Title: The Time Part III ( I'am Kim Jong In, take you Shin Heera, to be my Wife )
Author: Heena Park
Length: Multichapter
Ratting: PG
Genre: Romance, Action, Fantasy, Family
Poster By Ayri Cafe
Main Cast:
-Shin Heera
-Kim Jong In (Kai)
-Oh Sehun
-Seo Yu Na
Backsong:
-Christina Perri * A Thousang Years *
-Flightless Bird, American Mouth * Iron & Wine *
-EXO * Let Out The Beast *
-EXO * MAMA *
-EXO * Black Pearl *
Cuap-Cuap Author: Annyeong haseyo readers ^ ^. Masih ingat dengan FF TWO Moons? . Kalau masih, semoga kalian berkenan membaca dan memberikan komentar untuk sequel dari FF tersebut ^ ^. Berbeda dengan sebelumnya, di FF ini saya akan membuat satu buah sudut pandang dalam satu part.Jadi tidak akan saya camput beberapa sudut pandang dari orang yang berbeda dalam satu bagian cerita atau part ^ ^ - Enjoy This fanfiction dan masih belum Forget to Comment ^ ^
Disclaimer: FF ini adalah milik 'SAYA'. Semua Main Cast di FF ini adalah ciptaan Tuhan.Cerita ini hanya karangan belaka, jika ada kesamaan nama tokoh dan kejadian, harap dimaklumi ^ ^.
Masih belum BASH!
Masih belum be a plagiator!
Masih belum be a SILENT RIDERS!
====>
(Heera)
Krek ..
Tiba-tiba saja gagang pintu bergerak, eomma dan Byun ahjumma masuk ke dalam ruangan ini bersama dengan dua orang perempuan yang mungkin berusia sekitar awal tiga puluhan.Perempuan itu membawa dua buah kotak besar berwarna hitam dan beberapa barang lainnya.
"Bersiaplah chagi, Kau akan menjadi Princess hari ini "Ujar eomma padaku.Ia menyeretku duduk di kursi rias. "Ku harap ini adalah hari terbaikmu" ujar Byun ahjumma.Sekarang, kedua perempuan itu berdiri tepat di samping kiri dan kananku.Lalu menepuk pundakku pelan dan mundur beberapa langkah.
Byun ahjumma menoleh kepada dua orang wanita yang masih sibuk membuka kotak besar mereka, dan tak lama kemudian orang-orang itu mendekatiku.
Wanita dengan pakaian hijau muda itu memegang rambutku, entah apa yang akan dia perbuat.Lalu wanita berkacamata yang berbaju coklat sedang memoles wajahku.Ia menyuruhku untuk memejamkan mata, ia bilang ia akan membersihkan wajahku dan mulai memolesnya.
Aku merasakannya, jari-jari lentik para wanita untuk menyentuh rambut dan wajahku.Di selingi dengan benda-benad lainnya, seperti blush on, hair spray, dan entah apalagi-Aku tak terlalu mengerti, karena memang aku tak terlalu suka berdandan.
Hampir satu jam berlalu-Aku tidak tau mengapa aku harus di rias selama ini?Lagipula, mungkin ini adalah ke-tiga kalinya aku di rias.Namun, entahlah .. Aku lupa.
"Bukalah matamu nona" Ujar seseorang.
Perlahan ku gerakkan kelopak mataku ke atas, mencoba melihat seperti apa jadinya diriku sekarang ini.Bayangan seorang gadis di cermin menghinggapi mataku.Rambuntnya di ikat agak sedikit berantakan atau mungkin memang sengaja di buat seperti itu? Entahlah-
Sementara itu poninya terlihat bergelombang dan jatuh tepat di samping kedua pipi tirusnya-Benarkah ini aku? Tidak, aku tidak kagum pada diriku sendiri.Hanya saja, aku merasa aneh karena secara umum aku sangat jarang berdandan.
Perempuan yang tadi merias wajahku-pun kembali datang sambil membawa sebuah gaun pengantin berwarna putih dengan sabuk berwarna merah kecoklat-coklatan.Ia menyuruhku bangun dan berganti menggunakan gaun tersebut
Lucu sekali-Sebenarnya sedikit susah menggenakan gaun itu-Maksudku, itu menurutku, tapi mungkin menurut orang lain itu sangat mudah.Rasanya hambar ketika baju itu tidak memiliki lengan-Ini terlihat agak memalukan.
Setelah bersusah payah mengenakannya-Tidak, sebenarnya aku hanya mengada-ada.aku tidak perlu bersusah payah untuk mengenakan gaun itu, sungguh.
Perias itu menyeretku ke depan cermin, ia menyuruhku berputar dan melihat diriku secara keseluruhan-Dapatkah aku sedikit sombong sekarang? Aku merasa bahwa diriku sangat cantik .. Benar, begitu cantik hingga aku tak menyadari bahwa inilah diriku.
"Kau yang tercantik sayang" Eomma tiba-tiba memegang lenganku, ia menatapku dan mengamatiku dari atas sampai bawah. "Appa sudah menunggumu, kita akan segera berangkat, eumb .. sebelumnya, lepaslah dulu cincinmu .. Bukankah Kai akan menggantinya dengan yang baru?" Sambung eomma lagi.Aku hanya mengangguk dan kemudian keluar dari ruang ganti.
Ku lihat appa sudah berdiri di di depan rumah Kai sambil menyandar di pintu mobil.Benar, aku memang berada di rumah calon suamiku-Appa mengetahui kedatangannya, ia menoleh dan mengacungkan dua jempol untukku.
Ku gelengkan kepalaku dan berjalan pelan ke arahnya.
"Nyonya Byun sudah berangkat ke Tempat Pernikahan" Ujar appa padaku.Aku mengangguk mengerti. "Jadi? Kita berangkat sekarang? "Appa membukakan pintu untukku, sambil mengulurkan tangannya.Ia bersikap seolah-olah aku adalah putri.
"Baiklah tuan putri kecilku, oh tidak .. Kau akan segera menikah .. Kalau begitu, baiklah tuan putri yang cantik .. Appa-mu yang tampan ini bersama dengan eomma-mu yang cantik akan mengantarkanmu" Ujar appa sumringah.Sungguh, aku ingin memeluk appa sekarang.Tapi apa daya, jika aku memeluknya makan jerih payah kedua perias itu akan hancur dalam seketika-Ya, aku tau
*****
Aku keluar dari mobil, ku lihat beberapa kendaraan telah terpakir rapi di sana.Seketika tubuhku terasa bergetar begitu hebat, aku merasa seperti hidup dalam mimpi.Benarkah ini terjadi?
Appa berdiri di sampingku, dan eomma terlah berjalan mendahului kami.Ku kerahkan tanganku untuk menggandeng lengan appa.Kami berdua gemetar, ini benar-benar .. aku tak bisa mengatakannya.
Selangkah ..
Dua langkah ...
Tiga langkah ..
Tidak, aku tidak bisa terus menghitung dan berjalan pelan seperti ini-Mereka semua berdiri ketika menemukan kehadiranku.Kakiku terasa melayang, rasanya seperti tak menginjak rerumputan.Jariku? Rasanya seperti tak bisa ku gerakkan, tidak Shin Heera.Kuasai dirimu sendiri, cepat coba gerakkan jari-jarimu sebelum membeku.
"Jangan terlalu tegang nak" Appa tiba-tiba berucap padaku.Ku naikkan wajahku dan melihat wajah appa yang sebenarnya juga terlihat tegang.Namun, benar kata appa .. Aku tidak bisa terlalu tegang.
Tarik .. Keluarkan ..
Tarik ... Keluarkan ..
Begitu lebih bagus Shin Heera
Mereka semua menatapku, terkadang mereka juga berkata kecil.Entahlah, aku tak tau apa yang mereka katakana.Aku bahkan tidak bisa mengontrol pendengaranku sekarang.Semua ini, aku tak tau apa yang menyerangku-Tapi yang ku tau, aku benar-benar tegang sekarang. Bisakah ini segera berakhir?Aku bisa pingsan.
Kakiku terhenti ketika berada tepat di depan Sehun, ku tengokkan kepalaku ke arahnya dan mencoba mengukir senyuman indah-Ia membalas senyumanku, namun tak semanis biasanya-Maafkan aku .. Oh Sehun .. Aku tau kau kecewa, tapi .. Ku harap kau tak menyesal karena telah membiarkanku menikah dengan Kai ..
Aku mencintaimu Oh Sehun ..
Tapi, aku lebih Mencintai Kai ..
Dia nyawaku ...
Aku kembali membalikkan wajahku, melihat ke depan, dan menatap masa depanku-Seorang pria yang sedang berdiri bersama pendeta.Ia menyunggingkan senyum ke arahku, berjalan ke depan dan mengulurkan tangannya untuk menyambutku-Menyambut masa depan kami.
Aku menyambut uluran tangannya dan berdiri di sampingnya.Ia menatapku tajam, dan sekali lagi mengukir senyuman indah.Bahkan lebih indah.
"Anda sudah siap?" Tanya sang Pendeta kepada-ku dan Kai.Kami mengangguk "Baiklah, ikuti kata-kata saya" Sambungnya.
"Saya Kim Jong In" ujar Pendeta itu
"Saya Kim Jong In" Kai mengatakan kata yang sama dengan sang pendeta.Sesaat, semua terasa menghilang.Dalam pikiranku, hanya ada Kai dan aku-Hanya kami berdua.
Bahkan, di telingaku seolah tak terdengar lagi suara dari Pendeta tadi.Hanya suara Kai yang menggema di telingaku.
"Dengan sepenuh hati dan cinta-Menyambut engkau Shin Heera-Untuk menjadi istri sah-ku"
"Akan mencintaimu melewati sedih dan senang"
"Melalui segenap rasa suka dan duka"
"Selalu mencoba untuk memahami dan mempercayai"
"Tetap di sisi-mu dalam keadaan baik mau-pun buruk"
"Tetap setia dalam sakit atau sehat"
"Saling menjaga satu - sama lain"
"Bersama-sama kita akan mengalami semua pengalaman hidup dan berbagi impian satu sama lain dan tujuan"
"Dan berjanji untuk selalu bersama"
"Selama Kami berdua masih hidup" Kalimat terakhir itu kami ucapkan bersama-Aku dan Kai-Kita telah menikah dan akan terus bersama-Selamanya.
"Aku terima" Kai menatapku dengan begitu lembut, matanya seakan penuh akan cinta.Ku gerakkan bibirku "Aku terima" Ujarku sama dengannya.Ia tersenyum puas, dan mengalihkan pandangannya pada dua orang yang menghampiri kami.
Ia mengambil cincin dari dua orang yang tiba-tiba saja datang-Tidak, aku mengenalnya.Dia adalah Ma Ri bersama Ji Ra.Kai memakaikan cincin itu di jari manisku-Dan aku juga memakaikannya.
Ia menarikku, mencium keningku begitu lama di depan para undangan-Ini pertama kalinya Kai melakukannya-Dan aku sangat bahagia.
"Aku mencintaimu" Gumamnya setelah menciumku
"Aku juga mencintaimu"
Sesaat setelah itu, ia kembali menciumku-Namun kali ini ciumannya mendarat di bibirku dengan mulus-Tidak ada yang ia lakukan, hanya menempelkan bibirnya di bibirku sambil menutup matanya.Ini begitu sempurna.
Semua undangan bertepuk tangan, bahkan ada beberapa yang memotretku dan Kai ketika kami berciuman tadi.Baekhyun dan Luhan oppa mengangkat ibu jarinya, Chanyeol oppa, Chen oppa, Kris oppa, dan Tao oppa, Lay oppa, Suho oppa, Xiumin oppa, dan DO oppa bertepuk tangan begitu keras sambil tersenyum lebar.
Sedangkan Sehun? Aku tidak melihatnya sekarang-
Ku arahkan lagi pandanganku ke eomma dan appa-Eomma? Dia sedang mengusap matanya karena menangis, dan appa? Ia sedang membelai rambut eomma dan sesekali juga menitikkan air mata, bahkan dengan cepat appa menghapusnya.
Tiba-tiba appa berbalik, ia berdiri dan bertepuk tangan dengan keras.
Ku kembangkan senyumku pada appa, lalu melihat ke arah yang lain-Ke-dua orang tua angkat Kai, dan Kim ahjussi, ya orang tua kandung Kai.Mereka juga begitu bersemangat.Terlebih eomma angkat Kai, ia bertepuk tangan sambil mengusap air mata di pipinya -Ini begitu indah.
Kai menarik tanganku dalam genggamannya dan turun untuk berdansa di bawah sinar rembulan-Kami memang memutuskan untuk menikah pada malam hari, di bawah sinar bintang dan bulan.
Beberapa undangan juga menuju ke tengah untuk sekedar berdansa.Alunan lagu"Flightless Bird, American Mouth" Hiasi malam ini.Semua menikmati perasaan damai dan tenang.
Ku sandarkan kepalaku di dada suamiku, kami berdansa dengan santai dan tenang.Mencoba menikmati alunan lagu yang mengalir begitu indah di telinga.Membuat siapapun pasti akan terbius di dalamnya.Kai melonggarkan pelukkannya.Ku naikkan alisku bingung
"Ada apa?" Tanyaku tak mengerti
Ia membelai lembut kelopak mataku, lalu turun ke hidungku, dan yang terakhir bibirku "Aku hanya ingin menikmati wajah istriku" Jawabnya sambil terus menatapku.Aku tertawa kecil, ku sandarkan kembali kepalaku dan dadanya dan melewati malam terindah ini dengan berdansa bersama suamiku ..
Nyawaku ..
Dan ..
Seluruh hidupku ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar