaban dari Kai.
"Mendengar perkataanmu tadi, aku berpikir dua kali untuk bertemu dengannya atau tidak.Dan kau tahu? Aku memutuskan untuk benar-benar tidak bertemu dengannya "
"Aku tidak sedang mencoba untuk menjaga perasaanmu, karena aku tahu kau bisa menjaganya.Kau tidak akan cemburu pada hal seperti itu bukan? Entahlah-Mungkin tebakanku salah.tapi sungguh, aku memutuskan hal itu karena aku sangat sadar bahwa aku mencintaimu dan tidak butuh pria lain untuk mengisi hatiku "
"Kai, kau tau? Bersama denganmu adalah hal paling indah dalam hidupku.Bisa melihatmu setiap hari, mendengar suaramu setiap hari, menyiapkan sarapan untukmu setiap pagi.Ya, meskipun aku tahu mungkin rasanya sangat amburadul dan entahlah.Tapi itu sudah lebih cukup dariku-Aku bahagia bersamamu, Kim Jong in "
Selesai mengucapkan kata-kata itu, Heera menaikkan selimut dan menyelimuti tubuh Kai dan terkahir mengecup kening suaminya-Ini bukan pertama kalinya Heera melakukan itu, ya meskipun sebenarnya tidak sesering Kai.Tapi setidaknya Heera sudah beberapa kali melakukannya dan ia menyukainya.
Jam menunjukkan pukul 03.00 KST.Terdengar lantunan sebuah lagu dari ruang tamu.Siapa yang pagi-pagi begini bermain piano? Apakah orang itu sudah gila?
Heera terbangun dari tidurnya dan menemukan Kai tidak berada di sampingnya.Dengan cepat ia turun dan berjalan ke arah suara tersebut.dan benar, ia melihat Kai sedang duduk di depan piano sambil memainkan sebuah lagu.
"Kau sudah bangun?" Suara Kai tiba-tiba terdengar.Heera mengangguk dan menjawab "Apa yang sedang kau lakukan?" Heera berbalik tanya.
"Kemarilah"
Tiba-tiba Kai sudah berdiri di samping Heera dan menggandeng tangannya.Perempuan itu hampir saja melompat karena kaget, namun karena ia masih sedikit mengantuk jadi itu tak begitu terasa.Kai menarik Heera berjalan di sampingnya lalu duduk di depan piano.
"Mianhae .." Kai perlahan mengeluarkan suaranya dan dibalas gelengan dari Heera "Minta maaf untuk apa?"
"Untuk kejadian tadi, tidak seharusnya aku berkata seperti itu padamu" Ucapnya menyesal.Kai menundukkan kepalanya dan raut wajahnya berubah sedih.Ia benar-benar menyesal, ia merasa sangat bodoh karena telah berkata seperti tadi.Terlebih lagi setelah mendengar perkataan Heera tadi malam.
Sebenarnya tadi Kai memang sudah tidur, namun tiba-tiba ia terbangun saat merasakan seseorang sedang menyentuk pipinya.Ia memang tak membuka matanya, tapi ia tahu bahwa itu Heera, dan mendengar semua kata Heera tadi.
Kai meraih tangan Heera dan menempelkan pada dadanya.Heera bisa mendengar degup jantung Kai-Masih sama seperti saat pertama kali mereka bertemu.
"Kau bisa merasakannya bukan?" Tanya Kai pada Heera "Seperti inilah yang ku rasa setiap kali aku bersamamu-Aku merasa jantungku berdebar kencang, namun ini tidak menggangguku karena aku nyaman bersamamu" Kau berhenti sejenak, ia menatap Heera dalam-dalam "Sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah merasakannya-Aku merasa bahwa kau adalah milikku dan aku selalu percaya bahwa cintamu memang untukku-Namun kemarin, ketika kau mendapat telepon dari mantan kekasihmu, aku merasa bahwa tidak sepenuhnya perasaanku benar "
"Tapi aku sadar, aku sadar bahwa hal yang ku pikirkan tadi salah-Dan yang benar adalah perasaanku-Aku mendengar semuanya Heera, aku mendengar hal yang kau katakan tadi.dan sekarang aku benar-benar percaya bahwa kau adalah hidupku .. Aku mencintamu istriku , sangat mencintaimu "
Dengan kata tadi, Kai langsung menarik Heera dalam pelukkannya.Ia biarkan rasa ini mengalir bersama dengan dinginnya pagi.Ia bisa merasakan udara bahagia dari dalam diri Heera juga dirinya.
"Kai .."
"Hmm?"
"Jangan pernah berpikir seperti kemarin ne-Kau harus yakin dan percaya padaku, dan aku janji bahwa hanya kau yang selalu ku cintai" Heera meyakinkan Kai.
Pria itu mengangguk, ia tersenyum lalu kembali menenggelamkan Heera dalam pelukkannya. "Oh ya, kau mau mendengarkan salah satu lagu favouriteku?" Tanya Kai tiba-tiba tanpa melepaskan pelukkannya dan Heera mengangguk.
Akhirnya Kai melepaskan pelukkannya, ia berbalik menghadap piano dan menaruh tangannya di atas tuts-tuts piano tersebut "Lagu ini berjudul For The First Time-Kau tahu? Setiap kali mendengar-nya, aku selalu teringat pada awal pertemuan kita "Ucapnya sebelum mulai bernyanyi
Kai baru saja akan menekan tuts namun tiba-tiba Heera menghentikannya "Bisakah aku bermain bersamamu?"
Kai tertawa kecil mendengar pertanyaan Heera lalu mengangguk "Tentu saja, kemarikan tanganmu" Ujarnya.Ia menaruk tangannya di atas tangan Heera lalu mulai bermain piano.
I loved you 
the first time I saw you 
Now my heart will fall always stay true 
The beauty of your smile 
it brings tears into my eyes 
So grateful for the day that we shared

You saved me 
the first time I kissed you 
You showed me 
a world that was brand new 
You brightened up my day 
there'S so much I want to say 
I masih belum know 
just where I am to begin
I believe I dreamed you into life 
I waited here for you to shine a light 
My heart painted in a picture 
A beautiful design of you and I 
When I see my love reflected in your smile 
It 's so magical that words cannot describe 
I feel like a child looking at the sky 
For the first time
For all the joy 
you've opened my eyes to 
You're the one 
whom always see me through 
Your little hand in mine 
we both stand the test of time 
Together, ll never leave your side
I believe I dreamed you into life 
And I waited here for you to shine a light 
My heart painted in a picture 
A beautiful design of you and I 
When I see my love reflected in your smile 
It 's so magical that words cannot describe 
and I feel like a child 
just looking at the sky 
The first time oh first time

So innocent and beautiful 
You're everything I could wish for
I believe I dreamed you into life 
And I waited here for you to shine a light 
My heart painted in a picture 
A beautiful design of you and I 
When I see my love reflected in your smile 
So magical that words cannot describe 
I feel like a child looking at the sky 
Baby you're the reason why 
In your love I cannot lie 
For the first time
For The First Time
Song by KangTa



END



1 komentar: