Senin, 06 Mei 2013

My Precious Love Part I


mpl copy


Title:
My Precious Love
Author:
Heena Park
Ratting:
PG
Length:
Mulichapter
Genre:
Romance, Friendship, Family, Angst, Sad
Main Cast:
-Hiranuma Aiko 
-Lee Hyukjae (Enhyuk) 
-Choi Siwon 
-Other
Recomended Song:
-Utada Hikaru * First Love * 
-Ost Full House * I Think I Love You *

Disclaimer:
FF ini terinspirasi dari novel Ilana Tan yg berjudul Sunshine Becomes You dan FF ini sudah pernah saya share di blog pribadi saya, yaituhttp://heenaliciousworld.wordpress.com/


~ My Precious Love ~


"Hei, pemalas bangunlah ... apa kau akan tetap tidur seperti bayi sampai dosenmu datang menjemputmu?" Ucap Hiranuma Arissa sambil menyeret adiknya dari ranjang tidur kesayangannya.Gadis bernama Aiko itu masih saja terlelap dalam tidurnya, apakah ia sedang mimpi indah? Sampai-sampai ia begitu susah di bangunkan 
"Hoaammm .. oneesan aku masih mengantuk, bukankah ini masih sangat pagi? "Jawabnya sambil menutupi mulutnya yang sedang menguap itu 
Arissa menyilangkan ke-dua lengannya.Matanya menatap Aiko dan memiringkan kepalanya "Benarkah? Bukankah ini sudah hampir pukul 06.30? "Ia tersenyum kecil. "Ah .. ini baru jam .. eh MWO? Yak oneesan! Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi? Kau ingin membunuh adik kesayanganmu ini? "Ujar Aiko tiba-tiba, segera ia melesat ke kamar mandi dan meraih handuk di gantungan.Namun entah apakah hari ini adalah hari kesialannya atau bukan, tapi yang pasti air yang seharusnya keluar itu sama sekali tidak mengalir dari kran.

"Oneesan, airnya tidak keluar!" Teriak Aiko dari dalam kamar mandi-Arissa yang sedang sibuk membereskan kamar adiknya itu berhenti sebentar dari aktivitasnya "Kau tau kan bahwa ini apartemen lama? Jadi jangan protes jika airnya mati, lagipula bukankah kau sudah biasa mandi di tempat tetangga sebelah? "
"MWO? Anii, aku tidak mau, Aku malu "bantahnya cepat.
"Jadi, kau mau pergi ke kampus tanpa mandi?"
Aiko menyerah, ia kembali mengenakan bajunya dan ke luar dari kamar mandi sambil merengutkan wajahnya yang bisa dibilang seperti baju yang belum di setrika "Oneesan, kau benar-benar .."
Belum selesai Aiko mengatakan, Arissa sudah mendorong tubuh gadis itu untuk ke luar dari apartemen dan berkata "Nona Aiko, simpanlah kata-katamu untuk nanti, sekarang lebih baik kau segera mandi" ujarnya polos lalu mengedipkan sebelah matanya yang di respon garang oleh Aiko.
Namun seolah tak ada pilihan lagi-Aiko-pun terpaksa berbalik dan menggerakkan tubuhnya yang kaku untuk melangkah menuju ke apartemen sebelah yang memang sudah tidak asing lagi baginya.Maksudku sudah tidak asing lagi untuk menumpang mandi.
*****

"Aku tidak percaya harus melakukan hal ini lagi, menumpang mandi di apartemen orang yang tidak terlalu ku kenal.Memang aku sudah tinggal di Seoul sejak 2 tahun yang lalu, tapi tetap saja aku tidak bisa akrab dengan orang-orang di sini.Berbeda jauh dengan Arissa oneesan dia sangat cepat akrab dengan mereka, bahkan saking akrabnya dia sering mengajak teman-teman barunya itu ke apartemen, lalu bagaimana denganku? Aku hanya memiliki tidak lebih dari 2 teman akrab di sini, karena hanya mereka yang bisa berbahasa Jepang dengan lancar, di tambah lagi aku tidak terlalu pandai berbahasa Korea. "
Perlahan gadis berambut coklat, bertubuh lumayan tinggi, dan berhidung mancung itu mengetuk pintu salah seorang tetangganya yang tinggal tepat di samping kamar apartemennya.Orang-orang biasa memanggilnya Nenek Jin En, ia tinggal seorang diri di apartemen itu, entah kemana para cucu dan anak- anaknya.Walaupun usianya sudah sekitar 65 tahun tapi percayalah Nenek Ji En masih sangat terlihat sehat.
Aiko mengankat tangannya dan mengetuk pintu apartemen itu pelan. Dan tak lama kemudian ke luarlah seorang perempuan setengah baya dengan rambut yang mulai memutih dan wajah sedikit keriput, namun ia masih telrihat cantik.Seolah mengerti akan maksud kedatangan gadis kecil di depannya itu, wanita paruh baya bernama Ji En itu tersenyum kecil dan berkata "Masuklah dan jangan sampai ter-peleset di kamar mandi lagi" ujarnya sambil mengingat-ingat kejadian satu minggu lalu.Di mana saat itu Aiko sedang menumpang mandi, dan ketika gadis itu akan ke luar dari kamar mandi ia malah ter-peleset karena cepat-cepat.
Mendengar kata nenek Ji En, Aiko meringis dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu dan terkekeh pelan.
"Jadi, ayo cepat masuk bukankah kau harus ke kampus?" Ujar nenek Ji En lagi yang di respon sebuah anggukkan dari Aiko.
Dengan langkah yang semakin cepat Aiko segera masuk dan pergi ke kamar mandi, tidak sampai 5 menit dia sudah keluar dan segera mengucapkan terima kasih kepada sang nenek, dan langsung saja berlari kelabakan menuju kampusnya sebelum dia kena marah oleh dosennya yang galak dan yang pasti ia akan diomeli oleh dosennya itu, tapi dia masih bisa tenang karena jika dosennya marah-marah ia akan berbicara dengan cepat dan yang pasti Aiko tidak akan mengerti karena ia memang tidak pandai berbahasa Korea.

 == Ooooo ==

Aiko duduk termenung di bangku taman yang berada di halaman kampus.Berkali-kali ia menghembuskan napas berat seolah berusaha melepaskan beban yang ia pikul selama ini-tidak, itu terlalu berlebihan.
Sesungguhnya bebannya hanya-lah.Ia terlalu sering bangun ke-siangan dan sering lupa mengerjakan tugas dari guru les bahasa Korea'nya. Sebenarnya awalnya Aiko menolak untuk mengikuti les bahasa Korea setiap hari Selasa dan Kamis sepulang dari kampus.Namun apa yang bisa ia lakukan , kakaknya sudah terlanjur mendaftarkannya.
Lagipula ia sudah dua tahun mengikuti les tersebut.Namun tetap saja, ia tidak terlalu pintar berbahasa Korea, dan bahkan ia sering salah tanggap ketika di ajak bicara.Selain itu, hal yang membuatnya malas mengikuti les tersebut adalah.Ia satu-satunya siswa yang berusia lebih dari tujuh belas tahun.
Tiba-tiba seorang gadis mendekatinya dari belakang, ia lalu duduk di samping Aiko "Aiko, kau terlihat lelah hari ini?" Tanya Yo Eun So menggunakan Bahasa Jepang.Yo Eun So memang pandai berbahasa.Selain Bahasa Jepang, Eun So juga bisa berbahasa Prancis , Cina, dan Inggris 
"Bagimana aku tidak lelah.Kau tau ​​kemarin malam aku harus mengerjakan tugas dari guru les bahasa Koreaku sampai pukul 2 pagi" 
"Hmmm .. aku mengerti, ku rasa bahasa Koreamu sudah cukup baik, bagaimana kalau mulai sekarang kita berkomunikasi menggunakan bahasa Korea saja? " 
"Ya, terserah kau saja"
Suasana menjadi hening.Mereka sibuk pada pikiran masing-masing, entah apa yang sedang bersarang dalam pikiran ke-dua gadis itu, namun yang jelas mereka sama sekali tak mengeluarkan suara hingga akhirnya Aiko-lah yang memulai kembali pembicaraannya "Ngomong-ngomong bagaimana dengan kekasih baru-mu itu? "
Eun So menaikkan alisnya "Kekasih baru? Siapa? Pria kemarin? Hahaha, tidak dia bukan kekasihku "
"Benarkah?"
"Ah ~ Sudah ku bilang aku tak tertarik padanya"
Aiko menaikkan pundaknya dan mengangguk "Baiklah .." Ia melihat jam tangannya dan kembali berucap "Sepertinya aku harus segera pulang, sampai jumpa" Sambungnya lalu berdiri dan pergi meninggalkan Eun So
Aiko-pun segera pergi menuju halte bus untuk segera pulang, tak lama kemudian bus yang ia tunggu-pun datang dengan cepat dia masuk dan mencari tempat duduk.
30 menit berlalu dia telah sampai di jalan menuju ke apartemen kecilnya, tempat dia tinggal bersama dengan Hiranuma Arissa kakak satu-satunya, sebenarnya orang tua mereka telah menyiapkan rumah untuk mereka tapi entah mengapa Arissa menolak dan lebih memilih tinggal di apartemen kecil itu, Aiko juga tidak mungkin tinggal di rumah sendirian dan akhirnya dengan sedikit terpaksa dia-pun ikut kakaknya tinggal di apartemen itu.
Ketika dia sedang berjalan tiba-tiba hujan mulai turun dan segera saja mengguyur tubuh Aiko.Aiko yang saat itu secara sangat kebetulan sekali tidak membawa jaket dan payung harus merasakan dinginnya air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya itu.Tidak lama kemudian dia sampai di juga di depan apartemennya, dengan baju yang basah kuyup dia menaiki tangga dan sialnya
"Aaaa ...!!!"
Gadis itu terpeleset karena tangga yang licin, tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang sedang menahannya dari belakang "Hei, kau tidak apa-apa?" Ucap orang itu pada Aiko.Awalnya Aiko hanya terdiam memandang orang itu, sampai akhirnya orang itu bertanya lagi "Apakah kau baik-baik saja?"
Gadis itu segera sadar dan berdiri "Eh, ehmm iya aku baik-baik saja" Ucap Aiko 
Mendengar kata Aiko, pria itu mengkerutkan keningnya "Hmm? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan " 
"Ya Tuhan, mianhae aku tadi berkata menggunakan Bahasa Jepang" 
"Oh, kau berasal dari Jepang?" 
"Hmmm" 
"Lalu bagaimana, kau baik-baik saja?" 
"Ne, aku baik-baik saja, gomawo sudah menolongku " 
"Siapa? Aku? Hahaha, aku tidak menolongmu, aku hanya kebetulan berjalan di belakangmu dan kau tiba-tiba hampir jatuh, lalu refleks saja aku menahanmu " 
"Ya baiklah" 
"Kalau begitu aku duluan dulu" 
"Hmmmm .." 
Laki-laki itu berjalan mendahului Aiko, tapi tiba-tiba dia berbalik "Apakah kau juga akan ke lantai atas?" Celetuknya yang sebenarnya terdengar bodoh.Bagaimana mungkin ia tidak terlihat bodoh? Seorang pria yang bersikap sok-cool itu tiba-tiba saja berbalik dan bertanya hal yang sangat Spele
Namun Aiko tidak memperdulikannya dan segera menjawab dengan santai "Ya" ujarnya datar.
"Kalau begitu kita bisa berjalan bersama bukan? Sekalian siapa tau kau bisa mengantarkanku ke apartemen nomor 104? "
Apartemen nomor 104? 104? Bukankah itu adalah apartemen yang berada tepat di samping apartemen Aiko? Oh God ~
Mendengar kata pria itu, Aiko terkejut kecil dan tidak menyangka.Pria sok-cool itu akan tinggal di samping apartemennya? Lalu, siapakah dia? Cucu nenek Ji En? Mungkin-
Akhirnya dengan perasaan yang entah terpaksa entah tidak itu, Aiko mengangguk dan siap untuk berjalan bersama dengan pria tidak di kenal yang baru saja menyelamatkan nyawanya itu-Tidak, itu terlalu berlebihan, lagipula tangga ini juga tidak terlalu tinggi.Jadi itu tidak mungkin akan meninggal hanya karena terjatuh dari tangga ini.Paling-paling ia hanya mengalami ke-seleo atau patah tulang? Apa? Patah tulang? Tidak, tidak akan seperti itu
Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam dan sibuk pada pikiran masing-masing hingga akhirnya sampailah mereka di depan pintu apartemen 104.Tempat nenek Ji En tinggal
"Ini, kita sudah sampai" ujar Aiko pada pria di depannya sampingnya.Pria itu mengamati apartemen kecil yang berada di depannya.Ia seolah tak percaya bahwa akan tinggal di situ.Sungguh-
"Aku permisi dulu" ujar Aiko lagi dan kali ini perkataannya sama sekali tidak di respon oleh pria itu.Ha ha ha-Dia memang pria yang menyebalkan.
Brukk ...
Aiko menutup pintu apartemennya dengan keras, kakaknya yang kebetulan sudah pulang itu langsung mengomeli adik kesayangannya itu. 
Namun gadis itu sama sekali tak menggubris kakaknya dan malah berjalan ke dalam kamar tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ia segera ganti baju dan kembali menuju ke ruang tengah.Di lihatnya kakaknya sedang menyilangkan ke-dua tangannya sambil menatap Aiko.
"MWO?" Ujarnya tak mengerti.Arissa akhirnya berdiri, ia mengambil sebuah kotak makan yang sepertinya berisi kimchi lalu mendekati Aiko "Berikan ini pada nenek Ji En, aku dengar cucunya sedang datang berkunjung" Ujar Arissa.Mendengar kata Arissa-Aiko terkekeh pelan " Cu .. cu? "
"Hmm .. Jadi Aiko, cepat kau ke sana ne"
Aiko hanya terbengong, ini terlalu sulit.Kenapa ia harus bertemu lagi dengan pria sok-cool tadi? Kenapa nasibnya begitu sial?
"Aiko ...!!"
Mendengar kakaknya berteriak tidak jelas akhirnya Aiko-pun berjalan dan dengan perasaan yang tak karuan itu-pun pergi menuju ke apartemen 104.Ia berdiri di depan pintu apartemen itu.Menatap nomornya saja sudah membuatnya bergidik ngeri-Ah tidak, dia tidak buruk hanya saja ia merasa bodoh.
Ia menggerakkan tangannya dengan ragu untuk mengetuk pintu.Mencoba mendengarkan setiap Ketukkan yang ia keluarkan dan berharap bahwa pintu segera di buka.Dan benar, seorang pria keluar dari dalam apartemen.
Wajahnya terlihat sedikit lebih tampan dari tadi.Pria itu memakai kaos putih dengan gambar tazmania.Pria itu menundukkan kepalanya dan mengamati seorang gadis sedang berdiri di depannya, lalu bergumam "Kau, bukannya gadis ceroboh yang terpeleset tadi?" 
Mendengar kata pria tadi, Aiko mengangkat wajahnya "Ha .. eh .." 
"Ayo masuk, helmoni ada di dalam, ia sedang menonton TV.Apa itu?" 
"Ini kimchi, kakakku menyuruhku mengantarkan ini untuk nenekmu" 
"Hemmm, baiklah ayo cepat masuk, udara di luar sangat dingin "

Laki-laki itu mengajak Aiko masuk dan menemui neneknya yang sedang menonton TV, setelah ia memberikan kimchi tersebut, ia berniat segera kembali ke apartemennya dan segera tidur bersama selimut kesayangannya, sampai Nenek Ji En memanggilnya dan meminta Aiko untuk makan di apartemennya, Aiko-pun tidak bisa menolak dan ia-pun akhirnya makan bersama mereka
"Oh lihatlah, ku pikir kalian seumuran" Ucap Nenek Ji En sambil melihat Aiko dan Cucunya secara bergantian 
"Hahahaha, ku rasa juga begitu nek" 
"Oh ya Aiko, kau sudah mengenal cucuku?" 
"aniya, kami belum kenal" 
"Kalau begitu berkenalanlah, Aiko ini cucu nenek dia bernama Lee Hyukjae tapi entah mengapa kami lebih sering memanggilnya Eunhyuk " 
"Senang berkenalan dengan Anda" Ucap Aiko sambil mengulurkan tangannya 
"Ya, senang juga berkenalan denganmu" Jawab Eunhyuk ketus-Apakah dia tidak bisa lebih baik dari itu ? Menyebalkan sekali 
"Oh ya Aiko, Eunhyuk juga akan belajar di kampus yang sama denganmu" 
"MWO ..?" 
"Kenapa kaget begitu? Bukankah itu bagus, kalian bisa lebih mengenal lagi bukan? "

Sesaat suasana menjadi hening.Ia tidak habis pikir bahwa Eunhyuk atau siapalah itu akan satu kampus dengannya.Apakah ini mimpi buruk?
"Oh ya Aiko, nenek bisa minta tolong?" Ujar sang nenek kembali.Aiko mengkerutkan keningnya. "Nenek berharap kau mau berangkat ke kampus bersama dengan Eunhyuk.Kau taukan dia masih orang baru di sini?"
Berangkat bersama Eunhyuk? Benarkah? Kenapa? Kenapa harus dengan pria menyebalkan dan sok cool itu? Ah ~ Aiko tidak bisa membayangkan jika harus bersama dengan pria itu

== Ooooo ==

Pagi mulai menje .. oh tidak, ini sudah siang.Dan gadis bernama Aiko itu lagi-lagi kelabakkan, untung saja hari ini air tidak mati.Secepat kilat ia bersiap menuju ke kampus dan ketika tiba di depan apartemen seorang pria dengan wajah garang sudah menunggunya .
"Kau .. kenapa lambat sekali?" Pria itu semakin memiliki wajah garangnya yang membuat Aiko bergidik ngeri "MWO? Sudah kau jangan banyak bertanya lebih baik kita segera berangkat "Jawab Aiko seolah berusaha mengalihkan pembicaraan.
Sepanjang perjalanan mereka berdua masih saja berdebat, ya berdebat sesuatu yang tidak penting.Sampai akhirnya mereka sampai juga di gerbang depan kampus. 
Ketika mereka akan masuk tiba-tiba saja Aiko mengehentikan langkahnya dan terpaku melihat sesosok laki-laki tampan bertubuh tinggi, berkulit coklat, dan pastinya terlihat macho.
"Hei ada apa denganmu? Kau ini seenaknya saja berhenti berjalan dan menarik lenganku, bagaimana kalau lenganku patah? Kau mau menggantinya? "Omel Eunhyuk pada Aiko 
"Heh, kau pikir aku gila? Mana mungkin aku mau mematahkan lenganmu?Lagipula apa untung bagiku? " 
"Hashh, lalu sekarang apa?" 
"Coba kau lihat laki-laki berbaju biru yang sedang mengobrol dengan teman-temannya di dekat air mancur itu" 
"Oh yang itu, memang kenapa?" 
"Tak, apa hanya coba kau lihat dia sungguh tanpan, macho, oh iya dia adalah anak pemilik kampus ini, dia juga lumayan pintar dan banyak gadis yang menyukainya " 
"Sekarang aku tau" 
"Apa?" 
"Kau tertarik padanya, tapi dia tak tertarik padamu" 
"Hei , aku tidak bilang begitu.Sudahlah ayo masuk, aku bisa gila bila terlalu lama berdebat denganmu "


To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar