Senin, 06 Mei 2013

Remember Part I



remember_arum-narundana_melurmutia


Title:
Remember
Author:
 Arum Narundana
Genre:
Romance, Sad, School Life
Ratting:
PG-15
Length:
Chapter
Main Cast:
-EXO-K Sehun
-Ahn Heena
Poster by:
Disclaimer:
FF ini terinspirasi dari film Jepang berjudul "Koizora" Jadi jangan bingung jika banyak kesamaan antara FF ini dan film tersebut waks ~
Backsong:
- Ai no Uta by Fukui Mai
-Marry Your Daughter by Brian Mcknight
-Tabidachi no Uta by Mr.Children
Sunmary:
- "Kau hanya perlu tersenyum dan aku akan baik-baik saja" - Oh Sehun
- "Bagaimana aku bisa tersenyum tanpa-mu? Tidak, itu sangat sulit "-Ahn Heena


== Ooooo ==


Waktu yang akan mempertemukan mereka ..
Namun, waktu juga yang akan memisahkan mereka ...
Dan waktu pula-lah yang akan membuat mereka bersatu kembali ...

Heena duduk di sofa berwarna coklat tua yang terletak di pojok ruangan sambil membolak-balik sebuah album kenangan.Sesekali ia menatap ke luar jendela dan melihat dua ekor burung berkicau sedang bertenger di atas pohon.
Matanya yang bening mulai kabur, perlahan ia meneteskan air mata-Semua ini membuatnya teringat pada kejadian yang pernah ia alami-Dan itu tak akan pernah ia lupakan, sampai kapanpun.


Flashback

Heena mengangkat tas sekolahnya dengan malas dan uring-uringan.Ia tidak mengerti kenapa pagi ini sangat membuatnya muak-Mungkin karena hari ini pelajaran pertama adalah tentang sejarah yang sangat membosankan itu.
Ia berjalan menuruni tangga dan melihat ke-dua orang tuanya juga seorang kakak perempuannya yang bernama Ahn Hyena sedang duduk di meja makan sambil menikmati makanan mereka.Heena menghembuskan napas kesal lalu duduk di samping Hyena.
Tangan kanannya mengambil dua buah roti dan langsung memakannya.Gadis itu memang tidak menyukai selai atau semacamnya, ia lebih suka roti hambar tanpa rasa.Seperti kehidupan cintanya.Ia bahkan belum pernah menjalin hubungan dengan seorang pria, padahal usianya sudah menginjak 17 tahun.
Sebenarnya ia memilik wajah yang cantik, hidungnya mancung, rambutnya panjang terurai, matanya tajam namun sesekali ia juga terlihat sangat lembut, dan suaranya yang sangat merdu melengking indah di telinga.
Sayang, ia terlalu kaku pada pria-Ia bahkan tidak pernah menganggapi pria yang berusaha mendekatinya.Entahlah-Apakah ia tidak tertarik pada pria?Tidak.Dia masih normal.Sesungguhnya dalam hatinya yang paling dalam, ia juga berharap bisa memiliki kekasih.Walaupun itu hanya harapan semata.
"Ada masalah Heena-ya?" Ujar sang ibu yang tidak diketahui sejak kapan sudah berada di belakang Heena sambil memegang pundak anaknya.Heena menggeleng, ia masih melahap rotinya "Tidak, tentu saja tidak" Jawabnya.
Tidak lama kemudian gadis itu telah selesai menghabiskan rotinya dan segera meminum segelas air putih lalu berdiri "Eomma, Appa, Unni.Aku berangkat dulu"
"Kau tidak berangkat bersama Appa dan Hyena?" Ayahnya berusaha menawari, namun Heena menggeleng "Tidak, terima kasih.aku sudah berjanji untuk berangkat bersama Ji Young.Dia sudah menungguku di perempatan jalan" Sahutnya lalu pergi begitu saja.
Ia berjalan sedikit gontai.Matanya yang tajam menatap jalanan yang ia lewati.Seorang perempuan melambai-lambaikan tangannya sambil menyunginggkan senyum yang lebar.Perempuan itu memakai seragam SMA yang sama persis dengan milik Heena.
Tidak salah lagi, gadis itu adalah Ji Young.
Heena berjalan dengan lebih cepat dan menyeberang jalan. "Kau sudah menunggu lama?" Tanyanya pada Ji Young.Gadis di depannya itu menggeleng dan meraih tangan Heena "Kita harus segera berangkat, aku ingin melihatnya" Jawab Ji Young sumringah.
Ia mengikuti langkah gadis di depannya yang berjalan dengan cepat.Sesekali Ji Young berbalik dan menyuruh Heena agar lebih cepat.Sebenarnya apa yang sedang gadis itu cari?
Begitu sampai di depan gerbang sekolah, Ji Young melepaskan tangan Heena dan mengatur napasnya yang tidak beraturan itu.Ia membungkukkan badannya yang penuh dengan keringat, begitu juga Heena.Padahal ia baru saja mandi dan berdandan, namun semua itu menjadi gratis karena Ji Young mengajaknya berlari .
"Yak, Park Ji Young.Jadi ada apa kau mengajakku berlari?" Tanya Heena setelah napasnya sudah mulai teratur.Ji Young menepuk pundak Heena dan meringis "Kau tau Park Chanyeol bukan? Kakak kelas kita yang sering muncul di majalah itu? Dia biasanya akan datang sebentar lagi bersama dengan gerombolannya "
"MWO? Jadi kau mengajakku berlari-lari hanya karena pria itu? , Yak Park Ji Young! Kenapa kau begitu .. "Tiba-tiba Ji Young menyekap mulut Heena" Diamlah, dia sudah datang "Ujarnya pada Heena.Gadis itu menarik tangan Ji Young dari mulutnya dan berbalik" Park Ji Young! Kau benar-benar ... "
Brukk ...
Heena terjatuh akibat tersandung oleh sebuah batu kecil di belakangnya.Ia mengelus-elus pantatnya dan juga roknya yang kotor akibat terjatuh tadi. Ia mendengus kesal melihat bajunya yang kotor itu.Ini menyebalkan! Maksudku, sia-sialah ia mandi tadi pagi, sia-sialah ia menyetrika bajunya jika akhirnya seperti ini.
Ini sangat Me-Nye-Bal-Kan
Tin ...
Tin ...
Suara klackson itu. Heena menengok ke kiri dan menemukan sebuah mobil hitam sedang membunyikan klacksonnya beberapa kali agar Heena segera pergi.Ia yang merasa muak, akhirnya mengangkat tangan kanannya dan memamerkan mobil itu sambil marah-marah.
"Yakk! Bisakah kau berhenti membunyikan klackson mobilmu itu hah? Apa kau buta? Kau tidak tahu aku jatuh? Bersabarlah! Pabo! "Teriaknya keras-keras.Ji muda yang sedang berdiri di depan Heena hanya bisa menepuk keningnya sambil berucap" Heena-ya, lebih baik kau cepat berdiri "
"Ah, diamlah.Aku akan berdiri.Dasar orang itu, menyebalkan sekali" Gerutunya
"Biar ku bantu" Ujar Ji Young sambil membantu Heena berdiri dan membantu membersihkan baju temannya itu.
"Ini tas-mu"


*****


"Yakk! Bisakah kau berhenti membunyikan klackson mobilmu itu hah? Apa kau buta? Kau tidak tahu aku jatuh? Bersabarlah! Pabo! "
Chanyeol menatap gadis yang sedang terduduk di depan mobilnya sambil marah-marah itu dengan malas "Lihatlah, kenapa dia begitu kasar? Apa aku salah membunyikan klackson? "Tanyanya pada teman-temannya yang berada satu mobil dengannya.
Sehun yang sedari tadi hanya berdiam akhirnya angkat bicara "Siapa nama gadis itu?" Tanyanya penasaran.Semua orang terdiam, mereka terlihat sedang berpikir sampai tiba-tiba Baekhyun angkat bicara "Heena-Ahn Heena.Kalau tidak salah"
"Ah ne, benar.Namanya Ahn Heena.Aku pernah mendengar nama itu beberapa kali" Sahut Kai tiba-tiba.Tak lama kemudian mereka menatap Sehun "Memang kenapa? Tidak biasanya kau bertanya nama seseorang "Ungkap Chanyeol.
Sehun menggeleng "Tidak apa-apa". Kemudian ia membuka pintu mobil dan berjalan mendekati gadis itu.Teman-temannya yang berada di dalam mobil hanya menatapnya aneh.Mereka berpikir, apakah Sehun sedang sakit? Ia bahkan tidak pernah mendekati perempuan manapun.
Sehun menunduk, ia meraih tas sekolah berwarna biru muda itu, lalu mengangkatnya dan membersihkan debu yang menempel dengan tangannya.
"Ini tas-mu"
Gadis yang membelakanginya itu-pun berbalik "M.. MWO?"
"Ini, apa kau tidak mau mengambilnya?"
"Eh" Gadis itu langsung mengambil tas-nya dari Sehun "Khamsahamnida" Ujarnya cuek.Sehun mengangguk pelan "Tak masalah"
Sehun tak langsung pergi.Ia masih mengamati gadis yang sedang berusaha membersihkan bajunya itu bersama dengan temannya.Namun semua segera berakhir ketika terdengar suara Chanyeol "Sehun-a ... Kau mau masuk atau tidak?" Teriak Chanyeol yang mengeluarkan kepalanya melalui kaca mobil.
Sehun terkaget, ia segera berbalik dan masuk kembali ke dama mobil Chanyeol.Meninggalkan gadis bernama Heena itu.

=== Ooooo ===


"Ini" Haneul menyodorkan sebuah kain berisi es batu yang telah di haluskan pada Heena "Jadi kenapa kau pusing seperti itu?" Tanyanya sambil duduk di atas meja.Heena menggeleng "Entahlah" Jawabnya yang sedang menempelkan kain tersebut di keningnya.Sementara Ji Young terlihat sedang memijit-mijit pelan pundak Heena "Sebaiknya kau ke UKS saja" Gumamnya pada Heena.
"Ah tidak, aku baik-baik saja.Sebentar lagi juga pusingnya akan hilang"
"Oh ya ngomong-ngomong tadi yang mengambil tas-mu, bukankah dia bernama Sehun?" Lanjut Ji Young.Heena menaikkan pundaknya tanda tidak tahu.Gadis itu memang tidak hafal dan malas sekali menghafal nama-nama kakak kelasnya.Bahkan ketika di jalan dan ada seseorang yang sekiranya satu sekolah dengannya memanggilnya, ia hanya akan tersenyum walau tidak tahu itu siapa.
"Kau benar-benar sangat parah ckckck" Celoteh Haneul tiba-tiba. "MWO?" Balas Heena bingung.
"Aniya, jadi kau masih pusing atau tidak? Kau memang aneh.Padahal hanya terjatuh seperti itu saja sudah pusing "Aku Haneul" Apa kepalamu tadi terbentur? Jangan-jangan ada kerusakkan dalam otakmu "
Pletak!
Tiba-tiba Ji Young memukul kecil kepala Haneul dan dibalas cibiran oleh gadis itu "Yak, Haneul-a.Dia hanya terjatuh biasa, kau jangan berpikiran yang macam-macam" Gumam Ji Young.
"Tapi kenapa dia bisa pusing? Aneh sekali "Selidik Haneul yang masih penasaran.Matanya yang bewarna abu-abu menerawang jelas di mata Heena.
"MWO? Kenapa kau menatapku seperti itu? Aku pusing karena tadi ada pelajaran sejarah "Jelasnya pendek.Haneul masih tak percaya pada ucapan Heena, Namun sebelum ia sempat bertanya bel tanda jam istirahat telah usai-pun berbunyi nyaring di telinga ke-tiga gadis remaja tersebut.
Di balik jendela kaca terlihat sonsaengmin sedang berjalan menuju ke kelas mereka.Lalu tak lama kemudian pintu terbuka dan sonsaengnim bergegas masuk-Seisi kelas hening, mereka tidak berbicara satu patah katapun dan mulai memperhatikan sonsaengnim.

*****


Sehun duduk termenung di dalam kelas.Pikirannya terbang entah ke mana-Sejak melihat gadis tadi, ia bahkan tidak bisa berkonsentrasi pada setiap pelajaran yang ada, hingga akhirnya Sehun memutuskan untuk berpura-pura sakit kepala dan keluar dari kelas.
Chanyeol dan ke empat temannya hanya menatap Sehun bingung, sudah dua kali Sehun bersikap aneh dan tidak jelas seperti itu.Namun Sehun tidak perduli, ia masih memantabkan hatinya untuk berjalan ke-luar.Lagipula juga sudah meminta izin pada sonsaengnim.
Pria itu berjalan melewati lorong-lorong sekolah.Ia berjalan tak jelas ke-mana.Hanya berjalan mengikuti keinginan hatinya dan juga lembutnya angin.Di pertigaan, Sehun berbelok ke kiri dan matanya tertuju pada sebuah kelas yang terletak paling pojok.
Matanya menerawang kaca jendela, ia tertegun.Matanya menangkap sesosok gadis berambut panjang terurai.Gadis itu terlihat serius mengamati guru ke-senian yang sedang mencontohkan bermain organ.Tidak lama kemudian sang guru berdiri dan menjulurkan tangannya menunjuk seseorang.
Sehun mengerjap begitu mengetahui bahwa yang di-panggil adalah gadis itu.Gadis yang kalau tidak salah bernama Heena.Gadis itu berdiri dan berjalan menghampiri guru-nya, lalu ia mundur selangkah tepat di belakang organ tersebut.
Sedangkan sang guru berdiri di sampingnya.Heena mulai menekan tuts-tuts organ tersebut.Alunan nada nan lembut menyapu seluruh kelas, tak terkecuali Sehun.Pria itu mendekatkan kepalanya di dekat jendela yang sedikit terbuka.
Lalu Heena mulai mengeluarkan suaranya.Walaupun tidak terdengar dengan jelas, tapi Sehun tahu bahwa suara gadis itu luar biasa indah.Setiap kata dan nada yang ke luar dari mulutnya menyatu indah dengan alunan suara organ bewarna hitam-putih itu.
Lama berlalu, pria di balik jendela itu semakin terlena dalam keadaan ini.Ia seolah tidak ingin pergi dan terus saja berdiri sambil mengamatinya.Tiba-tiba sonsaengnim yang berada di dalam kelas itu mengetahui bahwa ada seorang pria sedang mengamati kelasnya dari balik jendela.
Ia menyuruh Heena untuk menghentikan permainannya, dan berjalan ke arah Sehun-Sehun yang merasa bahwa akan di hampiri itu kelimpungan, bagaimana mungkin ini terjadi? Bodoh.Ia mencoba berlari, namun belum sempat ia berbalik, sonsaengnim sudah memanggilnya.
"Kau, mau ke mana kau!" Teriaknya sambil menunjuk Sehun.
Jantungnya berdegup dengan kencang.Ia bisa mati kalau begini "Cepat berbalik dan kemari" Lanjut sonsaengnim.
Akhirnya Sehun berbalik dan menghampir sonsaengnim.Ia menunduk tak berani menatap mata tajam guru kesenian itu.
"Jadi apa yang kau lakukan di sini? Bukankah ini masih jam pelajaran? "Tanya-nya tajam.Suaranya.Ini mengerikan.Rasanya seperti sedang di halangi oleh monster. "Anak muda, apa kau tidak mendengar pertanyaanku?" Ucapnya lagi.
Pria muda di depannya itu mulai menaikkan wajahnya dengan tatapan polos "Saya, saya hanya lewat dan kemudian melihat murid sonsaengnim sedang bermain organ" Jawabnya kaku
"Lewat? Memang kau mau ke-mana? "
"Saya ingin ke UKS sonsaengnim"
Sonsaengnim itu menaikkan alisnya "Bohong, sekarang cepat kau berlari mengelilingi lapangan sepuluh kali lalu berdiri di tengah lapangan sampai jam pelajaran usai! dan aku akan pergi menemui pengajaramu "
"Ta .. tapi sonsaengnim saya .."
"Jika kau masih mengelak, aku akan menambah hukumanmu" Dia berhenti sejenak "Oh Sehun"
Deg!
Sonsaengnim itu mengetahui namanya.Tentu saja, itu bukan hal yang tidak mungkin karena nama 'itu' sudah terpampang jelas di baju-nya.
Baiklah Oh Sehun, bersiaplah untuk mendapat kesialan.
Akhirnya mau tak mau Sehun melaksanakan hukuman dari sonsaengmin tersebut.Berlari sebanyak se-puluh kali di bawah sinar matahari yang sudah hampir berada tepat di atas kepalanya.Lalu ia harus berdiri di tengah lapangan untuk menunggu jam usai di tambah lagi kebohongannya yang tadi akan terungkap. ini mengerikan.
Waktu lambat berlalu, Sehun masih berdiri di tengah lapangan sambil merasakan teriknya matahari musim panas.Keringat keluar dari tubuhnya-Ia sangat lelah dan ini begitu panas.Sesekali ia menutupi matanya dengan lengan kanannya karena silau akan sinar matahari.Bayangan tubuhnya-pun juga sudah jatuh tepat di bawahnya.Ini sudah tengah hari.
Kring ...
Akhirnya berbunyi juga, jam tanda istirahat pelajaran telah usai.Pria itu sudah bisa beranjak meninggalkan tempat panas ini dan duduk di bawah ac kelas.Sehun segera bergegas untuk menuju kelasnya.Namun tiba-tiba seseorang memanggilnya
"Sehun sunbae-nim!" Teriak seorang anak kecil.Sehun berbalik dan menunduk "Ne?" Ujarnya sambil menatap anak kecil berusia sekitar 7 tahun itu lembut.Memang Sekolah Sehun selain tingkat SMA juga ada tingkat SD dan SMP.
"Ini, tadi ada seorang nuna yang menyuruhku untuk memberikan ini padamu" Jawab anak kecil itu polos.Sehun menaikkan alisnya "Nuna? Nuna siapa? "
Anak kecil itu menengok ke kanan dan menunjuk seorang gadis di lantai dua "Itu, nuna yang itu!" Gumamnya pada Sehun.Namun sepertinya gadis itu tahu bahwa ia sedang di tunjuk oleh anak kecil tadi, gadis itu-pun segera berbalik dan berjalan menjauhi jendela lantai dua tersebut.
Mengetahui bahwa gadis itu pergi-Sehun segera mengambil sebotol air minum yang di berikan anak kecil tadi dan tak lupa berterima kasih.Kemudian ia berlari mencoba mencari tahu siapa yang member-kannya air itu.
Ia berlari menaikki tangga ke lantai dua, berlari lagi menelusuri lorong-lorong.Namun tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis tadi.Di mana ia sebenarnya? Apakah gadis itu sudah kembali ke kelasnya.Lagipula seharusnya tadi adalah bel pergantian jam pelajaran.
Ia akhirnya menyerah dan memutuskan untuk kembali ke kelasnya sebelum ia dihukum lagi untuk yang ke-dua kalinya.
Deg!
Sehun baru saja berbalik dan ia berpapasan dengan seorang gadis yang hampir saja menabraknya.Dan percaya tak percaya gadis itu adalah Heena! Gadis yang tadi ia bantu saat terjatuh.
"K.. K .. kau?" Heena tergagap dan menaikkan alisnya terkejut.Namun gadis itu buru-buru lari untuk meninggalkan Sehun dan sayangnya ia tak berhasil.Sehun sudah terlebih dahulu memegang tangan Heena dan menariknya ke suatu tempat.


* To Be Continued *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar