Senin, 06 Mei 2013

The Time Part IV (New Life With You)



the-time2
Title: The Time Part IV (New Life With You)
Author: Heena Park
Length: Multichapter
Ratting: PG
Genre: Romance, Action, Fantasy, Family
Poster By Art Factory | | QuinAegyoMin
Main Cast:
-Shin Heera / Kim Heera
-Kim Jong In (Kai)
-Oh Sehun
-Seo Yu Na
Backsong:
-Christina Perri * A Thousang Years *
-Flightless Bird, American Mouth * Iron & Wine *
-EXO * Let Out The Beast *
-EXO * MAMA *
-EXO * Black Pearl *
Cuap-Cuap Author: Annyeong haseyo readers ^ ^. Masih ingat dengan FF TWO Moons? Kalau masih, semoga kalian berkenan membaca dan memberikan komentar untuk sequel dari FF tersebut ^ ^. Berbeda dengan sebelumnya, di FF ini saya akan membuat satu buah sudut pandang dalam satu part.Jadi tidak akan saya campur beberapa sudut pandang dari orang yang berbeda dalam satu bagian cerita atau part ^ ^ - Enjoy This fanfiction dan masih belum Forget to Comment ^ ^
Disclaimer: FF ini adalah milik 'SAYA'. Semua Main Cast di FF ini adalah ciptaan Tuhan.Cerita ini hanya karangan belaka, jika ada kesamaan nama tokoh dan kejadian, harap dimaklumi ^ ^. Selain itu, FF ini juga terinspirasi dari Film The Twilight Saga Breaking Dawn ^ ^.
Masih belum BASH!
Masih belum be a plagiator!
Masih belum be a SILENT RIDERS!
====>


(PENULIS)

Pagi menyingsing dengan cepat-Heera yang masih tertidur lelap dalam dekapan Kai di ranjang itu
perlahan mulai membuka matanya.Ia menegakkan tubuhnya dan duduk di ranjang, tangannya yang lentik membelai rambut Kai yang masih tidur dan sepertinya enggan untuk bangun.
Matanya berbinar ketika memandangi Kai.Ia sungguh tak percaya bahwa pria ini sudah menjadi suaminya-Apakah ini mimpi?
Ia tersenyum kecil ketika menemukan Kai berusaha mengambil guling di belakang tubuhnya dengan mata terpejam.Ini sangat membahagiakan, ini benar-benar bukan mimpi.
Drrtttt
Ponsel Heera berbunyi, ia kerahkan tangannya untuk mengambil ponselnya yang terletak di meja kecil bewarna coklat tepat di samping ranjangnya.Ternyata sebuah pesan dari ibunya.
"Selamat pagi pengantin baru. Apakah eomma mengganggu? Keluarlah bersama suamimu dan temui eomma di ruang makan "
Heera melirik Kai sebentar, ia tak tega membangunkan pria itu.Ia sepertinya kelelahan-Baiklah, mungkin lebih baik hanya Heera yang pergi ke ruang makan dan menemukan eomma-nya.Di gerakkan kedua kakinya untuk menuruni ranjang dan menapaki lantai.Ia berjalan sangat pelan karena takut membangunkan Kai.
Ketika tiba di ambang pintu, sebuah suara mengagetkannya
"Mau ke mana?"
Heera berbalik, ia terkejut menemukan Kai yang sudah terbangun dan sedang duduk di ranjang.Tanpa menunggu waktu lama, pria itu menggunakan teleportasinya dan muncul tepat di depan Heera.Kedua lengannya memegang pinggang Heera "Kau mau menginggalkan suamimu sendirian di sini?" Sambungnya lagi.
Heera menunduk, ia melihat kedua lengan Kai lalu kembali menatap pria itu "Tidak, aku tidak akan meninggalkan orang yang ku cintai sendirian" Jawabnya lembut.Kai mengusap rambut Heera, lalu mencium kening perempuan di depannya "Morning"
"Morning to"
Drrtt
Lagi-lagi ponsel Heera bergetar.Ia buka ponselnya dan bergumam "Eomma ingin bertemu dengan kita di bawah, di ruang makan"
Kai mengangguk, ia melepaskan tangannya dari pinggang Heera dan membuka pintu.Kemudian kembali menyahut tangan Heera dan menggenggamnya.
Terlihat ke-dua orang tua Heera bersama kedua orang tua angkat dan juga orang tua kandung Kai sedang berkumpul di ruang makan.Heera dan Kai saling berpandangan tak mengerti, apa sedang ada arisan di sini? Tidak-Pertanyaan yang sangat bodoh.
"Morning" Ujar ibu angkat Kai.
"Morning to" Jawab Heera dan Kai bersamaan.Mereka berdua mengamati orang yang berada di sana.Sebenarnya mereka bingung, apa yang sedang terjadi?Namun, belum sempat mereka bertanya.Ayah Kai sudah memberikan sebuah amplop di tangan Kai "Ini hadiah untukmu, khusus dari appa, kedua orang tua angkatmu dan kedua orang tua Heera"
Kai membuka amplop tersebut, sedangkan Heera mengamati di sampingnya-Ini?Begitu amplop tersebut terbuka, Kai dan Heera langsung berpandangan.Mereka terlihat seperti tak percaya ketika menemukan barang yang berada dalam amplop tersebut.
"Venice? Honeymoon? "Heera menaikkan alisnya.
"Benar, bukankah pengantin baru harus merasakan bulan madu?" Sergah ibunya.
"Tapi .." Kai menyahut
"Tidak ada tapi-tapian, kalian akan berangkat nanti siang pukul 11.00 KST.Jadi bersiaplah, kalian hanya memiliki empat jam untuk mempersiapkannya" Giliran ayah Heera yang menjawab.
Heera dan Kai masih terpaku, karena tak ada pilihan lain akhirnya ibu Heera meminta bantuan pada ibu angkat Kai untuk mendorong kedua anaknya itu agar segera bergerak, karena tak mungkin ibu Heera atau siapapun yang ada di situ menggunakan kekuatannya, ya.Jika sampai mereka melakukannya, mungkin ayah Heera akan pingsan di tempat.Karena bagaimanapun ayah Heera sama sekali tidak tahu soal EXO Planet, Black Pearl, atau semacamnya.
"Yak .. eomma, aishh .. kenapa harus mendorongku" Protes Heera.
Han Im Young, melepaskan pegangannya "Makanya, cepat kalian berkemas" Jawabnya dan disambut dengan anggukan dari ibu angkat Kai. "Sudah sana" Lanjut Han Im Young.
Heera dan Kai akhirnya menyerah, mereka berdua masuk ke kamar dan mulai mengemasi barang-barang yang harus di bawa.
"Apa kau harus membawa ini?" Tanya Kai sambil menunjukkan sebuah senter kecil berbentuk Mickey Mouse berwarna biru pada Heera.Perempuan itu mengerjap dan menyahutnya dari Kai "Yak, bagaimana bisa kau menemukan ini" tanyanya.
Kai menjawab sambil sedikit tertawa "Aku yang membeli barang itu, jadi aku memiliki semacam ikatan batin dengannya"
"Kau bercanda EOH?"
Kai tertawa "Tentu saja, mana mungkin benda memiliki ikatan batin?"
Heera memajukan bibirnya, lalu berbalik dan mengantongi senter kecil itu "Jangan kau Kantongi nyonya Kim.Kau ini, bagaimana jika barang pemberianku itu hilang?" Ujar Kai tiba-tiba.Heera kembali menghadap Kai "Yak, kau ini kenapa cerewet sekali?"
Tiba-tiba Kai menarik pinggang Heera sehingga kini mereka saling bertatapan dan hanya berjarak sekitar sepuluh centi.Ia mendekatkan bibirnya pada telinga Heera dan berbisik "Sebenarnya, tak masalah jika benda ini hilang-Asalkan, orang yang ku cintai tidak menghilang"
Heera mendorong tubuh Kai menjauh darinya, lalu kembali berbenah "Kau bisa lanjutkan kata-kata gombalmu itu ketika kita ber-bulan madu tuan Kim.Jadi, sekarang cepatlah berbenah"
Kai mengangkat bahunya, ia tak bisa menjawab kata Heera lagi.Jadi, baiklah.Lebih baik ia segera bersiap-siap untuk keberangkatan nanti siang.
Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, waktu berjalan dengan sangat cepat-Apakah ini karena Tao? Apa dia yang membuat waktu menjadi secepat ini? Sepertinya bukan.Waktu terasa begitu cepat karena saat ini Heera benar-benar bahagia.Ia bisa hidup bersama dengan orang yang sangat ia cintai.
Kai ..
Perempuan ini-Sejak ia selesai berkemas barang-barang.Bukannya membantu suaminya, ia malah sibuk duduk di ranjang sambil menyandarkan kepalanya pada HEADBOARD dan mengamati sang suami yang sedari tadi berjalan bolak-balik dan sesekali berhenti sambil menggaruk kepalanya karena bingung harus membawa apa.
Karena merasa ia sedang di amati, akhirnya Kai berhenti, ia menghadap Heera dan berkacak pinggang "Baiklah Nyona Kim, jadi apa yang sedang kau amati?" Tanyanya.Heera merangkak turun dari ranjang.Kedua manik matanya menatap Kai lurus.tangannya yang semula tak melakukan apapun kini memegang dada bidang Kai dan ia dekatkan tubuhnya pada Kai.
Kai menunduk, dan Heera bisa merasakan deru nafas Kai, serta detak jantungnya yang sedikit lebih cepat-Bukan hanya jantung Heera, tapi juga Kai-Kai kembali memegang pinggang Heera, dia mendekatkan bibirnya pada Heera, namun Heera dengan cepat menggunakan jari telunjuknya untuk menghentikan Kai .
"Kenapa?" Tanya Kai tak mengerti.Heera menggeleng "Kau tidak tahu betapa leganya aku" Jawab Heera misterius.
"Lega?"
Heera mengangguk "Kau masih ingat saat itu? Saat di mana ke-dua pisau Max menancap di tubuhmu, ketika aku mengira bahwa kau akan pergi meninggalkanku.Kau tau? Saat itu, aku merasa seakan hidupku juga berakhir, aku merasa bahwa segala hal yang ku perbuat itu hanya .. "
Chup ~
Kai mendaratkan sebuah ciuman lembut di bibir Heera yang cukup membuat Heera terkejut dan berhenti berbicara.Pria itu membelai rambut Heera dan memeluknya "Biarkanlah yang lalu menjadi sebuah pengalaman, biarkanlah yang sekarang menjadi kehidupan, dan biarkanlah masa depan menjadi impian" Ia memeluk Heera dengan erat . Hingga, tiba-tiba Heera melepaskan tubuhnya dari pelukkan Kai "Yak, bukankah kita harus segera berangkat?"
*****
"Jaga diri kalian baik-baik" Shin Jae Wo memeluk Heera lalu menepuk pelan pundak Kai "Berikanlah kami kabar bahagia jika kalian telah kembali" Sambungnya sambil menyipitkan mata.
Heera dan Kai berpandangan lalu kembali menatap Shin Jae Woo "Appa .. ku rasa tidak secepat itu" rengek Heera-Sepertinya perempuan itu kembali pada sifatnya dahulu-Shin Jae Wo mengangguk "Ah nde .. appa juga hanya bercanda ... Nikmatilah perjalanan kalian"
Terdengar panggilan untuk semua penumpang Pesawat menuju ke Venice.Dengan cepat Kai dan Heera berpamitan pada orang tua mereka, tak lupa Kris, Suho, DO, Lay, Xiumin, Baekhyun, dan yang lainnya juga mengantarkan mereka.Namun, sekali lagi Sehun tak terlihat.
Suho bilang, Sehun sedang berada di EXO Planet bersama ayahnya.Benar, Chang Hun.Ada urusan di sana, tapi tenanglah.Tak lama lagi Sehun akan segera kembali.
Tak ingin terlambat, Heera dan Kai segera berjalan menjauh dari mereka dan menuju Pesawat.Ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan.Ia dan Kai.Bersama.
Sekitar delapan jam perjalanan untuk mereka sampai di Bandara Marco Polo.Dengan yakin di injakkannya kedua kaki mereka menapaki kota Venice yang begitu indah dengan kanal-kanal dan ratusan gondola yang sedang asik berlayar.
Kai menggenggam tangan Heera, mengajak istrinya untuk naik gondola sambil menikmati semilir angin dan orang-orang yang berjalan di sekitar kota.Terdengar suara merdu dari sang pengemudi (?) Gondola yang sepertinya sedang menyanyikan sebuah lagu Italia, namun entahlah-Mereka duduk insidental di gondola , berlayar di kanal-kanal dan terkadang lewat di bawah jembatan.Di bentangkannya ke-dua tangan Heera sambil menghirup napas dalam-dalam "Aku ingin hidup seperti ini selamanya" Gumamnya pelan.
Kai meraih tangan Heera dan menurunkannya, lalu ia rangkul Heera dan didekatkannya bibirnya di telinga Heera "Selamanya akan seperti ini, aku berjanji" Ujarnya yakin.Heera tak bisa menyembunyikan rasa senangnya pada apa yang di katakan oleh Kai.Entah, perasaan apa yang tiba- tiba merasuk dalam jiwanya.Seolah segala yang Kai katakan benar dan ia tak berbohong-Seperti sebuah listrik yang tiba-tiba menjalar di seluruh tubuhnya.Ini aneh, tapi ini nyata-Karena Heera, mencintai Kai.
Perlahan, gondola menepi.Kai dan Heera menuruni gondola tersebut dan berjalan menuju ke 'Piazza San Marco' . Banyak orang berkumpul di tempat tersebut, puluhan bahkan ratusan burung merpati juga terlihat di sepanjang jalan.Mereka tak takut pada manusia sedikitpun-Dengan lincahnya burung- merpati itu mengambil potongan-potongan kecil roti dari para pengunjung.
Heera menatap Kai sejenak, kemudian pria itu mengangguk dan tanpa ragu Heera merogoh tas lengannya dan mengeluarkan sekantong plastik roti kering yang sebenarnya tadi akan ia makan ketika di perjalanan.Namun, sepertinya sekarang Heera ingin memberikan roti-roti itu pada burung merpati yang sedang berada di sana.
Ia meremas sebuah roti dan menebarkannya, perlahan burung-burung merpati mulai menghampirinya.Perempuan itu kini dikelilingi oleh merpati-merpati yang sedang memakan rotinya, bahkan ada merpati yang sampai naik di tangan perempuan itu.Heera mengukir senyum di bibirnya, dan moment seindah ini . Tak mungkin Kai tidak mengabadikannya.
Di rogohnya kamera di dalam ranselnya dan mulai memotret Heera bersama para burung merpati.Ini sempurna, pemandangan yang indah, obyek yang indah, dan seorang perempuan cantik yang sedang tersenyum begitu lebar-Seolah ia tak memiliki beban sama sekali.
"Kai .. kemarilah, ini sangat menyenangkan" Ajak Heera pada Kai, namun Kai menggeleng dan mengangkat kembali kameranya "Aku lebih senang memotretmu, jadi tersenyumlah" Ujarnya lalu memotret Heera.
Heera menutupi wajahnya dengan kedua tangannya "Tidak, kecuali jika kau mau kemari dan kita akan foto bersama". Mendengar kata Heera, Kai akhirnya menyerah.Ia meminta tolong pada seseorang untuk memotretnya dan Heera di antara puluhan burung merpati.Tangan kanan Kai merangkul Heera dan tangan kirinya membentuk sebuah huruf V. Sedangkan Heera, tangan kirinya ia diamkan dan tangan kanannya memegang sebuah kantong plastik berisi roti yang ia arahkan ke kamera.
Setelah beberapa foto mereka ambil.Kai dan Heera mengucapkan banyak sekali terima kasih untuk orang yang dengan sukarela mau memotret mereka berdua.
*****
Kai menaruh koper dan ransel yang sedari tadi mereka bawa ke mana-mana.Benar, mereka tadi belum sempat ke hotel.Ia melihat Heera yang sedang berbaring di ranjang kamar hotel yang mewah dan elegant dengan beberapa barang antik di dalamnya. 'Danieli' Sebuah hotel mewah yang terletak di samping Alun-Alun St. Mark, mengarah ke laguna.
"Kau lelah?" Heera berbalik dan terkejut ketika menemukan Kai sudah berbaring di sampingnya.Jadi, apakah pria ini menggunakan teleportasinya lagi? Bisakah ia tidak mengangetkan seseorang?
Heera mendengus kesal "Kau hampir saja membuatku jantungan Tuan Kim" Ia memalingkan wajah.Kai tertawa tertahan "Baiklah, baiklah .. Jadi, bagaimana apa kau kelelahan?" Kai mengulangi pertanyaannya.
Heera terdiam sejenak, ia sepertinya sedang berpikir "Berjalan-jalan di Piazza San Marco, naik gondola, mengelilingi Kota, dan terakhir makan malam di La Cusina .. Ku pikir ... Aku tidak lelah"
"Kau yakin?"
"Tentu saja, kenapa?"
Kai bangkit, dia terduduk di ranjang dan membelakangi Heera "Tak apa, hanya saja .."
Heera mengkerutkan keningnya lalu duduk di samping Kai "Hanya saja .. apa?" Tanyanya penasaran.Ia melihat mimik muka Kai berubah, pria itu terlihat lebih tegang sekarang.Ia tahu bahwa Kai pasti ingin mengucapkan sesuatu, namun sepertinya tertahan di tenggorokkannya.Apa dia baik-baik saja?
Lama Heera menunggu jawaban Kai.Ia merasa sangat penasaran akan apa yang ada di pikiran pria itu.Tangannya yang semula diam kini telah bersarang di pundak Kai "Apa kau memiliki masalah? Ceritakanlah padaku "
Kai menggeleng "Tidak .. Ini bukan masalah" Ia menunduk.Namun, belum sampai satu menit, Kai telah berbalik menghadap Heera dan memegang ke-dua pundak Heera "Kau istriku dan aku suamimu .. Kita tidak akan berdosa jika melakukannya"
Heera menyipitkan matanya "Melakukan apa?"
"Aku ingin malam ini menjadi milik kita berdua-Aku dan kau, kita saling memiliki-Aku ingin memilikimu secara utuh malam ini, bisakah aku melakukannya?"
Mengerti akan apa yang di maksud oleh Kai.Heera menelan ludahnya, sebelumnya, ia belum pernah melakukannya.Ada mitos yang mengatakan bahwa melakukannya untuk pertama kali akan terasa sakit, tapi inilah takdirnya sebagai seorang istri.
Ia yakin dan percaya pada Kai.Biarlah malam ini menjadi malam terindah dalam hidupnya, biarlah malam ini selalu terkenang dalam pikirannya, dan biarlah malam ini mereka benar-benar saling memiliki satu sama lain.
Heera menarik Kai mendekat padanya "Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan". Ia menatap manik mata Kai yang penuh rasa cinta.Ia kerahkan kedua lengannya untuk melepaskan kemeja yang Kai gunakan, dan ia biarkan kedua tangan Kai bergerilya di sekitar tubuhnya.
Kai mendekatkan bibirnya di bibir Heera, mereka berdua sama-sama menutup matanya dan membiarkan perasaan melayang datang menghampirinya.Namun, ketika Kai sudah begitu dekat.Ia kembali menjauhkan tubuhnya "Tunggu .."
Heera mendengus pelan "Apalagi?"
Segera Kai berdiri dan berjalan menuju ke arah dinding dan mengangkat tangannya di depan tombol lampu "Kita lupa mematikan ini" Ujarnya sambil sedikit tertawa.
Heera menggeleng kecil dan tersenyum "Kau benar-benar .."
Chup ~
Tanpa di duga, tiba-tiba Kai menggunakan teleportasinya dan kini ia sudah menempelkan bibirnya di bibir Heera.Membuat gadis itu tidak bisa berkutik lagi dan mengikuti segala permainanya malam ini.
Ooooo
Kalender menunjukkan tanggal 28 April, dua minggu sudah mereka berada di Venice.Menghabiskan waktu bersama, seolah dunia hanya milik berdua.Terlihat sosok Kai sedang membereskan barang-barang mereka, rencananya hari ini mereka akan kembali ke Seoul dan mulai menjalani aktivitas seperti biasa.
"Haruskah kita pergi sekarang?" Heera memainkan kakinya, ia duduk di ranjang.Kai masih tetap sibuk pada pekerjaannya, namun ia tak melupakan pertanyaan Heera.Dengan tatapan yang masih mengarah pada koper, Kai menjawab "Kita bisa ke sini lagi, kapanpun kau mau ... Namun, sepertinya hari ini kita memang harus pulang-Kau tak rindu pada yang lainnya? "
Heera menunduk, ia masih mencerna kata Kai.
Apakah Heera tidak rindu pada yang lainnya? Ini .. Entah kenapa tiba-tiba Heera teringat pada sosok Sehun.Pria yang juga memiliki Black Pearl sepertinya, ia ingat dua Minggu yang lalu pria itu pamit untuk pergi ke EXO Planet, dia mengatakan bahwa ingin mengurus sesuatu-Entah, sesuatu apa.Namun , sekarang yang sedang Heera pikirkan adalah
Apakah pria itu sudah kembali ke Bumi?
Heera ingin berada di dekat Black Pearl pasangannya, ini aneh sekali-Namun itulah yang sedang Heera rasakan saat ini.
"Kai .." Heera menyebut nama Kai dengan lembut.Tidak-Ini tidak terdengar seperti sedang memanggil, ini terdengar seolah Heera sedang berkata tanpa tujuan.Namun Kai menengok "MWO" Ujarnya tak mengerti.
Ia menghentikan aktivitasnya dan duduk di samping Heera, lengan kirinya merangkul Heera sedangkan matanya menatap Heera lekat-lekat "Apa ada yang ingin kau sampaikan?" Sambungnya lagi.
Heera menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Kai, di ulurkan kedua tangannya dan dalam satu gerakkan ia telah memeluk Kai secara sempurna.Kepalanya mendarat tepat di dada Kai, seolah ingin mengatakan bahwa ia sedang merindukan seseorang.Ia butuh orang itu sekarang.
"Aku ingin bertemu dengan Sehun" Ucap Heera tiba-tiba.Kai membelalakkan matanya.Ia tak habis pikir, bagaimana mungkin Heera bisa merindukan Sehun dan ingin bertemu dengan pria itu? Tidak, Kai tidak bisa cemburu.Sekarang Heera telah menjadi miliknya, tidak ada yang bisa mengambil perempuan ini darinya.Namun, apa yang tak mungkin di dunia ini? Bisa saja suatu hari nanti-Heera, dengan tenangnya, mengatakan bahwa ia ingin berpisah dengan Kai.Bagaimana jika itu terjadi? Kai tidak menginginkannya, bahkan untuk membayangkannya-pun Kai merasa takut.
"Aku hanya ingin berada di dekat Black Pearl pasanganku .. Aku tidak memiliki maksud selain itu Kai, sungguh" Heera kembali berucap, ke-dua manic matanya menatap Kai begitu dalam, ia berusaha meyakinkan Kai bahwa apa yang sedang ada difikiran Kai itu salah. Ia mencoba menjelaskan melalui mata, bahwa ia sangat mencintai Kai.Dan akan selalu seperti itu.
Ia percaya bahwa Kai adalah jodohnya-Sejak pertama kali beradu pandang, sejak pertama kali berbicara, dan sejak pertama kali mereka mengungkapkan perasaannya.Itu bukan suatu kebetulan, semua ini adalah takdir.Ia, Kai, dan segala yang telah terjadi, juga segala yang belum terjadi.
Kai tersenyum tipis, ia menaruh kepalanya di atas kepala Heera dan memeluk Heera dengan lebih erat "Tidak masalah, aku percaya padamu dan aku juga percaya pada cinta kita" kata ini, Kai bahkan tak percaya bahwa ia bisa berkata seperti itu.
Mengingat betapa cemburu-annya dia pada seseorang-Ini merupakan sebuah kejadian yang sangat langka.Entah ada angin apa, Kai bisa memahami orang lain.Ia bisa melupakan egonya demi orang lain.Ini sangat hebat.
"Kai .." Lagi-lagi Heera mengeluarkan suaranya, hanya saja ini lebih keras dan sebenarnya masih terdengar sangat lembut.
"Ne .. MWO?"
Heera melepaskan tubuhnya dari pelukan Kai dan menatap koper yang tergeletak di lantai "Kau mau ku bantu untuk membereskannya?" Ucapnya datar.Kai mengacak-acak rambut Heera "Tentu saja nyona Kim.Bisa kita mulai sekarang?"
*****
Beberapa orang mulai berlalu - lalang di dalam pesawat, mencoba menemukan kursi mereka.Heera menyandarkan kepalanya di pundak Kai dan memejamkan matanya "Jika kita akan segera terbang ke Seoul, bangunkan aku" Ucapnya pada Kai.
Pria itu mengkerutkan keningnya "Memangnya kenapa?" Tanyanya tak mengerti.Tumben sekali Heera ingin terjaga dalam perjalanan, karena seingat Kai.Ketika mereka berangkat ke Venica, Heera lebih sering tertidur sambil menggenggam lengannya dari harus terjaga dan melihat keadaan sekitar.
Belum sempat Heera menjawab, terdengar suara Pramugari yang mengatakan bahwa pesawat akan segera lepas landas "Sepertinya kau tidak perlu membangunkanku, aku akan terjaga dan menemanimu" Ucap Heera.Kai menggeleng geli, ia tak menyangka Heera mengucapkan kata yang sedikit konyol itu.
Dua jam berlalu, Kai menengok melihat Heera yang sedang menyandar di pundaknya.Rupanya, perempuan ini sudah tak bisa menahan rasa kantuknya lagi.Ia sedang tertidur pulas sambil mencengkeram lengan Kai.Manja sekali, namun ini begitu menyenangkan-
Kai memperbaiki posisi duduknya agar Heera merasa lebih nyaman, ia menyibakkan poni Heera yang hampir menutupi kelopak matanya.Mengamati wajah istrinya dan tersenyum tanpa sebab.Ini seperti mimpi, Kai tidak pernah mengira bahwa ia benar-benar akan menikah dengan Heera.
Setiap kali mengingat - ingat awal pertemuannya dengan Heera, Kai selalu berpikir bahwa itu adalah hal yang sungguh aneh.Seorang mahasiswi baru yang sedang duduk bersama dengan teman barunya.Tentu saja tidak untuk Ma Ri, Heera sudah mengenal Ma Ri lama.
Ketika sedang bersandar pada mobilnya.Ia tak sengaja kembali melihat Heera, entah apa yang terjadi.Saat itu matanya tak bisa berpaling dari Heera.Jantungnya terasa tak normal dan berdetak lebih cepat dari biasanya, dan mulai saat itulah Kai sadar bahwa ada sesuatu yang menghubungkan mereka .
Waktu berlalu dan ia mulai akrab dengan Heera.Begitu banyak hal aneh yang menghampirinya dan Heera.Membuat hatinya tergerak untuk melindungi gadis itu, bahkan melebihi dirinya sendiri.
Ketika ia bahkan tak memperdulikan keselamatannya, ketika dia bahkan sudah menganggap bahwa Heera-lah yang utama.Ia tak apa jika harus terluka parah, asalkan Heera baik-baik saja.
Namun, sekarang Kai berpikir ...
Selama ini bukan dia yang melindungi Heera.Namun, Heera-lah yang melindunginya.Apa ini tidak masuk akal? Tidak, ini sangat masuk akal.
Heera melindungi Kai dengan cara yang berbeda-Caranya melindungi Kai adalah dengan selalu berada di samping pria itu, selalu tersenyum dan selalu hadir dalam setiap pandangannya.Itu yang membuat Kai selalu tampak sehat, itu yang membuat Kai selalu tampak baik-baik saja.
Karena Kai yakin, bahwa Heera adalah hidupnya.

To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar