Selasa, 19 Maret 2013

"Love is crying" Peserta Lomba Membuat FF #1


Nama : Susilawati
Umur : 16 y.o
Email : ryeosikim@ymail.com
Alamat : bogor
Punya Blog / Tidak : punya
Jika punya , apa alamatnya : http://wookieming.wordpress.com/

Tittle : Love is crying
Genre : romance, sad ending
Cast : Lee Donghae, Kim Seul ki,Kim Ryeowook
Length : oneshoot
Author : @ryeosi21
PG : 15+
Sound Support : KWill – Love is Crying & Super junior – In My Dream.



Saat aku merasakan getaran cinta yang sangat amat luar biasa dalam tubuh ini.
Saat itu juga aku kehilanganmu..
Kehilanganmu disaat aku benar-benar menyukaimu.
*Lee Donghae*

Aku tidak pernah mengharapkan kepergianku ini..
Ini adalah sebuah keputusan darinya..
*Kim Seul Ki*


“jangan sentuh benda itu” nada larangan terdengar sangat tegas di sebuah ruang tamu yang terdapat beberapa benda-benda berkualitas mewah dan mahal.

“maafkan aku tuan..” ujar seorang gadis yang baru saja di beri peringatan dari seorang pemilik rumah tersebut.


Ia berjalan mengekori sang pemilik rumah tersebut. Di perkenalkannya beberapa ruangan pada gadis yang akan menjadi maidnya itu.
Gadis itu hanya mengangguk mengerti dari arahan dan beberapa peringatan darinya.
“mengapa di dalam rumah sebesar ini, hanya dia sendiri yang tinggal disini?” gumamnya dalam hati. Saat donghae hendak menghempaskan tubuhnya pada sofa yang terletak di depan TV tersebut.

“Sudah mengerti kan semua arahanku di rumah ini” ucap pria bernama Lee donghae itu, dengan menengadakan kepalanya pada kepala sofa.
Gadis itu sudah mengerti, jadi dia hanya termanggut mengerti.
Donghae membangunkan dirinya dan menatap tajam maid barunya. “yasudah, apa lagi? Mulailah bekerja”
Gadis itupun langsung menunduk hormat pada majikan barunya. “arraseo tuan”.

“jika aku pulang nanti, rumah ini sudah harus rapi!!” ujarnya. Dan pergi berlalu begitu saja meninggalkan maid barunya itu.
Kim Seul ki, itulah namanya..
Dia hanya menatap punggung  pria itu menghilang dari hadapannya dan pria itupun, yang kedepannya akan selalu ia layani.

“mengapa ia terlalu dingin? Pantas saja ia menyuruhku untuk merubahnya. ”gumamnya. ia termanggut mengerti dengan sesuatu yang ia ketahui.
Seul ki mulai berpikir apa saja yang akan ia kerjakan terlebih dahulu. Ia lenggangkan tubuhnya menuju arah kamar mandi, berharap ada sesuatu yang dapat ia kerjakan.
Dan benar saja..
Saat ia sudah menapakan kakinya di ruangan lembab itu, ia menemukan beberapa pakaian yang berserakan dimana-mana.
Serta sampah-sampah wadah beberapa sabun mandi dan pembersih wajah berserakan di tepi buthup kamar mandi itu.
“OMO, apa yang dilakukanya selama ini? hal seperti ini saja ia anggap remeh.. jorok sekali” ujarnya. Gadis itupun langsung memungut beberapa pakaian yang menyeruak dari ember kecil di hadapanya kedalam ember yang lebih besar untuk dimasukkan ke dalam mesin cuci.
Tak lupa, sebenarnya ia sangat ‘Benci’ dengan keberadaan sampah. Namun apa boleh buat, ini tugasnya..
Dan ia harus melakukan tugasnya dengan baik.
“mengapa oppa menempatkanku pada tempat seperti ini” eluhnya. Tersirat rasa menyesal dalam benatnya menerima kesepakatan yang di buat oleh oppanya itu.

_Flashback_

“oppa mengerti, tapi ia ingin adiknya benar-benar berubah, kau ini dongsaeng oppa yang ramah dan penuh ketangguhan kan? jika masalah ini saja kau tidak dapat melakukanya, bukan Seul ki namanya adikku yang penuh dengan pertanggung jawaban”  tukas Kim ryeowook, yang tak lain adalah kakak dari seul ki.

“apakah Dong in eonni benar-benar tak ingin mengurusnya lagi?”

“bukan begitu, dong in meninggalkannya hanya ingin adiknya berubah. Dan ia berpesan sebelum ia pergi ke Tokyo ia memintaku agar membujukmu untuk menjadi maid adiknya. Dan dia merasa senang setelah ia mendengar ceritaku tentang dirimu, ia menginginkan adiknya menjadi ramah sepertimu”.

“Tapi oppa…” bantahnya lemah. Bukan inginya membuat kakaknya itu kecewa, dan apa boleh buat ini sebuah amanat dari sahabatnya di negri sebrang sana. Tidak mungkin ia meremehkan sebuah amanat dari seseorang yang belum pernah ia temui.
Selain itu yang ia tahu kakaknya sangat berhubungan baik sekali dengan kakak dari pria bernama Lee Donghae itu.

_Flashback End_


“hah lelah sekali” lenguhnya kelelahan. Iapun merenggangkan beberapa otot yang baru saja di kerjakannya dengan extra.
“selanjutnya memasak” gumamnya. Dan berjalan menuju dapur
Sejenak sebelum ia memasak ia memikirkan sebuah resep makanan yang ia suka dari oppanya. “Ramyun dengan jamur dan sawi.. Kurasa akan lebih enak” ucapnya. Dan langsung menyiapkan beberapa bahan yang ia butuhkan.

*

“aku lelah, mana makananku apakah sudah siap?”
Donghae sudah terhempas dalam sofa, ia meneriaki maidnya yang sedang menyiapkan makan malam untuknya.

Tak lama seul ki keluar dari arah dapur dan berjalan pelan menuju ruang tamu.
“sudah siap tuan !!” ucapnya. Dengan masih mengenakan serbet dan tanganya yang ia taruh kedepan dengan sikap istirahat di tempat.

“yasudah bereskan semua ini..!!” lagi-lagi donghae bersikap semena-mena pada gadis di hadapannya. Padahal seul ki bukanlah maid sungguhan..
Ia hanya mendapat tugas dari Dong in kakaknya untuk menjaga dan merubah sikap arogan adiknya lee donghae.

Sunyi memang dalam rumah berukuran yang lumayan besar itu. Hanya terdengar klentingan sendok dan garpu serta sumpit yang beradu dengan sebuah piring dan mangkuk dari arah ruang makan.
Seul ki menatap donghae dalam-dalam, seperti ada rasa aneh dalam dirinya ketika ia melihatnya makan dengan lahapnya.

“hey, ini masakanmu? Ramyun? Nasi goreng Beijing semuanya masakanmu eoh?” tegurnya. Membuat seul ki tersadar dari lamunannya.
Ia hanya mengangguk kecil seraya menundukkan kepalanya.
“ne, itu semua resep dari Rye…” ucapnya terhenti setelah teringat apa yang dikatakan kakaknya 3 hari yang lalu. ‘jangan sampai ia tahu, kalau aku adalah kakakmu’.

“nugu?” sentaknya pelan, sambil masih menyuapkan beberapa nasi goring yang masih tersisa itu.

“Ryemin ah ya.. Ryemin atau atasan maksudku engh.. ya dia mantan majikanku dulu saat aku bekerja di restoran yang siap saji ia, begitu tuan” ujarnya dengan perasaan ketakutan sekaligus cemas dengan kecurigaanya nanti.
Donghae mengetahui ryeowook,karena dulu sebelum kakaknya pergi, ia sering diajak oleh kakaknya ke rumah ini.
Setelah mendengarkan pernyataannya, Donghae hanya mengkerutkan dahinya dan langsung melahap ramyun yang masih belum disantapnya.
“emm.. kalau boleh tahu, memangnya ada apa? Apakah masakanku tidak enak?”.
“ya lumayan lah untuk ku santap malam  ini” tukasnya dingin. Setelah meneguk segelas air dan menyelesaikan makan malamnya.
Iapun berdiri dan langsung menuju kamar mandi. Untung seul ki sudah menyiapkan air hangat untuknya.
Karena kata eonninya kalau ia pulang malam sediakanlah air hangat untuk ia mandi.


Donghae POV

Rupanya ia sudah menyiapkannya. Cekatan sekali !!
Ia tahu kebiasaanku pulang malam,  dan harus selalu di sediakannya air hangat untuk mandiku.
Aneh tapi, darimana ia tahu? padahal ia kan baru tadi pagi menjadi maidku. Hah entahlah biarkan saja..
Yang  terpenting aku lelah aku ingin mandi saat ini, setelah show ku tadi bersama rekanku Lee Hyuk jae.


Tok…

“nugu?”
“seul ki”
“ada apa?”
“engh.. bolehkah aku masuk tuan?”

Aku terheran dengan maid sepertinya. Hah lancang sekali sebenarnya..
Apa yang akan ia lakukan ke kamarku malam-malam seperti ini..
Aku ingin beristirahat sebenarnya, karena saat ini aku memang benar-benar lelah.
Lebih baik ku ijinkan ia masuk. Siapa tahu ia ingin menemaniku tidur? Haha

“masuklah” jawabku. Seperti biasa aku adalah tipe orang yang dingin dan arogan terhadap orang-orang.

Cklekk…

“sebenarnya kau mau apa kesini?”. aku mencoba bertanya baik padanya dengan masih menatap majalah dewasa yang saat ini sedang ku pegang.

“aku hanya ingin mengantarkan susu ini untukmu”

“oh ya, taruhlah di meja sana” kataku. Dengan menunjuk arah meja samping ranjangku..

Ia hendak melangkah pergi dariku, namun dengan cekatan tanganku mencegahnya untuk pergi dari hadapanku..
Ku lihat tubuhnya sedikit bergidig dan terkejut. Cih Ekspresi macam apa itu? Haha
Ku tarik lengannya untuk jatuh kedalam dada bidangku. Sudah kuduga, wajahnya merona merah seperti kepiting rebus..
“tu..tuan ap..apa yang kau lakukan?” serunya. Nada bicaranya sedikit menggetar, kurasa ia ketakutan..
Yes !! aku berhasil..
“tidurlah bersamaku malam ini”
“tap..tapi tuan, aku tidak mau.. hemmpphh”
Segera kukunci bibirnya dengan bibirku agar ia tak berbicara panjang lebar lagi.
Kurasa ia menikmatinya. Buktinya matanya hanya terpejam menikmati ciuman dariku..

Author POV

“jadilah milikku sayang!!” ujarnya. Dengan memainkan beberapa helai rambut seul ki dari posisinya yang tertindih oleh seul ki.

“aku tidak tahu harus melakukan apa? Tapi jika aku harus menuruti perintahnya yang satu ini apa mungkin harus ku terima demi perubahan kelakuannya?” gumamnya dalam hati, yang masih takut serta bingung akan perintah donghae menemaninya tidur malam ini.

“padahal aku baru saja mengenalmu tuan, aku tidak mungkin menemanimu tidur seperti halnya seorang suami istri” ujarnya. Dengan kesan menolak..

Donghae hanya mengerutkan dahinya, dan langsung menindihnya. Merubah posisi mereka menjadi donghae lah yang diatas seul ki..

Degdeg..deg..deg..

Suara dentuman dari dalam jantung mereka terdengar jelas saat ini. takut,malu,bingung,senang itulah yang dirasakan seul ki saat ini. perasaanya berkecamuk setelah donghae mengecupnya tadi.
Ada getaran aneh dalam hatinya setelah mengenal sosok pria yang katanya arogan dan dingin ini.

“apakah kau menyukaiku?” Tanya seul ki. Pertanyaan yang aneh sebenarnya bagi donghae. Polosnya gadis itu sampai-sampai donghae menahan tawanya.

“hmmpp muahahahaha, yak… nona Kim kau ini mudah sekali  tergoda” serunya. Dengan bahakan tawa yang keras dari mulutnya.
Seul ki hanya mempoutkan bibirnya, merasa ia di permainkan..
Iapun langsung mendorong tubuh donghae dari atasnya, dan membuat donghae terjatuh ke lantai.

“napeun..!!!!” jerit kecilnya pada pria arogan itu. Ia langsung berlari meninggalkan kamar donghae..
Donghae hanya mentapnya heran.

Setelah beberapa jam kemudian..
Tidur donghae tak nyenyak, Nampak kegelisahan atas kejadiannya tadi. Merasa ‘Bersalah’ itulah yang dirasakannya saat ini..
“eerrrr… apa aku bersikap salah padanya?” gumamnya. Ia menatap langit langit kamarnya..
“ini pertama kalinya membuat seorang gadis menangis, walau sikapku arogan. Namun, soal membuat gadis menangis ini kali pertama dalam hidupku. Eomma Appa aku menyesal !!!” erangnya prustasi. Ia melemparkan selimutnya ke lantai dan menatap jam dindingnya.
Pukul 07.00..
memang gila, dari semalam ia tak bisa tidur nyenyak memikirkan gadis itu..
terlihat bulatan hitam pada matanya.. rambutnya berantakan, disertai pakaiannya kusut akibat tidurnya yang mengguling kesana kemari.
Ia membangunkan diri dan berkacak pinggang sejenak..
“ckck Seorang maid itu kalau jam seperti ini sudah mengantarkan secangkir coffee untuk majikannya, tapi apa yang ia lakukan disana? Baru 2 hari saja kerjaanya sudah tak memungkinkan ku perpanjang. Tapi.. apakah ia masih marah padaku?” decaknya. Iapun keluar dari kamarnya dan melenggangkan tubuhnya ke arah dapur..

Donghae POV


Maid macam apa dia? Melayani majikkannya saja bermalas-malasan seperti itu.
Eh tunggu? Sebelumnya aku tak pernah melakukan ini. yak.. membuatkan coffee untukku sendiri.
Fiuuhh sejak keberadaanya, ia memberikan dampak yang baik untukku.
Eoh.. kenapa aku malah menyukainya? Menyukai diriku yang mulai bersikap mandiri seperti ini.
Haha.. lucu sekali.

Pranngg….

Suara apa itu? Kamar seul ki..
Ya suara itu terdengar dari arah kamar seul ki. Apa yang ia lakukan pagi-pagi seperti ini?
Apa ia memecahkan barang milik rumahku ini? hah, jika kau melakukannya aku tak segan-segan mengeluarkanmu dari rumah ini seul ki-ah..

Cklek..
Kubuka pintu kamarnya perlahan dan…

OMO.. kenapa dia? Kenapa tubuhnya terkapar seperti itu?..
Akupun langsung berlari menuju tubuhnya yang tak berdaya pada lantai yang dingin itu. Ia mengeluarkan darah segar dari hidungnya..
Ya tuhan, kenapa dia? Apa dia sakit? Tubuhnya panas sekali.. wajahnya pucat.
Aku tidak bisa membiarkan kondisinya yang seperti ini..
Aku harus membawanya ke rumah sakit. Ya langsung ku bawalah ia ke bagasi dan  ku masukanlah tubuhnya yang sudah tak beradaya itu kedalam mobilku.
Dengan perasaan ketakutan  sekaligus cemas melihatnya seperti itu, langsung ku lajukanlah mobilku menuju rumah sakit terdekat disini.


Author POV

~SEOUL HOSPITAL~

“Suster.. tolong gadis ini”
“baiklah”
Tubuh seul ki langsung di dorong ke dalam ruangan UGD..
Tubuh donghae bergetar hebat karena cemas. Panas dingin mulai ia rasakan..

“apa yang terjadi dengannya?” Ujarnya. Dengan melorotkan bokongnya yang menghimpit tembok di belakangnya.

“semoga saja ia baik-baik saja, dan Mianhae seul ki-ah semalam aku membuatmu menangis” sesalnya. Dengan menangkupkan tangannya memeluk lututnya yang bergetar.

Donghae sangat amat cemas pada seul ki, karena ini mengingatkannya pada kejadian 4 tahun yang lalu..
Sejak kecelakaan yang terjadi pada kedua orangtuanya.
Ketika melihat darah..
Tubuh donghae akan menggetar hebat karena ketakutan. Itulah rasa trauma yang ia dapat ketika orangtuanya menghembuskan nafas terakhirnya dalam kejadian tersebut.

Cklek..

Seorang ahjussi dengan mengenakan jas putih dan stetoskop yang menggantung di pundaknya keluar dari ruangan tersebut.
Ia menghampiri donghae yang sedang memmojokan dirinya.

“apakah kau keluarganya?” tanyanya ramah. Membuat donghae berdiri sigap dan siap menanyakan beberapa pertanyaan pada dokter tersebut.

“bukan, apakah gadis itu baik-baik saja?” Tanya donghae cepat.
Dokter itu hanya terdiam dan menggeleng kecil..

“kau tak tahu penyakit apa yang ia idap?” dokter bertanya balik pada pria idol remaja itu.

“memangnya ia memilki penyait apa?”. Donghae mulai khawatir dan melihat ekspresi dokter yang seperti itu ia semakin takut.

“ia mengalami radang selaput pelindung system saraf pusat atau lebih di kenal dengan ‘Meningitis’. Dan kurasa ia sudah memendam penyakitnya cukup lama, hingga tak ada kemungkinan dia untuk pulih kembali” jelasnya. Dokter itu hanya menatap lemah donghae dengan meremas bahu donghae.

“kau harus sabar, kemungkinan kedepannya ia akan mengalamai kerusakan kendali gerak,pikiran bahkan kematian..” ujarnya.

“apakah tidak ada jalan lain untuk menyembuhkannya?” tanyanya lemas.
Dokter itu hanya menggeleng kecil seraya menepuk pelan bahu donghae yang mematung tak percaya.


Donghae POV

Kenapa sebelumnya ia tak menceritakan ini?. Apa ia sengaja ingin membuatku menangis.
Hah seul ki, kau bodoh..

Saat ini benar-benar bingung dengan diriku sendiri. Sebelumnya, aku taidak pernah sekhawatir ini pada seseorang yang baru ku kenal, ya kecuali dengan keluargaku.
Tapi aku merasa takut jika kehilangannya. Apa mungkin aku sudah mulai menykainya?.
Ini baru dua hari ia tinggal bersamaku, tapi ia mampu membuatku seperti ini..
Kau berbeda dengan wanita lainnya Seul ki-ah..


*

Kini aku sudah di dalam ruang inap perawatan.
Seul ki sudah di pindahkan ke dalam ruang inap baru, namun yang belum bisa membuatku bernafas lega.
Ia masih tak bergeming sedikitpun. Banyaknya beberapa selang ditubuhnya..
Membuatku ingin menangis, ini bukan sekedar penyakit biasa.
Seul ki yang baru saja ku kenal 2 hari yang lalu, ternyata mengidap penyakit yang mematikan..
Padahal ia gadis yang polos,unik dan ramah. Namun, Tuhan sangat adil pada makhluknya.
Ia engantarkan penyakit mematikan itu untuk gadis ini. seul ki-ya, mungkin kau tengah di beri cobaan agar kau tetap memiliki semangat hidup.

“seul ki-ah ireona !!!”.


~Love is Crying~


Author POV

Nyanyian burung di pagi hari serta sinar mentari pagi yang menyeruak memasuki jendela kamar ruang inap sebuah rumah sakit tersbut. Terlihat seorang pria tengah tertidur pulas di samping wanita yang tengah terbaring lemah itu.
Semalaman Lee Donghae menunggu kesadaran gadis itu. Sampai-sampai iapun rela menunggunya sadar hingga pukul 03.00 dini hari.

Donghae masih tertidur, namun sebuah tangan seseorang disampingnya tengah menggerak gerik dan tengah mengerjap-ngerjapkan matanya.
“Eunghh” lenguhnya.

Seul Ki POV

“eunghh..”.
Neo..
Donghae-ssi?. Apa yang ia lakukan disini? Dan..aku?.
Apa ini? mengapa ada selang impusan di lenganku? Dan mengapa ada selang oksigen di hidungku?.
Apa aku?...
Ah aku ingat, tadi pagi kepalaku terasa pusing lagi. Dan ini semua akibat penyakit itu..
Ya tuhan..
Apa ia tahu penyakitku?

“eunghh”. Kurasa ia mulai terbangun dari tidurnya.
Ku tatap dirinya dalam posisi tertidur dengan duduk itu. Dan ia terbangun dari tidurnya dan kemudian ia merenggangkan tangannya keatas.

“umh.. Neo? Kau sudah bangun?” serunya. Ia menatapku dengan lemah.
Ada lingkaran hitam di matanya, apakah ia menungguku. Ya tuhan, tenyata di balik sikap arogan dan dinginnya ia masih dapat peduli hterhadap orang lain.
Dong in eonni, kurasa kau salah menilai adikmu. Dia sangat baik sebenarnya. Kau harus tahu ini, kau pasti akan sangat senang jika aku memberitahu ini padamu.

“aw..sshhh”. sakit..
Otakku lagi-lagi menerima beban kesakitan ini lagi. Ya tuhan, sebenarnya aku sudah pasrah dengan kehidupanku.
Jika kau ingin mengambil nyawaku saat ini juga, ambilah..
Tugasku sudah selesai di dunia ini. aku sudah bisa dan aku sudah tahu jika seseorang yang dulu terdengar arogan dan dingin, kini ia dapat bersikap ramah padaku..


Author POV

“Seul ki-ya, gwenchana?” tanyanya khawatir. Ia mencoba memanggil dokter, namun seul ki melarangnya.

“andwae, nan gwenchana..” ujarnya membohong.
Donghae hanya menekukan alisnya. Tampak jelas raut kekhawatiran dalam lubuk hatinya.

“aku takut seul ki-ah”.

“kenapa harus takut?” senyumnya. “aku baik-baik saja, tenanglah…” titahnya. Seul ki menahan rasa sakitnya. Ia tak ingin jika orang yang mulai ia sukai itu mengkhawatirkannya.

“kau  berbohong selama ini. KENAPA SEJAK AWAL KAU TIDAK MEMBERITAHUKU KALAU KAU MEMILIKI PENYAKIT SEPERTI INI HAhhh? WAEYO KIM SEUL KI??” bentak donghae. Yang di kuasai perasaan emosi dan cemas.

Seul ki hanya terdiam tak memberikan perlawanan. Namun yang terlihat, hanyalah butiran air bening dari pelipis matanya terjatuh membasahi pipinya. Saat mendengar sentakkan donghae yang membuat hatinya bergetar hebat karena takut.
Donghae menghampirinya dan memeluknya lembut.

“mianhae..” serunya. Lemah suaranya terdengar di telinga gadis yang baru saja berusia 20 tahun itu.

“aku tidak bermaksud membentakmu, aku hanya takut jika seseorang yang aku sayangi pergi lagi dari kehidupanku” ujarnya serak menahan air mata yang ingin menyeruak keluar.

“maksudmu?~” titahnya. Seul ki bergeming dengan masih mengalirkan beberapa butiran bening dari pelipis matanya

“orangtuaku..~ mereka sudah meninggalkanku sejak 4 tahun yang lalu, dan nunnaku~  ia tengah sibuk dengan pekerjaannya di Tokyo, aku hidup di rumah itu dengan sendirian tak ada yang bisa memberikanku kasih sayang. Aku tak bisa hidup mandiri sebenarnya, jika bukan karena hyungku Hyuk jae yang selalu menyediakan kamarnya untukku di rumahnya, walaupun ia sudah memiliki keluarga kecil. Itulah alasan ku selalu bersikap dingin, tak ada yang bisa memahami isi hatiku. Namun sejak keberadaanmu itu, aku merasa tidak sendiri lagi. Kau adalah orang yang dapat mengubah sikapku seul ki-ah”.

“neo~”

“ya.. aku menyukaimu..”.

“aniya, kau tidak boleh menyukaiku !!!” bantahnya. Seul ki mendorong tubuh donghae dari pelukannya.

“Waeyo~??”.

“Andwae.. !!! hikkss jangan menyukaiku hiks..” isaknya kemudian. Seul ki menutuh wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia menangis histeris..

Terlihat pria yang tadi di dorongnyapun mulai meneteskan air  matanya. Ia mendekati gadis itu lagi..
Ia mencium dahi gadis itu dan sekanya air mata yang terus menerus mengalir membasahi pipi halusnya itu.

“kau tidak boleh seperti itu.. aku akan menjagamu”.

“andwae, kau akan merasa sakit jika kehilanganku..”.

Donghae menatap bola matanya yang sayu itu. Tak terasa air matanya mulai menyeruak lagi..
Tak sanggup jika ia terus menerus melihat gadis di hadapannya menangis seperti itu.
Apalagi, ia telah mengetahui penyakit seul ki yang tak mungkin di sembuhkan lagi. Hatinya semakin tergores luka yang pasti nantinya akan kehilangan gadis yang mulai ia sukai itu.

“aku tulus menyukaimu, saranghae..”.

Gadis itu masih ta bergeming. Ia tak menjawab pernyataan donghae..
Yang ada dipikirannya adalah, ia tidak ingin meninggalan luka pada pria di hadapannya ketika ia pergi nanti.


*


Seul ki sudah berada di rumah donghae, donghae masih tetap ingin menjadikan seul ki sebagai kekasihnya bahkan isterinya kelak. Namun seul ki juga masih tetap dengan keinginanya, yang tak ingin meninggalkan luka pada donghae.
Keadaan semakin rumit untuk seul ki  dan membaik untuk donghae. Donghae sudah mulai merubah segala kelakuannya..
Ia mulai merawat seul ki, ia tahu bahwa seul ki sangat tidak ingin jika terus menerus di perlakukan seperti itu oleh donghae.
Karena dia tahu, semakin ia terus bersamanya semakin rumit untuk dirinya melupakan seul ki nantinya.

“aku ingin keluar dari rumah ini, aku tidak bisa terus menerus bekerja disini dan juga tidak mungkin akan terus merepotkanmu”.

“wae? Kau merasa keberatan?.. aku mencintaimu seul ki-ah”.

“ku bilang kau tak boleh menyukaiku”.

“aku akan tetap menyukaimu” tukasnya. Seul ki pergi meninggalkan donghae yang masih terduduk di sofa ruang tamu dengan masih memegangi mangkuk berisikan bubur untuk seul ki.

Malampun tiba..

Seul ki mengurung seorang diri di kamarnya. Ia tak ingin donghae mendekatinya lagi..
Hingga sebuah ide terpintas dari otaknya. Jika donghae tak bisa membiarkanya pergi begitu saja..
Iapun nekat ingin meninggalkan rumah itu saat donghae sudah tertidur lelap..

Ia meraih laci kamarnya, dan mengambil sebuah buku kosong dan balpoin disana..
Dengan berat hati ‘sebenarnya’, iapun memutuskan menulis surat untuk donghae..
Tanda rasa pamit  sekaligus perpisahan untuknya.
Selama menulis, air matanya tak berhentinya mengalir. Ia terus terisak dalam tangisannya..
Namun donghae yang berada di kamar atas tak sekalipun mendengarnya.

Setelah selesai ia menulis surat kepergiannya. Iapun bergegas kedapur..
Waktu menunjukan pukul 04.30.
Dini hari ia sudah mengoprek segala bahan-bahan untuk di olahnya menjadi masakan terlezat untuk pemilik rumah itu.
Dengan menaahan rasa sakit di otaknya dan bibirnyapun sudah mulai memucat kembali.
Ia tetap bersih keras ingin membuatkan masakan terakhirnya untuk donghae.
Saat masakan telah siap saji.
Seul ki menyajikan masakan itu di meja makan. Tak lupa ia mempercantik segala masakannya.
Seul kipun membersihkan rumah itu terlebih dahulu, sebelum akhirnya ia pergi..
Dan terakhir..
Surat yang semalam ia tulis di taruh di bawah gelas yang berisikan susu untuknya.
Namun saat mengangkat gelas itu..
Tangannya bergetar tak menentu. Mengkeram begitu saja.
Mungkin benar yang dikatakan dokter, perlahan dia akan mengalami kelumpuhan fisik sebelum akhirnya meninggalkan dunia ini.
Ia menangis seketika..
Merasakan takut sangat amat. Namun ini memang sudah yang akan terjadi dengannya..
Iapun mulai menghirup nafas lega sejenak, sebelum akhirnya menyeret sebuah koper keluar dari rumah itu.

“goodbye.. mianhae sebelumnya telah membebanimu”.



Donghae POV

Eummhh…
Ya tuhan..
Apa yang aku lakukan? Seul Ki..
Apakah ia sudah tak marah padaku lagi?.
Sebaiknya ku lihat saja, aku takut jika terjadi apa-apa padanya.. jika terus mengurung diri disana.
#Blammm…

Setelah pintu kamarku tertutup, sedikit aneh..
Mengapa di meja makan ada banyak makanan disana?. Apa mungkin..
Seul ki?..

Ku berjalan gontai menuju meja makanku. Ku lihat berbagai makanan sudah tersaji disana.
Mungkinkah dia yang melakukannya?. Dan apa ini?.. ‘surat’?
 Ku ambil secarik surat itu dari tindihan gelas yang berisikan susu tersebut.
Ku amati bentuknya hingga sebuah tulisan terpampang dari lembaran kertas itu..
Dan ku baca satu-persatu kata yang terdapat dalam surat tersebut..

“To : Lee Donghae..

Sebelumnya aku sangat berterimakasih padamu.. ‘Tuan’. Karena Kau telah bersikap ramah padaku..
Awal mengenalmu itu, aku memang sedikit takut dan canggung, karena sikapmu yang dingin dan arogan itu. Namun setelah aku mengenalmu 2 hari kemudian, kurasa aku salah menilaimu.
Ternyata kau adalah orang yang ramah dan peduli.
Aku tak pernah marah padamu tuan..
Kau tak pantas ku marahi. Karena kau bukan siapa-siapaku..
Saat kejadian di kamar itu, aku memang marah pada saat itu..
Tapi, kejadian itu pula membuatku tak bisa tidur karena malu dan bahagia.
Kau tahu?. Ya kau pasti tahu.. tentang penyakitku ini.
Inilah yang membuatku tak bisa berada terus menerus di rumahmu. Karena apa?
Aku akan terus merepotkanmu, aku akan terus membuatmu merasakan luka 4 tahun yang lalu pada dirimu. Luka yang kau katakana, luka saat kehilangan kedua orangtuamu itu.
Kau tidak bisa bersamaku tuan..
Sebentar lagi, malaikat itu akan menjemputku dan menempatkanku bersama kedua orangtuamu disana.
Oiya.. aku sudah meniapkan sarapan pagi untukmu. Makanlah !!
Jangan mencemaskanku, jangan mencariku,jangan menyukaiku lagi..
Dan Jeball… LUPAKAN AKU !!!
Untuk yang terakhir kalinya..
Mianhae, telah membebanimu selama ini..
Dan..
Kamsahamnida.. untuk semuanya.

**Kim Seul Ki** “


Author POV


“Mwo?..ap..apa dia..” serunya lemah. Donghae langsung berlari menuju kamar seul ki.
Ia mendobrk pintu kamar itu. Dan betapa terkejutnya..
Ia melihat kamar itu kosong, tak terdengar ataupun terlihat seorang gadis disana.
Ia menjatuhkan lututnya lemas. Air matanya tak terasa jatuh ke dasar lantai begitu saja.
“PABO… SEUL KI-yaaa Arrrrrrgghhh hiks..” erangnya. Dengan rasa sesal yang sangat amat ia membanting segala perabotan yang ada di kamar itu.

“napeun hikss.. waeyo..”.


*

INCHEON…

Tok…

“op..oppa..”.
“ye, chankaman..”.

Seorang gadis dengan wajah memucat serta tubuhnya yang melemas kaku tengah menunggu seseorang untuk membukakan pintu kamar apartmen tersebut.
Gadis itu mengeluarkan darah segar lagi. Sejak perjalanannya menuju incheon..
Darah itu terus mengguyur bibirnya yang merah. Lemah..
Keadaannya sudah melemah saat ini.
Dan..

Cklek..

Pintu itu terbuka sedikit demi sedikit dan..
Bruukk…
Seul ki langsung terjatuh di pelukan ryeowook dengan darah yang terus keluar dari hidungnya.
Ryeowook sontak terkejut dan  langsung menahan tubuh adiknya itu.
Betapa shocknya ia ketika melihat adiknya mengeluarkan darah segar dari hidungnya.

“Seul ki-ya… neo..neo.. daeche mwoga munje ya? Kenapa kau seperti ini? ireona chagi..” seru ryeowook dengan polos. Tidak tahu bahwa seul ki tengah berada dalam genggaman malaikat maut.

“SEUL KI-ya…IREONA…. !!!” teriaknya. Kemuadian langsung menatap wajah seul ki yang sudah benar-benar memucat..
“Ya tuhan… Seul ki-ya.. neo, Bertahanlah… bertahanlah yeoppo.. hiks”.
Ryeowook segera membopong adiknya menuju dasar lantai apartmennya itu.
Ia sangat ketakutan dengan keadaan adiknya saat ini. dilajukanlah mobil audi putih itu menuju rumah sakit seoul..

*

“tidak mungkin dok, saya rasa adik saya sehat dan kuat. Katakan ini slah kan dok !!!”.

“tidak tuan Kim, dia memang sudah mengidap penyakit itu sejak lama.. hanya saja mungkin ia menyembuyikannya dari anda dan orang-orang. Saya sudah memperingatinya untuk selalu check up padaku, tapi dia membandal tak ingin menuruti perintahku. Sekarang.. kita hanya bisa berdoa untuknya, semoga saja ada keajaiban untuknya. Kau harus sabar tuan Kim..”. ujar seorang dokter bermargakan Choi itu.
Ia hanya melangkahkan kakinya pergi dengan perasaan tak yakin seul ki tak dapat di selamatkan.

“Seul ki-ya.. apa yang kau lakukan pada oppamu ini? kenapa kau tak memberitahukannya hikks” isaknya. Pria bertubuh mungil itu menangis histeris dalam keterpurukannya.

“Napeun.. aku oppa yang jahat !!, seharusnya aku tak menyuruhmu untuk berpura-pura sebagai maid disana.. seharusnya kau selalu ada di dekapanku. Eomma.. jangan bawa seul ki dariku. Jika kau mengambilnya, siapa yang akan menjadi penyemangatku lagi?” sesalnya. Ryeowook terus menyesali semua perbuatannya pada adiknya itu.

Tak lama ia merogoh sesuatu kedalam kantung celananya. Dan di carilah sebuah kontak bernamakan ‘Lee Dong in’.
“yeoboseyo..”
“ne yeoboseyo”
“dong in-ssi, mianhae.. seul ki tak dapat menepati janjimu”
“waeyo?”
“hikss…”
“kenapa kau menangis wookie-ssi?”
“adikku terkena penyakit meningitis, dan kata dokter tak ada harapan untuknya sembuh kembali”
“astaga… jinjja? kau.. ya tuhan mianhae”
“hikkss… dia sudah memendam penyakit itu cukup lama”
“MWO?, ya tuhan.. aku merasa bersalah padanya. Wookie-ah mianhae”
“gwenchana dong in-ah, hikkss aku takut…”
“mianhada, baiklah esok aku akan pulang ke seoul.. sekaligus memberitahukan ini pada adikku, bersabarlah ryeowook-ah”
“ne”.


*


“donghae-ya.. eodiga eoh?” sentak tiba-tiba seorang wanita dengan mengenakan dress hitam dengan mengenakan kacamata hitam itu.

Ia berjalan cepat mencari keberadaan adiknya itu. Dan ternyata..
Donghae dalam keadaan melamun di kamar seul ki. Wajahnya pucat, rambut teracak-acak, kaos oblong yang kusut, dan lingkaran hitam dalam matanya membuatnya seperti orang yang tidak waras.

“Donghae-ya…  kau kenapa chagi?” seru gadis itu. Langsung menghampirinya dan membalikan telapak tangannya di dahi pria tersebut.

“Kau sakit? Ya Tuhan.. ada apa denganmu?” cemasnya. Ia langsung memeluk adik kesayangannya itu..

Tak lama donghae memeluk erat gadis itu, dan terisak menyedihkan..
“Seul Ki nunna.. Seul ki !!!!” ernag donghae ketakutan.
“ssstt.. uljimma, kita ke rumah sakit sekarang.. badanmu panas sekali. Nunna akan mempertemukanmu dengan seul ki..”.
“jinjja?” seru donghae. Ia sedikit senang ketikka unninya mengatakan bahwa ia akan mempertemukannya dengan gadis yang ia cintai itu.
“kalau bagitu, gantilah pakaianmu ne”.
“ne nunna”.

*

Dalam perjalanan menuju seoul hospital, donghae bercerita soal seul ki padanya..
Nunnanya hanya tersenyum kecil. Ia tak tahu, bahwa seul ki dalam keadaan di ujung kematian.

“Jadi? Kau sudah mengatahui ia..”
“ne nunna, aku sudah tahu bahwa ia mempunyai penyakit meningitis..”
“itu sebabnya kau seperti tadi?”
“ne nunna, aku hancur dengan pernyataanya ia ingin meninggalkanku dan tak ingin bersamaku lagi. Dan aku memang tahu kenapa ia melakukan itu padaku.. Karena aku tahu dia pasti..” ucapnya terhenti.
“Meninggalkanku” sambungnya lagi seraya menahan air matanya.
“Seul ki dalam keadaan tak memungkinkan untuk hidup donghae-ah”. Ujar dong in, mengejutkan donghae..
Pria itu langsung membulatkan matanya.
“darimana nunna tahu?”.
“Ryeowook-ah, Ryeowook oppanya lah yang telah memberitahu nunna. Karena itu nunna langsung pulang ke seoul..”.
“jad..jadi ryeowook oppa seul ki? Dan.. dan.. Seul ki sekarang dalam keadaan koma?”.
Dong in hanya mengangguk kecil..
Ia merasa takut jika adiknya akan gila karena seul ki.  Ia senang sikap dinginnya dan arogannya telah berubah. Namun jika seul ki pergi..
Makan akan meninggalkan luka yang sangat amat menyakitkan baginya.

“nunna.. aku mencintainya” ujarnya. Sembari tersenyum getir dan memandang kosong jalanan dihadapannya. Air matanya jatuh begitu saja..
Dong in semakin takut. Iapun memeluk donghae dan memberikan ketenanagan di dalamnya..
Tak terasa air matanya pun jatuh begitu saja.

“ujimma donghae-ya, jangan membuat nunna ketakutan.. jika seul ki pergi, maka kau harus merelakannya. Janganlah menjadi pria pecundang..”.
“aniya nunna, aku mencintainya jeongmal sarang.. hikkss”.
“tataplah nunna”.
Donghaepun menuruti perkataan nunnanya. Di tataplah nunnanya itu..
“jadilah pria kuat..!!! nunna tahu kau pasti sangat tertekan dengan keadaan ini. kau.. sebagai laki-laki harus mampu menahan beban cobaan ini. arrachi?, uljimma.. “ ujarnya menenangkan donghae. Dan di sekalah air mata adiknya itu dengan ibu jarinya.
“nde nunna, gomawoyo”.

Donghae dan dong in pun sudah sampai di Seoul hospital. Merekapun mulai melangkahkan kakinya menuju kamar 153, temapt di rawatnya seul ki..
Terlihat seorang pria tengah menutup wajahnya dengan kedua telapaknya karena prustasi.

“ryeowook-ssi, gwenchana?”.
“hummh?” sahutnya dengan menengadakan kepalanya melihat kedua kakak beradik itu.
“kau sakit? Ya tuhan.. wajahmu pucat sekali, chankkaman.. kalian tunggu disini aku akan membelikan makanan untuk kalian arrachi.” Donghae mengangguk. Dan langsung terduduk seimbang dengan ryeowook..
Merekapun bercakap-cakap sejenak.
“kau oppa seul ki?”.
“nde..”.
“mianhae.. “.
“waeyo?”.
“selama seul ki di rumahku, selalu ku perlakukan dingin”.
“ahh aniya, aku sudah tahu semua sikapmu dari nunnamu..”.
“kau tahu penyakit yang di alami seul ki?”.
Sejenak.. hening seketika. Ryeowook menghaembuskan nafas beratnya..
Dan donghae melamunkan kembali surat yang di tulis seul ki untuknya.
“dia gadis yang ramah, bukan begitu?”.
“ah ne, dia adikku yang sangat ramah dan bijaksana. Dia cantik, menyenangkan, dan strong dalam menghadapi sesuatu”.
“jinjja, kau benar..”.
“tapi sayangnya, dia mempunyai kakak yang sangat BODOH sepertiku.. !!!” rutuk ryeowook, dengan menggenggam kuat tangannya.
“waeyo? Kau tidak bodoh.. kau mendidiknya dengan baik”.
“aniya.. sebelumnya ini salahku, kalau saja aku tak menyuruhnya untuk menjadi maid di rumahmu.. dia tak akan seperti ini hikss…”. Ryeowook mulai menangis dan menyesali lagi perlakuannya.
“jadi.. seul ki, bekerja di rumahmu atas dasar kau…”.
“ne..”.
“memangnya apa yang kau harapkan dengan seul ki bekerja di rumahku eoh?”.

Bukk…

Seseorang tibatiba saja menjatuhkan sekantung bubur yang di bawanya. Dan langsung membuka suaranya..
Membuat kedua  orang di ujung pintu kamar seul ki pun menoleh.

“Aku yang salah !!!.. SEHARUSNYA AKU TAK PERLU MENYURUHNYA UNTUK MERUBAH SIKAP DONGHAE…!!!” jeritnya sesal.
Ia menjatuhkan lututnya.. dan menangis merutuk dirinya.
Dasar lantaipun ia pukuli dengan keras..
Ryeowook mendekatinya, sedangkan donghae masih mematung setelah mendengar pernyataan dari kakaknya itu.
“apa yang kalian lakukan? Aku tidak mengerti !!!!” jerit donghae frustasi..
“aarrrhhh…”.

Cklekk…

“ap..apa yang kalian lakukan?” seru seseorang dari balik pintu.
“SEUL KI?” teriak donghae dan langsung membuka paksa pintu ruang rawat itu.
Setelah menenangkan hatinya, Ryeowookpun langsung membantu dong in berdiri. Kemudian merekapun berjalan menuju kamar rawat tersebut..

“SEUL KI-ah.. kau sudah sadar?”.
“donghae-ya.. apa yang kau lakukan disini?”.
“aku mencarimu..”.
“sudah kubilang jangan mencariku…”.
“….”
Donghae tak bergeming..
Ryeowook dan dong in hanya berdiam diri menatap keduanya. Tak ingin mengganggu apa yang sedang mereka katakan..
Dong in dan ryeowook hanya mengamatinya dari luar kamar.

Seul ki mencoba menghirup nafas banyak, dan menatap sayu donghae..
“baiklah.. jika kau mencintaiku, bawalah aku ke seoul tower.. aku ingin menhirup udara malam disana” ujarnya. Seul ki tersenyum kecil..
Donghae pun langsung tersenyum dari berlari mengambilkan sebuah kursi roda untuknya.

Ryeowook mendekati gadis malang itu, begitupun dengan dong in..
“chagi, mianhae..”.
“untuk apa oppa?”.
“untuk segalanya..”.
“aniya.. tak ada yang harus di maafkan, kau oppa yang sempurna bagiku”.
Seul ki mulai tak bisa menggerakan kedua tangannya lagi. Kedua tangannya mendadak kaku..
Ia menangis karena takut..
“chagi uljima..” seru ryeowook memeluk adik satu-satunya itu.
“aku lumpuh oppa !!!” ujarnya. Ia tersenyum simpul menatap tangannya yang tak bisa di gerakkan itu.
“seul ki-ah,  bersabarlah atas semuanya.. dan mianhae eonni telah melakukan banyak keslahan terhadapmu !!”.
Dong in pun memeluk gadis mungil itu, ia mengelus rambut gadis itu halus..
Namun ia terkejut, ketika ia meraup banyak rambut dari seul ki yang ia genggam.
“se…seul ki..”.
“eonni.. harapanku kini sudah di ujung tanduk.. lihatlah, rambutku sudh ahbis karena rontok dan tanganku sudah tak bisa di gerakkan..”.
Seul ki tersenyum getir..
Sakit yang di deritanya, dijadikannya tanda kasih sayang tuhan untuknya..

“disaat kau seperti inipun, kau mampu tersenyum seul ki-ah…”. Gumam donghae dari ujung pintu kamar yang terdiam memegangi kursi roda.

“donghae-ya? Ah kajja.. kita pergi bersama ke seoul tower, aku ingin melihat pemandangan kota seoul di malam hari..”.

Ryeowook hanya memukul tembok di hadapannya. Dan dong in hanya menunduk ketakutan..
Ketika seul ki bersih keras ingin pergi keluar..
“ayolah oppa, eonni..!!!” rengek seul ki.
Ryeowookpun menggenggam tanganya erat, mengisyaratkan..
Bahwa ini terakhir kalinya ia melihat seul ki tersenyum senang.
“kau dongsaengku yang sempurna !!, pergilah bersama donghae. Oppa dan dong in eonni akan menunggumu pulang”. Ucap ryeowook menahan air matanya.

“mengapa begitu?”. Titah seul ki polos..

“ah baiklah, kajja donghae bawa dia ke seoul tower sekarang juga !!!”. pinta ryeowook memaksa dan langsung membopong tubuh seul ki menaiki kursi roda tersebut.

“oppa.. kau yakin tak ingin ikut?”.
“hmmm.. oppa menunggumu disini chagi”.
Ryeowook mengecup dahinya lembut dan cukup lama. Ia mengelus rambut panjangnya yang teraup banyak karena rontok..
“oppa…”.
“hmmm ne.. kalau begitu bawa dia donghae-ah”.
“arraseo…”.
Donghaepun langsung mendorong kursi roda itu dari hadapan ryeowook.
Setelah mereka tak dapat terlihat lagi.
Ryeowook melambaikan tangannya dan mengucapkan “saranghaeyo chagi, setelah kau pulang nanti.. kau akna berubah menjadi malaikat yang asnagt cantik disana bersama eomma !!”.
Ryeowook menjatuhkan lututnya ke lantai dan menangis histeris..
Begitupun dengan dong in yang tak kuasa melihat sahabatnya harus kehilangan satu-satunya adik yang ia banggakan.


~SEOUL TOWER~
21.00 KST

“kau tahu?.. aku senang dapat melihat wajah lucumu  lagi..hehehe”.
“mwo? Memangnya wajahku lucu hummhh?”.
Donghae menarik pelan hidung seul ki. Seul ki hanya mempoutan bibirnya karena kesal.
“aku juga senang, dapat melihatmu tersenyum lagi…”.
“hmmm.. Oppa..”.
Donghae tercengang, ketika seul ki mengatakan ‘Oppa’.
“Oppa?”.
“ya.. oppa, bolehkah aku memanggilmu oppa?”.
Donghaepun mengangguk kecil dan tersenyum pada gadis di hadapanya itu.
Saat ini mereka sedang saling berhadapan..
Donghae mulai teringat dengan perkataan dokter, yang menyatakan bahwa seul ki tidak akan lama lagi akan meninggalkannya.
Iapun langsung mendekatkan wajahnya dengan seul ki. Bibirnya menyentuh bibir seul ki yang merah, bahkan sangat merah seperti darah..
‘DARAH’? ya.. hidung seul ki kembali mengeluarkan darah.
Saat donghae melepaskan kiss itu, seul ki hanya tersenyum kecil..
“hehe.. darah.. hhh.. ya.. darah yang kesekian kalinya” ujarnya dengan nada menggetar.
“chagi..”.

“turunkan aku dari kursi roda ini oppa..!!, aku ingin tidur di pundakmu” pintanya. Dan donghaepun langsung menurunkan seul ki dari kursi rodanya.
Dan kini mereka sudah dalam posisi yang diinginkan seul ki.

Seul ki menaruh kepalanya pada pundak donghae, dengan kaki yang terlentang.. begitupun dengan donghae.
Namun seketika seul ki tertawa kecil dan membuat donghae terkejut.
“hhh.. oppa, lihat.. kakikku sekarang tak bisa di gerakkan. Sama seperti tanganku kkkk~”.
“cha..chagi” ucap donghae tebata-bata.
Ia mulai ketakutan. Tubuhnya menggetar hebat… saat seul ki mengucapkan beberapa kat untuknya.
“oppa.. saranghae”.
“Oppa.. aku ingin tidur boleh ya. Hmm jaljayo…”.

Donghae hanya tersenyum ketakutan menanggapi perkataan seul ki yang terbilang sangat cepat itu.
Iapun membuka jacketnya dan memakaikannya pada seul ki.

“nado chagi…”.
“jaljayo.. tidurlah yang nyenyak”. Ucap donghae menggetar. Ia tersenyum simpul..
Ketika tak merasakan hembusan nafas dari seul ki lagi. Air mata yang di tahannya..
Menyeruak begitu saja..
“semoga.. kau tenang disana !!!, eomma appa.. jagalah gadis yang sangat amat aku cintai ini”.
Donghae mengecup pelan pucuk kepala seul ki.
Ia memeluknya erat, dengan menagis histeris..
“Tidurlah dalam mimpi panjangmu Chagi arrrrrrggghhhh”. Jerit donghae .
Menangisi gadis yang sudah tak bernyawa lagi. Malaikat cantik itu telah terbang jauh..
Dan tak akan kembali.
Yang tertinggal hanya tubuhnya yang mungil. Yang tak dapat ia gerakkan lagi..
Karena tuhan sudah memanggilnya.

“aku akan pergi dengan tenang Lee Donghae !! jangan tangisi aku lagi !!!”
~Kim seul Ki~

The End..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar